Salah satu progam keluarga berencana (KB) adalah memberikan edukasi yang tepat bagi pasangan suami istri untuk melakukan perencanaan kehamilan yang baik. Perencanaan kehamilan ini perlu dilakukan untuk memberikan kesempatan ibu memulihkan kondisi tubuh sehingga anak juga bisa tumbuh maksimal. Untuk mencapai tujuan terssebut, kita perlu alat kontrasepsi yang tepat.
Kamu harus tahu ada dua jenis alat kontrasepsi berdasarkan jangka waktu pemakaiannya yaitu temporer dan permanen. Alat kontrasepsi temporer penggunaannya bisa dihentikan saat kamu ingin menambah momongan. Sedangkan alat kontrasepsi permanen adalah tindakan sterilisasi yang dapat membuat seseorang tidak dapat melakukan pembuahan lagi.
Mari kita berkenalan dengan alat kontrasepsi temporer yaitu pil KB, suntik KB, implant, dan IUD. Setiap alat kontrasepsi ini memiliki batas waktu dan efek samping yang berbeda-beda. Setiap orang juga memberikan reaksi tubuh yang berbeda pula, karena itu diskusikan dengan dokter atau bidan untuk memberikan rujukan yang tepat sebelum memutuskan memakai satu alat kontrasepsi. Pahami manfaat dan efek sampingnya sehingga kamu merasa aman dan nyaman menggunakan alat kontrasepsi.
Jenis Alat Kontrasepsi
Ada dua golongan pil KB , yaitu jenis yang mengandung hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen. Keunggulan pil KB adalah harganya murah dan mudah dikonsumsi. Dikutip dari Popmama, tingkat kegagalan hanya 8% jika penggunanya menggunakan secara teratur.
Kelemahannya, kamu harus rutin mengkonsumsinya setiap hari. Bahkan untuk beberapa jenis pil KB, kamu harus meminumnya di jam yang sama tidak boleh berbeda untuk memaksimalkan tingkat keberhasilannya. Pil KB bisa meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular, meningkatan berat badan, mengganggu produksi ASI, pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi, rasa mual, sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara, serta gairah seks menurun.
Efek samping ini bukan berarti kamu akan merasakan semua gejalanya. Setiap orang akan merasakan efek samping yang berbeda-beda. Apa pula yang nyaman-nyaman saja tanpa efek samping ketika menggunakan pil KB untuk kontrasepsi.
Suntik KB memiliki durasi lebih lama daripada pil KB yang harus dikonsumsi setiap hari. Suntik KB dapat menunda kehamilan selama 1 bulan ada pula untuk 3 bulan. Kontrasepsi ini tergolong murah, dengan tingkat kegagalan 3persen dalam pencegahan kehamilan.
Efek samping suntik KB adalah rasa mual, meningkatan berat badan,g airah seks menurun, pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan tidak menstruasi samasekali, sakit kepala, dan jerawatan.
Berikutnya, alat kontrasepsi implant atau norplant atau susuk. Istilah susuk muncul karena alat kontrasepsi ini seukuran batang korek api yang dimasukkan ke bagian bawah kulit, umumnya pada lengan bagian atas. Implan memiliki jangka waktu pencegahan kehamilan selama 3 tahun.
Implan ini cocok untuk pasangan yang tak mau repot. Ditambah, jenis KB ini karena tidak mengganggu produksi ASI. Sayangnya, harganya relatif lebih mahal dibandingkan menggunakan pil atau suntik KB, tingkat kegagalan sangat baik yaitu hanya 1 persen.
Efek samping implant adalah rasa nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan ditanam, menstruasi tidak teratur, meningkatan berat badan, butuh waktu cukup lama untuk persiapan hamil kembali setelah implan dilepas.
IUD (Intra Uterine Device) atau yang sering dikenal dengan kontrasepsi spiral ini diletakkan di dalam rahim untuk menghadang sel sperma menembus sel telur. Terdapat 2 jenis IUD yaitu yang terbuat dari tembaga dan dapat bertahan selama 10 tahun, atau yang mengandung hormon dan bertahan selama 5 tahun.
Karena jangka waktu pencegahan kehamilan yang cukup lama dan praktis, juga tingkat kegagalannya rendah. Karena itu IUD menjadi alat kontrasepsi yang cukup diminati oleh banyak pasangan di Indonesia.
Efek samping IUD adalab keram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut, pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan menstruasi tidak teratur, dapat lepas atau bergeser (jika lepas biasanya akan keluar bersama darah haid), bisa terjadi infeksi jika tubuh menolak keberadaan IUD
Jika empat alat kontrasepsi temporee di atas menempatkan istri sebagai pengguna, KB vasektomi sebaliknya. Vasektomi memerlukan peran aktif suami untuk menghentikan aliran sperma dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria. Hal ini memerlukan tindakan medis atau operasi dan bersifat permanen. Bagi pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan lagi biasanya akan menggunakan cara ini sebagai salah satu option mencegah kehamilan.
BACA JUGA:
- 3 Alasan Mengatur Jarak Kelahiran Anak itu Penting Bagimu
- Mitos Pengaruh Gaya Berhubungan Suami Istri untuk Menentukan Jenis Kelamin Anak
- Cara Merencanakan Hamil Anak Perempuan
Namun, karena hal ini bersifat permanen, akan lebih baik pria yang akan melakukan sterilisasi ini benar-benar mantap dan yakin sebelum menjalani tindakan. Dan pria yang melakukan tindakan ini tidak perlu takut karena tidak menyebabkan ejakulasi, tidak menurunkan gairah seks, atau kemampuan ereksi.
Efek samping vasektomi adalah bisa terdapat darah di dalam air mani, memar pada testis beberapa bulan pasca operasi, pendarahan atau pembekuan darah pada area testis, infeksi pasca operasi, perasaan tidak nyaman pasca operasi
Selain vasektomi, pembedahan tubektomi pada perempuan juga bersifat permanen. Tubektomi merupakan tindakan KB permanent atau sterilisasi pada perempuan, yang dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba falopi sehingga sel telur tidak masuk ke dalam rahim, sekaligus menghalangi sperma untuk masuk ke dalam tuba falopi.
Sama seperti vasektomi, tindakan ini juga memerlukan operasi, tidak mempengaruhi gairah seks ataupun menopause. Efek samping tubektomi adalah nyeri pada panggul atau perut, infeksi pasca operasi, pendarahan, komplikasi, beberapa orang juga dapat mengalami hamil ektopik.
Tips Memilih Alat Kontrasepsi
Setelah tahu alat kontrasepsi, kamu bisa berdiskusi dengan pasangan untuk menentukan alat kontrasepsi yang tepat dan aman. Pertimbangkan tujuan penggunaan alat kontrasepsi dan waktu penundaan kehamilan yang kalian harapkan.
Bila kamu dan pasangan merupakan pengantin baru dan berencana untuk menunda kehamilan, maka sebaiknya pilihlah pil KB, kondom, atau metode konvensional yakni dengan menghitung masa subur melalui sistem kalender. Selain dapat menunda kehamilan, alat kontrasepsi jenis pil KB juga bisa segera mengembalikan tingkat kesuburan sesaat setelah pemakaian alat kontrasepsi dihentikan.
Sesuaikan pula pilihanmu dengan usia. Kamu dan pasangan perlu menentukan jenis kontrasepsi yang sesuai dengan umur dan perencanaan kehidupan kalian ke depan.
Bila kamu dan pasangan berusia 20-35 tahun dan ingin menunda kehamilan, kamu bisa menggunakan AKDR atau spiral. Jika ingin langsung KB setelah melahirkan dan tetap menyusui, spiral sangat cocok karena tidak akan menekan produksi ASI pada ibu yang sedang menyusui. Spiral juga cocok untuk memberikan jarak kelahiran yang ideal yaitu minimal 3 tahun.
Sedangkan untuk kamu yang sudah berusia di atas 35 tahun dan enggan memiliki anak lagi, metode kontrasepsi yang bisa dilakukan adalah sterilisasi, berupa tubektomi untuk perempuan atau vasektomi untuk laki-laki.
Jangan lupa untuk konsultasi dengan dokter atau bidan sebelum mengambil keputusan. Sampaikan riwayat kesehatan yang bisa memengaruhi penggunaan salah satu metode kontrasepsi, sehingga efek sampingnya tidak membuatmu merasa repot.
Setiap alat kontrasepsi ataupun tindakan pencegahan kehamilan memang memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Efek sampingnya pun akan berbeda-beda setiap orang, ada orang yang mungkin akan mengalaminya, tapi ada pula yang tidak akan merasakannya. Karena itu, pahami kondisi tubuh, usia, kebutuhan untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat.