Siapkan Rencana Keuangan Baru Sebelum Hadirnya Anggota Keluarga Baru

Rencana Keuangan Baru untuk Anggota Keluarga Baru (Foto: Natalie dari Pexels)

Table of Contents

Kehadiran buah hati adalah hal yang dinanti-nanti. Kehadiran anggota keluarga baru ini tentu berpengaruh pada aspek kehidupan keluarga kamu, salah satunya aspek finansial. Kamu perlu melakukan penyesuian dengan rencana keuangan baru.

Keuangan keluarga kamu akan berubah secara signifikan setelah bertambahnya anggota keluarga baru. Pemasukan tetap atau malah berkurang jika sang istri berhenti bekerja, sedangkan pengeluaran bertambah. Itulah mengapa kamu harus menyesuaikan perencanaan keuangan keluarga.

Sebetulnya tidak sulit mengatur keuangan setelah bayi lahir, tetapi hal ini butuh komitmen dari kamu dan pasangan. Kamu perlu mengatur keuangan setelah kehadiran anggota keluarga baru agar keuangan rumah tanggamu lebih aman. Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan:

1. Sebaiknya lunasi dahulu utang-utangmu

Selama masa kehamilan, tentu ada banyak pengeluaran. Biaya untuk kontrol rutin, pemeriksaan USG, susu untuk ibu hamil, hingga biaya persalinan, terutama bila menjalani metode persalinan caesar bisa sangat besar. Bahkan kamu dan pasangan bisa saja berutang untuk menutupi pengeluaran yang besat itu.

Namun, dalam membesarkan sang buah hati, kamu tentu ingin memberikan yang terbaik. Untuk memberikannya hidup yang layak dan berkecukupan, kamu harus memiliki kondisi keuangan keluarga yang stabil dan terbebas dari utang. Oleh karena itu, kamu perlu sesegera mungkin melunasi utang-utang setelah memiliki bayi. Kalau bisa jangan berutang lagi untuk membeli kebutuhan bayi, sedangkan utang-utang lama masih menumpuk.

2. Hematlah dalam menggunakan listrik, air, dan internet

Setelah kelahiran bayi tentu akan ada banyak pengeluaran baru. Nah, cara paling tepat adalah memangkas pengeluaran dan yang paling mudah adalah berhemat dalam penggunaan air, listrik, dan internet.

Momen ini bisa kamu manfaatkan untuk menghemat tagihan bulanan untuk internet karena kamu dan pasangan akan fokus pada aktivitas merawat si keci.

Selain itu, kamu juga bisa menghemat pengeluaran listrik. Kalau biasanya kamu mencari hiburan dengan bermain laptop atau menonton TV selama berjam-jam, kini kamu dapat mengajak ngobrol anak, membacakan buku cerita, atau mungkin tidur malah menjadi kegiatan yang paling kamu sukai setelah semalaman suntuk terbangun karena tangisan bayi.

3. Sesuaikan anggaran bulanan

Dengan kelahiran bayi hal ini berarti bertambah pula jumlah kepala yang harus diberi makan. Dengan demikian, kamu harus menyesuaikan kembali anggaran bulanan. Akan ada beberapa tambahan pengeluaran khusus untuk sang bayi, contohnya botol susu, popok, produk mandi, pakaian, dan masih banyak barang lainnya.

Selain si bayi, akan ada juga pengeluaran khusus untuk si ibu yaitu perlengkapan pascamelahirkan. Daftar pengeluaran ini nantinya akan bertambah setiap bulan, seiring umur sang bayi bertambah.

Selalu ingat untuk selalu mengevaluasi anggaran dan meperbaruinya minimal satu bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk memantau pos pengeluaran yang paling besar. Dengan begitu kamu bisa menyusun strategi untuk memangkas pengeluaran tersebut.

BACA JUGA:

4. Buatlah skala prioritas

Membuat skala prioritas adalah salah satu cara untuk merencanakan keuangan keluarga. Hal ini berfungsi sebagai acuan perihal mana kebutuhan yang harus dipenuhi bersama terlebih dahulu dan mana yang dipenuhi kemudian.

Untuk memilih kebutuhan mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu, kamu bisa meninjau tingkat urgensi kebutuhan tersebut. Kebutuhan yang mendesak harus dipenuhi terlebih dahulu. Dengan menyusun skala prioritas, kamu dan pasangan dapat mengalokasikan pemasukan secara maksimal.

Komunikasi pun akan terjalin lebih lancar antara Anda dan pasangan Anda karena semua kegiatan finansial mengacu pada skala prioritas yang telah disepakati bersama.

5. Belilah barang yang terjangkau

Kamu juga bisa menyesuaikan kebutuhan sang bayi dengan kemampuan finansialmu sebagai orang tua. Kamu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi buah hati tak peduli seberapa mahal biaya yang harus dikeluarkan. Namun, kamu juga harus menimbang-nimbang kemampuan finansial.

Bila uangnya tidak ada, jangan dibeli. Bila ada pilihan lain dengan harga lebih terjangkau, maka pilihlah barang subtitusi tersebut. Ingat, jangan sampai berutang demi membeli barang mahal yang fungsinya sama saja dengan barang yang harganya lebih terjangkau.

Meski demikian, jangan lupa untuk terus memperhatikan kualitasnya apalagi untuk produk-produk makanan atau minuman. Orang tua harus cermat dalam memilih produk makanan dan minuman untuk sang bayi.

6. Kamu bisa jual barang yang tak terpakai

Kamu bisa menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai. Cara ini sangat efektif bukan hanya untuk menambah pemasukan sekaligus mengosongkan ruangan di rumah. Setelah bayi lahir, kamu memerlukan ruang kosong di rumah untuk menyimpan barang-barang bayi.

Untuk itu, kamu bisa menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai. Barang-barangnya bisa berupa baju, furnitur, pajangan, sepatu, tas, bahkan tumpukan majalah lama.

Hadirnya anggota keluarga baru membuatmu harus bisa menyusun anggaran baru dengan menyesuaikan adanya kebutuhan tambahan. Dengan melakukan perubahan rencana keuangan yang matang, kondisi finansial keluargamu akan lebih stabil untuk menyokong kebutuhan rumah tangga.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
1
+1
0
Scroll to Top