Mengatur Keuangan Keluarga, Tugas Istri, Suami, atau Keduanya?

Mengatur Keuangan Keluarga (Foto: Pixabay.com)

Table of Contents

Ketika mengarungi bahtera rumah tangga, pasangan harus pandai-pandai mengatur keuangan keluarga agar semua kebutuhan bisa terpenuhi. Biasanya keuangan dalam keluarga diatur si istri. Namun, apakah itu harga mati? Sebetulnya siapakah yang lebih pas dalam mengatur keuangan rumah tangga, si suami atau istri?

Persoalan keuangan rumah tangga bukan sekadar soal laki-lali ataupun perempuan. Kamu dan pasangan sama-sama bisa bertanggung jawab atas finansial rumah tangga. Perlu diingat, hal yang paling penting dan mendasar dalam pengelolaan keuangan rumah tangga adalah kerja sama suami dan istri.

Selama ini pengaturan keuangan memang identik dengan istri. Hal inilah yang diyakini dalam masyarakat. Keyakinan itu bukan tanpa dasar. Ada beberapa aspek yang dimiliki seorang istri sehingga ia dipercaya sebagai pemegang keuangan rumah tangga.

Pertama, istri dianggap sebagai pihak yang paling memahami kebutuhan dalam rumah tangganya. Baik istri yang hanya berperan sebagai ibu rumah tangga maupun istri yang bekerja, ia merupakan orang yang paling tahu kebutuhan keluarga. Seorang istri dianggap cermat ketika menyusun skala prioritas keluarga. Istri juga biasanya berperan dalam melakukan pekerjaan rumah sehingga dianggap wajar ketika dia diberi tugas sebagai pengelola keuangan keluarga.

Kedua, istri dinilai sangat teliti serta telaten. Anggapan ini uncul karena istri telaten mengurus suami, rumah, dan anak-anak. Untuk persoalan berkaitan dengan keuangan keluarga, istri juga jarang gegabah. Ia cenderung berhati-hati.

Meski istri memiliki kelebihannya sendiri, suami juga punya peluang serupa untuk mengelola keuangan lho. Ada beberapa hal yang jadi pertimbangan sehingga suami layak menjadi pengelola keuangan.

BACA JUGA:

Pertama, suami dinilai lebih cakap dalam hal pengelolaan keuangan. Meskipun masyarakat menganggap istri paling cakap dalam mengelola keuangan, suami pun sebetulnya memiliki kecakapan serupa. Soal kecapakan sebetulnya hal itu tergantung setiap orang masing-masing.

Kedua, suami ambil peran karena istri punya kegiatan yang lebih padat dan hampir tidak ada waktu luang. Karena hal itu, suami bisa mengambil tugas istri untuk mengelola keuangan. Hal ini tentunya bisa meringankan pekerjaan istri.

Ketiga, kamu dan pasangan sudah sepakat untuk saling transparan. Bila suami merupakan pencari nafkah utama sekaligus pengatur keuangan, maka ia harus jujur tentang pengeluaran pribadinya. Keterbukaan ini sebetulnya tidak hanya berlaku pada si suami saja ketika mengelola keuangan, istri juga perlu transparan.

Keempat, sekalipun mengambil tugas untuk mengelola keuangan, suami tetap tidak boleh untuk melalaikan tugas lainnya. Ada hal-hal yang tetap membutuhkan peran laki-laki misalnya ketika atap rumah bocor, lampu putus, dan lainnya.

Tips Kompak Finansial

Ketika kamu dan pasangan menikah, sejatinya sudah tidak lagi aku dan dia, tetapi kita. Aspek kita juga bisa diterapkan dalam pengelolaan keuangan. Jika kamu dan pasangan kompak mengurus keuangan, akan ada banyak manfaat yang bisa diambil.

1. Mengurangi perbedaan persepsi dan kesalahpahaman

Jika kamu dan pasangan sama-sama mengurus keuangan maka potensi terjadinya kesalahpahaman semakin kecil. Kamu dan pasangan bisa memakai catatan keuangan yang sederhana seperti catatan di buku atau menggunakan aplikasi keuangan. Sebaiknya kamu mulai membuat anggaran bulanan. Anggaran bulanan ini merupakan cara yang paling mudah merencanakan dan mengontrol pengeluaran. Catatlah pemasukan dan pengeluaran harian. Di situ akan terlihat apakah kamu dan pasangan merupakan orang yang bisa menahan diri untuk belanja atau tidak.

2. Persoalan keuangan yang muncul bisa cepat diselesaikan.

Persoalan keuangan keluarga apapun akan bisa diselekaikan jika kamu dan pasangan kompak. Beberapa persoalan keuangan yang sering muncul seperti utang kartu kredit yang sudah ada sebelum melakukan pernikahan, utang-utang konsumtif dalam keluarga, dan persoalan lainnya.

3. Kebersamaan dan kekompakan pasangan akan meningkat

Ketika memiliki tujuan bersama misalnya soal kesuksesan keuangan keluarga, pasangan suami istri akan semakin kompak. Dengan kekompakan itu tujuan yang akan dicapai akan semakin mudah diwujudkan.

4. Mewujudkan tujuan keuangan keluarga

Tujuan keuangan keluarga rupanya lebih cepat terwujud ketika pasangan kompak dalam mengurus keuangan dan melakukan perencanaan keuangan. Tujuan keuangan itu misalnya biaya pendidikan anak, biaya melunasi KPR, biaya liburan keluarga, dan biaya lainnya.

5. Merdeka finansial (financial freedom) sangat mungkin diwujudkan

Kalau kamu dan pasangan ingin memiliki waktu dan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang disenangi tanpa harus memikirkan waktu untuk bekerja? Maka kamu perlu mencapai kondisi merdeka secara finansial (financial freedom).

Financial freedom ini memang bukan perkara yang mudah didapatkan. Butuh kerja keras sehingga diperlukan kekompakan antara kamu dan pasangan.

Mengatur keuangan keluarga memang tanggung jawab suami dan istri. Kalau kondisi keuangan keluargamu saat ini sehat, maka itulah prestasimu dan pasangan. Sebaliknya, jika keuangan keluargamu saat ini bermasalah, maka itulah permasalahanmu dan pasangan.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
2
+1
2
+1
16
+1
1
Scroll to Top