Alasan Orang Tua Butuh Waktu Saat Kamu Minta Izin Nikah

Izin Menikah Bikin Galau (Foto oleh Agung Pandit Wiguna dari Pexels)

Table of Contents

Menikahkan anak adalah impian setiap orang tua. Mereka berharap kamu akan menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia dan langgeng. Namun, melepas anak ke bahtera pernikahan rupanya menyisakan kegalauan dalam hati orang tuamu. Kegalauan itu dimulai sejak kamu minta izin menikah.

Saat kamu akan menikah, tak hanya dirimu yang dag dig dug. Orang tuamu pun mengalami hal yang sama. Mereka bahagia atas pernikahanmu. Itu pasti. Tetapi, mereka juga diselimuti rasa galau, takut, dan khawatir.

Kegalauan itu bisa berawal sari saat kamu memperkenalkan pasangan sebagai pilihan seriusmu untuk masa depanmu. Inilah mengapa orang tua sering butuh waktu lama untuk memberikan restu kamu bersanding di pelaminan.

Yuk ketahui perasaan campur aduk berkecamuk di benak orang tuamu saat kamu minta restu supaya kamu bisa berempati dan tidak memaksakan dapat restu dengan segera.

1. Terlalu  bahagia anaknya akan menikah

Tak hanya kamu yang bahagia hingga rasanya terbang ke langit ketujuh saat menikah. Orang tua pun demikian. Dalam benak mereka ada perasaan lega karena pada akhirnya anaknya bersanding dengan tambatan hatinya.

Sebagai orang tua, terutama memiliki banyak cara menunjukkan kebahagiaan itu.

Saking bahagianya, ia akan senang mengabarkan kalau kamu akan segera menikah. Ia akan memberitahukan semua orang yang dikenal. Orang tua pun tidak sabar menanti-nanti datangnya hari pernikahan itu.

2. Cocokkah dengan calon menantu

Menikah bukan cuma memadukan cinta antara kamu dan pasangan. Di Indonesia, pernikahan menjadi urusan keluarga besar. Oleh sebab itu orang tua memiliki banyak pertimbangan ketika menilai calon menantu bagi anaknya.

Apakah calon menantu sudah siap mandiri? Apakah sifatnya cocok dengan anakku? Apakah dia menghormati orangtua? Apakah keluarganya bisa menerima anakku? Bagaimana temperamennya?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang membayang-bayangi orang tuamu ketika kamu memperkenalkan calon pasangan. Karena itu, kamu bertugas memberikan keyakinan penuh bahwa pilihanmu adalah yang terbaik untukmu.

Tunjukkan kualitas pasanganmu, yakinkan dia pilihan yang baik untuk masa depanmu. Dengan begitu, kegalauan orang tuamu akan berkurang.

BACA JUGA:

3. Sedih akan “melepas” sang anak

Selain perasaan bahagia, orang tua juga merasakan kesedihan karena harus merelakan anak kesayangan pergi bersanding dengan pasangannya. Rasa berat hati melepas anak itu tak bisa dielakkan.

Pasalnya, orang tua sudah melahirkanmu dengan penuh perjuangan, membesarkanmu dengan penuh cinta dan kasih sayang, membimbingmu hingga dewasa, dan pada akhirnya kamu sial mengarungi bahteramu sendiri. Pada saat inilah orang tuamu harus berpisah denganmu. Seakan ada yang hilang.

Orang tuamu sedih akan melepasmu. Hal ini bukannya tanpa dasar. Ketakutan itu juga hadir karena ada perasaan takut kalau anaknya akan lebih sibuk dengan keluarga barunya saat sudah menikah. Orang tuamu takut kamu tidak akan punya waktu lagi untuk mereka.

4. Resah akan kebahagiaan anaknya

Keresahan juga menghampiri hati orang tuamu. Dalam benak mereka, timbul pertanyaan apakah kamu akan bahagia dan selamat sentosa usai menikah. Mereka juga kepikiran apakah rumah tanggamu akan baik-baik saja.

Keresahan itu wajar adanya karena orang tuamu telah membesarkanmu dengan penuh cinta, kasih sayang, dan pengorbanan.

Momen pernikahan anak adalah momen yang dinanti-nanti. Meskipun perasaannya campur aduk, orang tuamu akan terus berdoa dan berharap agar kehidupanmu dan keluargamu dipenuhi kebahagiaan.

Sudah sewajarnya kamu memahami perasaan orang tuamu saat kamu menikah. Banyak perasaan berkecamuk pada momen itu.

Kegalauan orang tua juga sama dengan kegalauanmu. Kebahagiaannya juga sama. Baik kamu maupun orang tuamu sama-sama berharap kehidupan rumah tanggamu yang langgeh, bahagia, dan penuh rezeki. Karena itu mereka berhati-hati ketika kamu minta izin menikah.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
1
+1
0
+1
0
Scroll to Top