Oleh : Anggi Osyka
Bagi ibu pekerja, rasa cemas muncul kembali saat masa cuti melahirkan selesai dan kembali dituntut untuk bekerja. Masa cuti melahirkan di Indonesia umumnya selama 3 bulan yang harus dimanfaatkan ibu semaksimal mungkin dalam mengembalikan kesehatan fisik, mental, serta membangun hubungan yang baik dengan buah hatinya. Tak jarang banyak wanita terutama ibu yang baru melahirkan anak pertama mengalami gangguan kesehatan pasca melahirkan dan berujung mengambil cuti sakit. Dikutip dari Grow by Webmd, psikoanalis keluarga, Jenny Stuart berkata, “Ibu harus membiarkan sebanyak mungkin pilihan terbuka selama kehamilan dan tahun pertama kehidupan anak pertama.” Stuart mengatakan bahwa sulit untuk mengetahui bagaimana perasaan seseorang saat menjadi seorang ibu, beberapa sangat bosan dan ingin kembali bekerja, sedangkan yang lain sangat ingin tinggal di rumah dan menjaga anaknya.
Ibu mungkin belum merasa siap untuk meninggalkan sang buah hati, atau merasa bersalah atas keputusan kembali bekerja dan ini adalah hasil dari tekanan finansial sehingga keputusan itu dibuat. Namun perlu diketahui bahwa segala kecemasan itu adalah hal yang normal dan dapat diatasi dengan beberapa tips meliputi :
1. Hindari rasa bersalah dan fokus pada diri
Cobalah untuk terbawa dalam emosi Anda dalam dua hingga tiga minggu pertama. Saat ibu kembali bekerja, hidup telah berubah secara dramatis. Ibu akan merasa lelah, frustrasi, dan penuh keraguan, bahkan mungkin berkonflik apakah akan kembali bekerja atau tinggal di rumah. Memang, banyak orang kembali dari cuti melahirkan dan mempertimbangkan untuk berhenti. Tapi hanya karena Anda sedih atau khawatir sekarang tidak berarti Anda akan selamanya. Jangan abaikan perasaan Anda, tetapi ingatlah bahwa, seperti halnya usia dan tahapan anak baru Anda, ini juga akan berlalu. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri.
2. Bicarakan dengan pasangan
Rumah tangga bukanlah hal yang ibu bangun sendiri, maka dari itu, kamu bisa berkonsultasi dengan pasangan mu mengenai keputusan yang akan kamu ambil. Jangan ragu untuk meminta bantuan pada pasangan dan memberikan beberapa pekerjaan tambahan baru pada sang ayah.
3. Konsultasikan jadwal kerjamu dengan atasan
Sebelum kembali bekerja, beritahu atasanmu dan diskusikan jadwal serta alur pekerjaan. Pikirkan tentang apa saja yang kamu butuhkan dari atasan dan bagaimana membuat situasi baru bekerja paling baik untuk Anda. Ungkapkanlah jika ada projek yang tidak ingin kamu ambil atau perjalanan dinas yang tidak ingin kamu lakukan. Selain itu, mintalah saran dan nasihat dari atasan, ataupun rekan kerja yang memiliki keadaan serupa untuk mendapatkan solusi dalam pekerjaan.
BACA JUGA : 2 Tips Positif Parenting untuk Bayi, Penting Bagi Orang Tua Baru
4. Temukan pengasuh
Kamu bisa meminta pada orang tua atau saudara yang kamu percaya untuk mengasuh sang bayi selama jam bekerja, namun jika kamu tidak memiliki orang tua atau saudara yang dapat membantu dalam pengasuhan, maka babysitter atau tempat penitipan anak. Masing masing pilihan di atas, tentu memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, jadi ada baiknya jika kamu menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keluarga.
5. Siapkan peralatan laktasi
Sang buah hati akan membutuhkan ASI Eksklusif atau konsumsi ASI saja selama 6 bulan dan setelahnya konsumsi ASI didampingi dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Jangan biarkan bekerja di kantor menjadi penghalang dalam memproduksi dan menyimpan ASI sebelum nantinya diberikan pada bayi. Ibu bisa memerah ASI baik secara manual ataupun menggunakan alat pompa. Selain peralatan tersebut, pastikan kamu mempersiapkan cooler bag, ice pack, kantong wadah ASI sebagai tempat penyimpanan sementara ASI mu.
BACA JUGA : Tips Mendidik Anak Dimulai dari Diri Sendiri
6. Konsultasikan dengan dokter jika dibutuhkan
Kamu bisa berkonsultasi dengan dokter jika merasakan sindrom cemas yang berlebihan. Konsultasi dokter tak hanya penting sebagai persiapan melahirkan. Saran medis dari dokter juga akan berguna bagi ibu yang hendak kembali bekerja setelah mendapatkan anugerah buah hati.