Tanya Tim Ahli: Halo Tim Ahli Siap Nikah, umur saya 28 tahun dan calon saya 27 tahun, kami berdua sudah lama menjalin hubungan namun hubungannya jarak jauh (LDR) kurang lebih 6 tahun karena pekerjaan. Kami terpisah antar kota yang aksesnya lumayan jauh, jika ingin bertemu harus naik pesawat atau kapal jadi ketemunya paling 1 tahun sekali selebihnya komunikasi lewat telepon dan video call.
Yang saya mau tanyakan, bagaimana menanggapi sikap dari pihak perempuan dan orang tuanya yang mengharuskan segera menikah karena faktor umur dan mereka beranggapan rumah tangga nanti dijalani bersama-sama.
Namun menurut saya, saya harus mapan dulu kemudian menikah untuk membangun suatu rumah tangga. Nah, disinilah saya menjadi bingung min. Mohon pencerahannya. Terima kasih. (AP)
BACA JUGA:
- Tanya Tim Ahli: Kelamaan Naik Motor Bikin Mandul?
- Tanya Tim Ahli: Benarkah Mitos Supaya Tidak Hamil Ini?
- Tanya Tim Ahli: Kapan Pendidikan Seks di Keluarga Bisa Dimulai?
Tim Ahli Menjawab:
Menikah dulu baru meraih kemapanan bersama atau mapan dulu baru menikah adalah pertanyaan klasik untuk orang yang ingin menikah. Dari cerita Anda, terlihat ada perbedaan cara pandang antara calon pasangan yang mempengaruhi kesiapan untuk berumah tangga. Kondisi LDR bisa jadi penyebab kurangnya kesempatan untuk dapat mengkomunikasikan perbedaan pandangan tersebut.
Pertama yang perlu diklarifikasi adalah tentang standar kemapanan Anda. Contoh apakah mapan diartikan dengan memiliki rumah sendiri, mobil sendiri, tabungan yang cukup, dll sehingga itu sebagai ukuran standar untuk memutuskan nikah atau tidak. Atau mapan diartikan sikap bertanggung jawab, optimis dan memiliki rencana yang baik membangun kehidupan berkeluarga?
Secara usia, usia 28 dan 27 tahun merupakan usia yang cukup matang secara fisik. Tapi belum tentu secara mental. Keinginan untuk mapan dulu baru menikah bisa jadi dikarenakan adanya ketakutan jika tidak memiliki kesiapan secara finansial. Sementara menunggu mapan usia terus bertambah. Kesiapan menikah baik secara fisik, mental maupun finansial dapat dibicarakan/dikomunikasikan secara terbuka dan jujur antar calon pasangan. Dengan demikian diharapkan dapat menemukan solusi bersama.
Kemapanan juga bisa diraih saat proses pernikahanan, karena melalui proses yang dijalani bersama dengan pasangan maka saling melengkapi menjadi strategi menuju kemapanan. Pernikahan diputuskan karena sebuah keyakinan.
Untuk menyatukan fisi dan misi rumah tangga masa depan bersama pasangan, hendaknya tetap meluangkan waktu dan mencari kesempatan yang baik untuk berkomunikasi. Diskusikan beberapa hal penting tentang visi pernikahan berikut ini:
- Kemapanan itu relatif. Hendaknya bersikap terbuka mengenai keuangan dan berkomitmen menjaga keuangan rumah tangga dgn sikap saling percaya. Termasuk menyepakati pengelolaan keuangan rumah tangga nantinya.
- Mempersiapkan mental dengan mulai mengubah pola pikir. Berpikir tidak hanya untuk diri sendiri tapi mulai berpikir uuntuk keluarga.
- Memahami perbedaan karakter masing-masing. Kesiapan untuk menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing pasangan termasuk juga keluarganya.
- Membicarakan aturan dan menentukan batasan-batasan. Meskipun sudah menikah nantinya, penting untuk tetap menghormati/menghargai privasi masing-masing pasangan.
- Membicarakan rencana pernikahan lebih serius, kapan waktu yang tepat dan kesiapan kedua belah pihak termasuk kondisi-kondisi yang mendukung maupun kendala yang dihadapi.
Ukuran kemapanan berbeda-beda untuk tergantung pada cara pandang seseorang, oleh karena itu mensikapi desakan keluarga untuk segera menikah perlu disikapi dengan pandangan terbuka yaitu :
- Memberikan target pada diri sendiri dan pastikan ukuran kemapanan yang ada dalam pandanganmu adalah realistis.
- Semakin fokus pada upaya untuk meningkatkan kualitas komunikasi LDR yang dijalani untuk membahas tentang arah mau dibawa kemana pernikahan ingin dituju (menentukan tujuan), dan juga mulai fokus untuk mengumpulkan dana sebagai modal ‘menikah’.
- Harta bukanlah segala-galanya yang akan menetukan kebahagiaan dalam rumah tangga oleh karena itu penting menyamakan persepsi dengan calon pasangan terkait pandangan tentang kemapanan, dan jangan lupa kemapanan juga dapat diusahakan bersama.
- Selama belum memungkinkan dapat merencanakan menuda untuk memiliki momongan dan pasangan fokus bekerja atau merintis usaha yang mungkin dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seiring dengan bertambahnya anggota keluarga berjuang bersama.