Kehamilan adalah sebuah berkah bagi keluarga, sepatutnya disambut dengan suka cita. Namun, untuk beberapa kasus kehamilan yang tak direncanakan seringkali menjadi beban. Apalagi jarak kehamilan dengan waktu yang sangat dekat, memberi beban kesehatan ibu juga beban finansial membayangi kehamilan tersebut.
BKKBN memberikan panduan ideal kehamilan berjalan 2-3 tahun setelah kelahiran awal. Dengan jarak ini masa menyusui anak sudah aman untuk dipisah. Sehingga secara psikologi kehadiran adik tidak akan membuat kakaknya merasa kurang diperhatikan nantinya.
Tubuh ibu juga sudah kembali normal setelah kehamilan awal. Harak kehamilan terlalu dekat bisa meningkatkan resiko kehamilan bahkan menyebabkan kematian pada ibu dan janin. Risiko yang membayangi ibu hamil adalah plasenta abrupsi.
Plasenta abrupsi adalah kondisi dimana terlepasnya plasenta dari rahim sebelum janin dilahirkan, dan kondisi ini dapat menyebabkan kematian janin. Kenapa demikian? karena plasenta itu ada organ yang menyediakan makanan bagi janin ketika masih di dalam rahim.
Risiko lainya yaitu menempelnya plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks, dalam istilah medisnya disebut plasenta previa, apakah berbahaya? ya bisa jadi sangat berbahaya, jika si ibu mengalami pendarahan di usia kehamilan tua patut diwaspadai, mungkin ini adalah plasenta previa.
BACA JUGA:
- Kenapa Pasangan Sulit Hamil? Yuk, Pelajari Apa Itu Infertilitas (3 – Selesai)
- Alasan Kamu Perlu Menunda Kehamilan di Masa Pandemi Corona
- Yakin Sudah Siap Hamil? Siapkan Dulu Biayanya Sebelum Hamil
Risiko Finansial
Selain risiko kesehatan bagi ibu dan anak, kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat juga memunculkan permasalahan finansial baru bagi keluarga. Beban kehamilan yang baru dan tidak direncanakan akan menambah biaya pengelolaan keuangan.
Secara kasat mata, pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan kebutuhan nutrisi ibu hamil langsung menambah beban keuangan keluarga. Biaya ini akan meningkat jika kehamilan ibu bermasalah. Sedangkan kita tahu, kehamilan jarak dekat mengandung resiko lebih besar dibanding kehamilan sebelumnya.
Selain biaya kontrol ke dokter dan biaya persalinan, kebutuhan perlengkapan bayi dan sebagainya juga perlu dipersiapkan kembali. Padahal setelah persalinan awal, biasanya tabungan akan berkurang drastis. Jarak kehamilan yang terlalu dekat tidak memberikan cukup waktu untuk mengisi kembali tabungan. Salah-salah, anggaran darurat akan terpakai juga.
Untuk ibu bekerja, jarak kehamilan yang dekat biasanya akan memunculkan kebimbangan apakah akan tetap bekerja atau justru berhenti bekerja. Tak sedikit wanita yang kesulitan bekerja secara full time ketika hadir anak kedua atau ketiga.
Bila tetap bekerja, konsekuensinya adalah kita harus mencari pengasuh bayi yang cocok. Ini tentu membutuhkan biaya lebih banyak untuk anggaran keuangan keluarga.
Karena itu, jika rencanakan kehamilan dengan mengatur kontrasepsi. Setelah melahirkan, diskusikan dengan pasangan alat kontrasepsi yang paling cocok untukmu dan pasangan. Dari mulai kondom, pil KB, KB spiral, KB suntik, dan sebagainya, ada banyak pilihan yang bisa kamu pertimbangkan.
Pastikan Anda menggunakan kontrasepsi dengan benar. Jika menggunakan pil, baca aturan minum beserta jadwalnya. Jika menggunakan susuk atau suntik, cari tahu kapan Anda harus ke dokter lagi untuk meng-update KB Anda. Pastikan juga cara Anda memakai dan menyimpan kondom sudah benar. Hindari berhubungan intim di masa subur dan saat sedang ovulasi.
Jika kamu masih punya pertanyaan seputar kesuburan atau kehamilan, kamu bisa konsultasi langsung dengan tim pakar Siapnikah.org yang terdiri dari para dokter berpengalaman. Caranya mudah: klik kanal TANYA JAWAB di kanan atas, lalu tulis nama dan pertanyaanmu. Tim pakar kami akan sigap untuk membantu.
Yuk share informasi perencanaan jarak kehamilan ini ke pasangan, keluarga, dan teman-temanmu, agar makin banyak yang dapat ilmu. Jangan lupa, follow akun Instagram @siapnikah_official dan like akun Facebook @siapnikah.org, biar kamu selalu dapat update terbaru dari www.siapnikah.org.