Membicarakan cita-cita keluarga tentu sudah mulai dibahas sebelum menikah. Mau tinggal dimana? Mau punya anak berapa? Mau beli rumah kapan? Mau liburan dimana? Semuanya perlu direncanakan. Karena ada kebutuhan biaya yang perlu dipersiapkan untuk mencapai cita-cita tersebut.
Kontrasepsi membantu perencanaan tersebut. Kamu harus tahu ada dua jenis alat kontrasepsi berdasarkan jangka waktu pemakaiannya yaitu temporer dan permanen. Alat kontrasepsi temporer penggunaannya bisa dihentikan saat kamu ingin menambah momongan. Sedangkan alat kontrasepsi permanen adalah tindakan sterilisasi yang dapat membuat seseorang tidak dapat melakukan pembuahan lagi.
Kontrasepsi merupakan salah satu bagian dalam pengelolaan program Keluarga Berencana. Gagasan perancanaan keluarga untuk mewujudkan kehidupan reproduksi yang sehat dapat dijalankan dengan konkrit diantaranya dengan penggunaan alat kontrasepsi.
Kesehatan reproduksi yang baik merupakan sebab dan akibat dari upaya perencanaan hidup yang baik. Jika kesehatan reproduksi dapat dijaga dengan baik, maka kualitas hidup keluarga secara umum juga dapat ditingkatkan.
Salah satu metode yang sering digunakan adalah pil KB. Kenali 4 hal tentang pil KB sebelum kamu memutuskan untuk menggunakannya.
1. Jenis Pil KB
Ada dua golongan pil KB , yaitu jenis yang mengandung hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen. Keunggulan pil KB adalah harganya murah dan mudah dikonsumsi. Dikutip dari Popmama, tingkat kegagalan hanya 8% jika penggunanya menggunakan secara teratur.
2. Durasi Pemakaian
Kamu harus rutin mengkonsumsinya setiap hari. Bahkan untuk beberapa jenis pil KB, kamu harus meminumnya di jam yang sama tidak boleh berbeda untuk memaksimalkan tingkat keberhasilannya.
3. Efek Sampinng
Pil KB bisa meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular, meningkatan berat badan, mengganggu produksi ASI, pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi, rasa mual, sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara, serta gairah seks menurun.
Efek samping ini bukan berarti kamu akan merasakan semua gejalanya. Setiap orang akan merasakan efek samping yang berbeda-beda. Apa pula yang nyaman-nyaman saja tanpa efek samping ketika menggunakan pil KB untuk kontrasepsi.
4. Nggak Bikin Mandul
Ada mitos yang mengatakan kontrasepsi bikin mandul. Mitos ini tidak benar. Pil KB ini sifatnya temporer bulanan, artinya jika dihentikan pemakaiannya, maka kemungkinan hamil akan besar.
“Kalau ada yang bilang pil KB bikin rahim kering dan susah punya anak itu tidak benar karena sekarang kadar hormon dalam pil kontrasepsi sudah sangat dijaga. Bahkan banyak pasien saya telat minum dua hari aja bisa hamil,” tutur ahli kandungan dari RS Cipto Mangunkusumo, dr Andon Hestiantoro, SpOG(K) dikutip dari Detik.com.
dr Anton menjelaskan bahwa para ahli dan peneliti sudah mengetahui bahwa untuk mencegah kehamilan itu ternyata tidak diperlukan hormon yang tinggi. Dahulu, dosis yang digunakan sekitar 50 mcg (mikrogram) diturunkan menjadi 20 mcg sehingga efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi bisa diminimalkan.
“Itu mitos zaman dulu ya. Sekarang yang minum pil KB malah wajahnya bisa lebih cantik dan segar. Adanya kandungan drospirenon membuat jerawat berkurang dan kulitnya jadi mulus,” jelasnya.
BACA JUGA:
- Siap Nikah di Masa New Normal? Ini Syarat dan Ketentuannya
- 6 Mitos tentang Alat Kontrasepsi, Benar atau Salah?
- 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Alat Kontrasepsi Membuatmu Tak Nyaman
Menunda Kehamilan di Masa Pandemi
Kontrasepsi lebih dari sekadar alat untuk mencegah terjadinya kehamilan, tetapi untuk mewujudkan kehidupan reproduksi yang sehat agar terhindar dari kehamilan tidak diinginkan serta kesakitan dan kematian karena kehamilan terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat/dekat, dan terlalu sering/banyak.
Menikah di masa pendemi Corona berbeda dengan masa lalu. Fasilitas kesehatan melakukan pengetatan kunjungan untuk mengurangi resiko penularan Corona. Kondisi ekonomi juga melemah karena dampak virus ini. Karena itulah BKKBN menganjurkan untuk menunda kehamilan pada masa pandemi corona.
Kepala BKKBN DR.(H.C), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan masa awal kehamilan, terutama 8 minggu pertama sangat rawan. Sebab, di periode inilah fase krusial pembentukan organ pada janin. “Gangguan kesehatan atau kurangnya nutrisi ibu hamil di periode ini bisa memicu risiko cacat pada bayi,” terangnya.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, data COVID-19 tidak menunjukkan seorang ibu yang hamil memiliki risiko yang lebih tinggi terkena virus. Meski begitu, seperti yang telah kita ketahui dari penyakit flu, mereka berisiko dalam bahaya yang lebih besar ketika terjangkit infeksi saluran pernapasan.
Kehamilan menyebabkan berbagai perubahan dalam tubuh dan menghasilkan sedikit gangguan kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan infeksi hingga menimbulkan lebih banyak rasa sakit, cedera, dan kerusakan. Memiliki infeksi virus pernapasan selama kehamilan, seperti flu, telah dikaitkan dengan masalah seperti berat badan bayi yang lahir rendah dan kelahiran prematur. Selain itu, memiliki demam tinggi pada awal kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir tertentu, meski jumlah keseluruhan kejadian cacat tersebut masih rendah.
Selain itu, banyak keluarga yang terganggu ekonominya karena PHK atau usaha yang lesu. Akibatnya, belanja untuk pemenuhan nutrisi jika istri hamil juga akan terganggu. “Apalagi, pada fase hamil muda, daya tahan tubuh turun, jadi lebih rentan terserang penyakit,” ucapnya.
Menurut Hasto, di masa pandemi ini, layanan untuk ibu hamil di fasilitas kesehatan juga akan terdampak. Selain itu, banyak keluarga yang terganggu ekonominya karena PHK atau usaha yang lesu. Akibatnya, belanja untuk pemenuhan nutrisi jika istri hamil juga akan terganggu. “Apalagi, pada fase hamil muda, daya tahan tubuh turun, jadi lebih rentan terserang penyakit,” ucapnya.
Karena itu, Hasto menyarankan agar pasangan usia subur tetap menggunakan alat kontrasepsi di masa pandemi ini. Terkait adanya fasilitas kesehatan yang mengurangi layanannya karena tenaga medisnya kekurangan APD (alat pelindung diri), BKKBN sudah menyediakan alternatif akses layanan KB melalui mobil keliling di berbagai daerah. “Jadi, kami pesan betul, di masa pandemi ini tolong jangan hamil dulu,” ujarnya.