6 Mitos tentang Alat Kontrasepsi, Benar atau Salah?

Alat Kontrasepsi (badungkab.go.id)

Table of Contents

Kontrasepsi merupakan salah satu bagian dalam pengelolaan program Keluarga Berencana. Gagasan perancanaan keluarga untuk mewujudkan kehidupan reproduksi yang sehat dapat dijalankan dengan konkrit diantaranya dengan penggunaan alat kontrasepsi.

Kesehatan reproduksi yang baik merupakan sebab dan akibat dari upaya perencanaan hidup yang baik. Jika kesehatan reproduksi dapat dijaga dengan baik, maka kualitas hidup keluarga secara umum juga dapat ditingkatkan.

Masih rendahnya pemahaman tentang ragam jenis/pilihan serta kelemahan dan kelebihan alat/obat kontrasepsi menyebabkan keraguan pasangan untuk menggunakannya. Apalagi banyak rumor dan mitos yang membuat ketakutan untuk menggunakan alat/obat kontrasepsi.

Beberapa pasangan masih ragu untuk menggunakan alat kontrasepsi sebagai sarana untuk menunda kehamilan karena banyak mitos yang membuat takut. Mitos seperti IUD dapat menimbulkan pendarahan, KB suntik membuat berat badan naik, dan mitos lain membuat pasangan berfikir ulang.

Padahal menjaga jarak kelahiran agar hamil tidak terlalu muda, tidak terlalu tua, dan tidak terlalu dekat penting untuk dilakukan agar ibu sehat dan anak tumbuh kembang dengan maksimal. Karena itu kenali salah benarnya mitos seputar alat kontrasepsi agar kamu tak ragu menggunakan alat kontrasepsi. Yuk cek mitosnya berikut ini.

1. Apakah benar IUD dapat bergeser dan menimbulkan pendarahan?
IUD di pasang di rongga rahim yang tidak memiliki lubang lain selain vagina. Apabila ada pergeseran hanya di sekitar rongga rahim dan tidak menimbulkan perdarahan yang massif.

2. Apakah betul Pil dan suntik dapat menyebab berat badan naik?
Berat badan berubah secara alami sejalan dengan perubahan kondisi kehidupan dan seiring bertambahnya usia. Jadi tidak berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi.

3. Apakah alat kontrasepsi dapat menyebabkan kemandulan atau mengganggu kesuburan setelahnya atau jadwal/siklus menstruasi?
Mungkin terdapat keterlambatan dalam kembalinya kesuburan setelah berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal, tetapi pada waktunya wanita akan dapat kembali hamil seperti sebelumnya serta perlu waktu beberapa bulan agar pola menstruasi kembali seperti semula.

4. Apakah penggunaaan alat kontrasepsi dapat mengganggu kenyamanan hubungan suami-istri?
Tidak ada pengaruh kontrasepsi terhadap kenyamanan hubungan suami-istri. Penggunaan alat kontrasepsi justru akan membuat hubungan suami istri semakin mesra karena tidak terbebani risiko kehamilan yang tak diinginkan.

5. Adakah kalangan/orang-orang tertentu yang dianjurkan untuk tidak memalai alat kontrasepsi (selain karena sedang merencanakan kehamilan)?
Terdapat kontraindikasi terhadap penggunaan kontrasepsi terutama hormonal antara lain pada klien yang mengalami penyakit tertentu seperti perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya, memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg, menderita kanker payudara atau dicurigai kanker payudara, gangguan fungsi hati atau penderita hepatitis.

6. Apa yang harus dilakukan jika seorang akseptor merasa tidak nyaman atau mengalami hal/pengalaman buruk berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi? Setiap orang memberikan reaksi tubuh yang berbeda pula, karena itu diskusikan dengan dokter atau bidan untuk memberikan rujukan yang tepat sebelum memutuskan memakai satu alat kontrasepsi.

BACA JUGA:

Pahami manfaat dan efek sampingnya sehingga kamu merasa aman dan nyaman menggunakan alat kontrasepsi.  Jika terjadi efek samping maka:
– Yakini bahwa kondisi tersebut tidak berbahaya. Biasanya akan berkurang atau berhenti setelah beberapa bulan pasca pemasangan.
– Pengobatan jangka pendek, boleh diberikan .
– Jika kondisi ini terus berlangsung maka konsultasikan kepada tenaga kesehatan.
– Dapat dilakukan perubahan metode kontrasepsi /ganti cara dengan syarat memenuhi kriteria kelayakan penggunaan kontrasepsi.

Kamu bisa bertanya untuk mendapatkan informasi yang benar/valid dan komprehensif terkait kontrasepsi kepada petugas kesehatan yang kompeten, PKB/PLKB dan Kader KB. Selain itu pelajari materi promosi dan konseling kesehatan reproduksi yang diterbitkan oleh instansi/organisasi profesi yang berwenang baik melalui media online maupun media cetak.

Alat dan obat kontrasepsi dapat dengan mudah diperoleh dari fasilitas kesehatan (antara lain puskesmas, klinik, Rumah sakit, dokter praktek dan bidan praktek mandiri), serta apotek/toko obat. Sedangkan untuk metode kontrasepsi yang memerlukan tindakan untuk pemasangan disarankan agar dilayani di faskes dan tenaga kesehatan terlatih. Jadi keluarga berencana itu keren, jangan ragu lagi ya.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
1
+1
0
+1
0
Scroll to Top