Yang Akan Terjadi Jika Kamu Menikah Sebelum Bekerja

Persiapan Menikah Sebelum Bekerja (Foto oleh Maddog 229 dari Pexels)

Table of Contents

Salah satu syarat siap nikah adalah siap finansial. Idealnya, setiap pasangan menunggu kesiapan finansial yang berarti mampu mandiri, memiliki penghasilan tetap untuk menyokong ekonomi keluarga. Tapi kenyataannya, banyak yang menikah sebelum bekerja. Mereka punya alasan masing-masing untuk melakukannya.

Keyakinan diri akan bisa mengembangkan diri lebih baik setelah menikah bisa jadi alasan utama. Ada juga yang berasalan ingin menghindari zina, tak ingin terjerumus dalam pergaulan bebas. Ada juga yang merasa butuh teman hidup untuk menjalani hari-hari ke depannya. Ingin teman dekat dan intim tapi tak mau terjerumus dalam pergaulan bebas, maka menikah dianggap sebagai jawaban.

Yang tergesa-gesa menikah sebelum kerja bisa jadi karena terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dari hubungan sebelum menikah. Apapun alasannya, setiap pasangan yang menikah sebelum bekerja harus siap menanggung konsekuensi yang mengikutinya.

Kesiapan nikah setiap individu berbeda-beda. Kondisi keluarga yang menjadi pendukung pernikahan juga berbeda-beda. Bisa jadi kamu siap menikah sebelum bekerja karena yakin secara ekonomi akan mendapat sokongan modal dari keluarga untuk memulai usaha. Kamu merasa sudah siap lahir dan bathin untuk menikah.

Jika kamu memilih langsung menikah sebelum bekerja berarti kamu sudah siap memasuki dunia rumah tangga. Bertanggungjawab pada keluarga.

Fokusmu akan beralih pada suami dan anak-anak kelak. Kamu kehilangan kesempatan membahagiakan dirimu sendiri dan orangtua dengan menggunakan uang hasil jerih payahmu sendiri setelah menikah. Meskipun kamu bisa tetap bekerja setelah menikah, pola pergaulan di lingkungan bekerja tentu akan berbeda ketika kamu sudah menikah. Harus siap dengan pembatasan-pembatasan dari pasangan.

Dengan langsung menikah kemudian baru bekerja, secara otomatis kamu akan membatasi pola pergaulanmu, karena kamu telah menentukan pilihan terbaik untuk pendamping hidupmu. Setelah bekerja, pergaulanmu akan semakin luas, tapi kamu tak punya kesempatan dan tidak boleh membandingkan-bandingkan pasanganmu dengan rekan kerjamu.

BACA JUGA:

Keputusanmu untuk menikah harus bisa kamu pertanggungjawabkan karena menikah bertujuan untuk menjalin hubungan yang jelas sampai akhir hayat. Menikah juga menyempurnakan ibadah. Jadi kamu harus siap dengan risiko berumah tangga sebelum bekerja.

Kesiapan lain yang harus kamu hadapi adalah hadirnya buah hati. Memiliki anak di usia muda mungkin memberikan keuntungan, seperti usia yang tak terpaut begitu jauh. Sehingga saat sudah dewasa kamu masih bugar saat merawatnya. Dengan sedikitnya jarak ini, kamu dan pasangan masih bisa memantau gaya hidup hingga caranya bersosialisasi dengan teman-temannya.

Tapi, memiliki anak sebelum kamu bekerja mungkin akan memberikan beban bagi rumah tanggamu. Karena kehamilan hingga persalinan membutuhkan biaya yang tak sedikit. Setelah anak lahir juga membutuhkan biaya lebih besar untuk mendukung pertumbuhannya. Pilihannya adalah berhemat dengan penghasilan pasangan saja. Jika belum siap memiliki anak, lakukan perencanan kehamilan dengan menunda bulan madu menjadi tahun madu.
Ketidakmapanan ekonomi juga bisa menjadi pemicu konflik rumah tanggamu. Tidak mungkin kan kamu terus-terusan minta subsidi orangtua?

Banyak pasangan yang bercerai karena kegagalan finansial keluarga. Dikutip dari Hukum Online, faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab paling dominan terjadinya kasus perceraian di Indonesia dari tahun ke tahun.
Data dari Pengadilan Agama tahun 2017, menyebutkan, ada 415.848 perkara perceraian yang masuk ke Pengadilan Agama. Dari angka itu, sebanyak 374.516 perkara sudah diputus. Nah, dari perkara perceraian yang sudah diputus itu, sebanyak 105.266 perkara dipicu oleh masalah ekonomi. Ini adalah penyebab perceraian nomor dua setelah perselisihan dan pertengkaran terus menerus.

Karena itu sebagian besar, khususnya lelaki, sebaiknya memilih untuk bekerja dulu sebelum menikah. Lelaki memiliki tanggungjawab sebagai kepala keluarga sehingga bekerja adalah kewajiban. Jika tak bisa menahan hawa nafsu, kamu bisa puasa dan melakukan berbagai kegiatan positif lainnya, jangan menikah hanya karena ingin melegalkan hubungan seksual. Karena pernikahan memiliki tujuan membentuk keluarga yang jauh lebih mulia.

Jadi, yang perlu ditekankan sekali lagi syarat siap finansial untuk menikah bukan berarti memilih pasangan kaya. Tetapi memilih pasangan yang sudah bekerja dan memiliki sumber pendapatan tetap sehingga bisa membuat pengelolaan keuangan keluarga di masa depan. Jika kamu memilih menikah sebelum bekerja, bersiaplah dnegan konsekuensinya.

Yuk, share tulisan ini ke keluarga dan teman-temanmu yang berencana menikah. Follow juga akun Instagram @siapnikah_offcial dan klik tanda jempol biru di akun Facebook @siapnikah.org untuk mendapatkan update informasi bermanfaat dan menarik dari siapnikah.org.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
2
+1
0
Scroll to Top