Saniya Humaira Difaz
S1 Administrasi Publik Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Masa perkembangan manusia yang paling menonjol adalah masa remaja, tak hanya perubahan fisik, cara berpikir pun ikut berubah. Masa ini didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia 10 sampai 19 tahun. Sehingga tak hanya kesehatan fisik yang perlu dijaga pada masa remaja ini tapi, kondisi kesehatan mental juga menjadi hal wajib yang perlu kita perhatikan. Kesehatan mental itu sangat penting untuk kita jaga karena, dimasa sekarang tak jarang kita menemukan kasus dimana seseorang memilih menyerah daripada melanjutkan hidupnya. Tapi dari tindakan mereka itu, sebenarnya mereka ini tidak ingin mati namun kenyataanlah yang membuat meraka berpikir betapa menakutkannya untuk melanjutkan kehidupan kedepannya. Bukan hanya itu saja, berinteraksi dengan orang lain juga sebenarnya sangat terkait dengan kebahagiaan dan kesejahteraan mental secara keseluruhan.
Faktanya, studi dalam plos one menemukan bahwa kualitas keseluruhan hubungan sosial merupakan faktor risiko yang kuat untuk depresi berat. Toxic relationship menjadi salah satu hal utama yang dapat mempengaruhi kesehatan mental (dr. Rizal Fadli. 2022). Toxic relationship seperti kekerasan dalam pacaran yang dialami individu sebagai kekerasan pribadi, bentuk kekerasan ini yang terjadi ialah cemburu berlebihan, panggilan telpon yang buruk, menuduh pelaku dalam hubungan korban dengan perilaku yang tidak pantas, membuat tuduhan yang tidak mendasar, sehingga korban mengalami trauma psikis. Trauma psikis yaitu trauma yang terjadi karena terdapat kebimbangan yang melampau atau traumatik oleh kerusakan fisik dan psikis yang dapat menyebabkan gangguan emosi yang dicetuskan oleh peristiwa pahit (Eifert, G.H., & Forsy, J. P. 2005)
Baca Juga:
- Toxic Relationship: Antara Harga Diri dan Ekspektasi dalam Sebuah Hubungan
- Waspada Hubungan Toxic! 5 Kiat Membangun Hubungan Bahagia
Apa itu Toxic Relationship ?
Toxic Relationship adalah kondisi seseorang yang kerap membuat suasana atau suatu hubungan, baik itu hubungan pertemanan maupun hubungan percintaan menjadi lebih keruh. Keruh disini bisa kita artikan sebagai racun atau salah satu pihak yang menjadi pelaku dalam hubungan tersebut. sehingga ketika seseorang menjalani hubungan toxic pastinya hubungan ini akan menyebabkan kerusakan. Menurut Laili (2020) orang-orang yang memiliki hubungan toxic relationship atau hubungan tidak sehat, sering kali kita tidak tahu bahwa tidak baik untuk kita terus melanjutkan hubungan tersebut.
Dari penjelasan diatas mengenai tentang hubungan Toxic relationship, bahwa dimana banyaknya remaja yang menjalin hubungan toxic. Hubungan yang dijalani ini sudah pastinya tidak sehat dan sudah seharusnya kita menghindari hubungan ini. Faktanya banyak korban yang menjalin hubungan toxic, apalagi pada masa remaja seperti kita saat ini yang ketika menjalin hubungan kita sering kali merasa khawatir dan takut ditinggalkan oleh pasangan kita tanpa peduli bahwasannya pasangan kita sering berbuat kasar, secara psikologis, cara fisik atau seksual. dari penjelasan tersebut bahwa toxic relationship sangat berbahaya dalam sebuah hubungan terutama dalam berpacaran, sehingga hubungan ini sudah sepatutnya kita tinggalkan karena bersifat merusak dan membunuh.
Namun, masih banyaknya remaja yang tetap mempertahankan hubungan ini walaupun mental mereka yang menjadi korbannya, faktor ini biasanya disebabkan karena ancaman dari salah satu pihak hubungan yang berperan sebagai pelaku. Biasanya hubungan ini ditandai dengan adanya keegoisan, mendapat kekangan dan tekanan dari pasangan, perasaan tidak nyaman dalam hubungan pacaran, dan masih banyak lagi hal negatif yang terjadi dalam hubungan pacaran. Toxic ini juga bisa mengarah kepada seseorang yang susah memiliki kebahagiaan dalam dirinya dan tak jarang pula orang toxic selalu memandang orang lain memiliki sifat buruk dan selalu berpikir negatif terhadap orang lain. Sehingga perlu adanya rasa peduli yang tinggi dan peningkatan untuk melindungi diri sendiri agar terhindar dari hubungan toxic relationship.
Apa saja dampak & bahayanya ?
Manajer relationship Australia, Valerie Holden (Jo Hartley, 2019), mengatakan bahwa hubungan romantis yang tidak sehat dapat menyebabkan perasaan tidak aman, diabaikan, terancam, dikendalikan, atau diremehkan. Apalagi orang yang memang sudah mempunyai gangguan mental serta terjerat dalam hubungan toxic, mereka akan lebih rentan terhadap hubungan ini. Gejala gangguan mental dapat berupa depresi, ide bunuh diri, kecemasan, bahkan menyakiti diri sendiri atau biasa kita sebut dengan istilah self harm atau dengan bahasa yang sering digunakan remaja ialah barcode.
Banyak remaja yang melampiaskan ke hal-hal yang menyakiti diri sendiri hanya karena masalah percintaan, yang dimana kegiatan seperti itu hanya dapat merugikan diri sendiri. Hubungan toxic relationship ini ternyata sangat memberikan dampak yang tidak baik bagi remaja apalagi jika hubungan ini masih terus dipertahankan. Sehingga sebagai remaja yang cerdas harus bisa keluar dari zona hubungan toxic, walaupun memang keluar dari hubungan ini tidak mudah tetapi harus berusaha bagaimana supaya kita dijauhkan dari hubungan tidak sehat ini, Karena jika dibiarkan semakin jauh maka akan semakin membuat mental kelelahan. Namun, perlu dicoba yaitu waktu adalah penyembuhan terbaik dengan cara kita harus selalu memanfaatkan waktu kosong dengan kegiatan yang bermanfaat untuk mengistirahatkan pikiran dan tubuh individu. Sehingga ketika kita menggunakan waktu dengan mengisi hal baik kita tidak akan berpikir kembali mengenai hal seperti itu, otak kita pasti hanya akan berpikir positif.
Para korban yang terjebak di toxic relationship pada umumnya sulit untuk melepaskan diri. Hal ini karena mereka telah kehilangan self worth atau rasa percaya diri sehingga mengira tak akan ada yang bisa menerima mereka setelah keluar dari hubungan beracun tersebut. Hubungan yang melibatkan pelecehan fisik atau verbal tentunya diklasifikasikan sebagai ‘beracun’. Selalu muncul emosi negatif saat bersama pasangan juga tanda-tanda hubungan toxic. Menurut Psikologi Klinis Ratih Ibrahim dalam Personal Growht menjelaskan bahwa, semua hubungan yang terjadi dan menimbulkan rasa tidak nyaman akan mengakibatkan adanya ancaman secara fisik dan psikologis. Terlepas dari kasus tersebut, toxic relationship atau hubungan ‘beracun’ banyak diartikan sebagai perasaan tidak aman dan tidak nyaman dalam hubungan kepada pasangan. Hal ini bisa dipicu karena pasangan kerap mengancam atau tidak ada dukungan sampai timbulnya kekerasan dan mengakibatkan korban meninggal.
Maka dari itu, ketika kita memilih pasangan jangan terlalu cepat mengambil keputusan tetapi harus memilih secara bijak bagaimana sifat karakter pasangan kita, berani mengatakan ‘tidak’ jika terjadi adanya suatu paksaan dalam sebuah hubungan. Hubungan yang bermasalah ini perlu diwaspadai selalu dan ditangani karena sangat menguras waktu serta pikiran. Untuk itu bagi remaja yang sedang mengalami hubungan toxic segera keluar dari zona nyaman dalam hubungan tidak sehat dan ubahlah hubungan toxic relationship menjadi hubungan healthy relationship, kalian harus menjadi remaja yang cerdas dalam memilih sesuatu hal serta jangan menjadi remaja yang rela kehilangan jati diri karena tidak keluar dari zona nyaman tersebut.
Baca Juga:
- Pasangan Kamu Abusive dan Manipulatif, Stay or Leave?
- Pasangan Manipulatif? Ini 6 Cara Menghadapinya
- The Self Worth Of Women Toxic Relationship: Perjuangan Untuk Pemberdayaan
Memiliki hubungan toxic sangatlah melelahkan. Lalu, bagaimana caranya supaya kita bisa terlepas dan mengakiri hubungan toxic? Memiliki hubungan asrama yang baik dan sehat tentunya bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik. Secara tidak langsung, hal ini juga dapat meningkatkan kualitas hidup. Hubungan ini bisa membuat orang yang terlibat merasa sengsara karena beban fisik dan emosional yang diterima. Karena ketika terjebak dalam hubungan yang toxic, korban biasanya akan meningkatkan rasa toleransi mereka terhadap perlakuan yang diberikan pasangannya. Hal penting yang harus dilakukan untuk keluar dari hubungan toxic adalah mencari bantuan. Setelah itu, buat rencana perpisahan. Jika sudah berhasil memutuskan hubungan, batasi komunikasi dan jika perlu tak usah mencari tahu tentang keberadaan atau informasi pelaku toxic relationship. Dari masalah diatas mengenai hubungan tidak sehat ini sudah sepatutnya kita hindari dan jangan sampai kita terjebak dalam hubungan ini, karena dampak yang diberikan sangatlah buruk bagi kesehatan dan mental kita. Sebagai remaja cerdas sudah sepatutnya kita bisa untuk selalu membedakan hubungan yang baik dan buruk, dapat mengakui permasalahan yang ada dalam hubungan, selalu bisa untuk menghargai diri sendiri, serta pentingnya untuk kita selalu melakukan komunikasi secara sehat. Selain itu semua, kita juga harus bisa selalu meluangkan waktu untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat, saat ada masalah dengan pasangan kita diharapkan untuk selalu bercerita kepada orang terdekat dan jika memang sudah terjadi kita harus mencari bantuan misalnya bantuan dari orang profesional.