Tetap Bekerja Setelah Menikah dan Jadi Ibu? Tak Masalah

Mencegah anak stunting (Foto oleh Singkham dari Pexels)

Table of Contents

Rasa bersalah kerap menghantui ibu yang bekerja. Rasa bersalah ini biasanya muncul karena ibu merasa tidak sempurna karena harus meninggalkan anak di rumah saat bekerja. Namun, sebetulnya kamu tidak perlu merasa bersalah saat tetap bekerja meskipun sudah memiliki anak. Hempaskan rasa bersalah itu ketika kamu harus menjadi ibu yang bekerja agar anakmu bisa mandiri.

Ketika melihat anak menangis saat kamu berpamitan untuk bekerja, perasaan trenyuh pasti muncul. Namun, semua rasa kasihan, tak tega, atau rasa bersalah ini seharusnya kamu kesampingkan. Tahu tidak, perasaan bersalah pada ibu bekerja justru akan menimbulkan energi negatif pada anak lho.

Hal ini bisa terjadi, karena ibu yang bekerja yang dihantui rasa bersalah cenderung memenuhi semua permintaan anak. Ibu berharap anak akan bahagia dengan memenuhi semua permintaan anak. Bila anak bahagia, rasa bersalah itu pun akan hilang.

Namun, cara ini malah membuat anak cenderung memanfaatkan rasa bersalahmu untuk mendapatkan kemauannya. Diperlukan komunikasi antara ibu dan anak untuk menjelaskan alasan kenapa kamu bekerja. Agar anak tidak merasa menguasai ibunya yang dihantui rasa bersalah.

Kamu enggak perlu mendengarkan pendapat orang lain soal ibu bekerja lebih mementingkan karier daripada anak. Ada banyak faktor yang menjadi alasan kenapa seorang ibu harus tetap bekerja dengan tetap mengasuh anak.
Yakinlah, di balik kesibukanmu bekerja, ada nilai kehidupan yang bisa dipelajari oleh si kecil. Ia akan melihat banyak hal yang bisa ditiru dari sosok wanita pekerja keras dan kuat seperti kamu.

1. Anak belajar soal keseimbangan hidup
Tanpa kamu sadari, dengan kamu bekerja dan bisa tetap menjalankan tugas sebagai ibu, bisa membuat anakmu belajar soal keseimbangan hidup. Bukan hal yang mudah untuk bisa menyeimbangkan kehidupan sebagai ibu dan pekerja kantoran. Perjuanganmu sangat besar dan patut diacungi jempol.
Dari apa yang kamun lakukan itu, kamu telah mengajarkan anak tentang mengatur jadwal dan membuat prioritas dengan baik.

BACA JUGA:

2. Anak belajar arti bekerja keras
Kamu juga mengajarkan kepada anakmu arti bekerja keras. Hal itu terlihat dari perjuanganmu tetap mengerjakan tumpukan deadline di kantor, dan melakukan tugas seorang ibu ketika berada di rumah. Meski capai ketika harus berdesakan di kendaraan umum atau saat harus berangkat pagi hari sebelum anak bangun, kamu tetap tidak menyerah karena kamu bekerja demi buah hati.

3. Mengajarkan betapa berharganya waktu
Di balik terbatasnya waktu yang bisa kamu habiskan dengan anak, kamu akan memanfaatkan waktu sesedikit apapun dengan si kecil agar tetap berkualitas. Rasa lelah setelah bekerja akan sirna ketika kamu bertemu dengan anak sehingga kamu dengan rela menghabiskan waktumu usai bekerja dengan si kecil. Secara tidak langsung anak pun akan belajar betapa pentingnya waktu. Dengan waktu yang ada, anak akan senang menghabiskannya dengan kamu.

Rasa sayang seorang ibu tidak ditentukan dari apakah dia ibu bekerja atau tidak. Semua ibu ingin membuat anaknya bahagia dan ingin memberikan yang terbaik buat anakmu. So, jangan merasa bersalah lagi kalau kamu ibu yang bekerja.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
1
+1
0
+1
0
Scroll to Top