Perilaku seks pra nikah adalah perilaku berisiko bagi remaja. Ada risiko kehamilan yang tak diinginkan, penyakit kelamin, juga penyakit psikologis terutama bagi perempuan ketika hubungannya kandas. Karena kehilangan keperawan dalam hubungan seks pra nikah bisa membuat wanita tidak percaya diri sebelum menikah.
Karena itu, hindarilah seks pra nikah. Untuk masa depan yang terbaik, jangan lakukan hubungan suami istri sebelum resmi menikah. Lantas bagaimana jika sudah terlanjur dan putus hubungan? Penyesalan memang selalu datang di akhir. Tapi jangan sampai hal tersebut membuatmu putus asa. Taubat dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi adalah sebuah keharusan.
Ketika hendak menikah dengan orang lain, kamu harus berhati-hati membicarakan isu sensitif ini. Ada baiknya kamu mencoba mendiskusikan sebelum menikah supaya tidak ada kekecewaan setelah menikah.
Tapi, tak perlu langsung jujur dan terbuka. Cobalah untuk mencari tahu pandangan pasanganmu tentang pentingnya keperawanan. Apakah dia akan menyesal jika menikah dengan istri yang tidak perawan? Mendengar jawabannya, pasti kamu bisa memutuskan untuk melanjutkan hubungan atau tidak.
BACA JUGA:
- Ragu-ragu Calon Istri Tidak Perawan? Ini Caranya Bertanya
- Waktu yang Tepat untuk Memulai Pendidikan Seks di Rumah
- Alasan yang Tepat untuk Membatalkan Rencana Pernikahan
Bicaralah dalam kondisi santai. Kamu juga berhak mempertanyakan keperjakaan pasangan jika kamu merasa nyaman untuk meneruskan hubungan.
Kamu bisa memulai bertanya dengan membahas nilai-nilai yang diyakini pasangan tentang keperawanan. Bicarakan tentang norma di masyarakat secara umum terlebih dahulu, baru menanyakan tentang pola pergaulan calon pasangan.
Kamu akan mengetahui apakah calon pasangan akan tersinggung atau bersedia terbuka tentang keperawanannya setelah serangkaian dialog terbuka. Hindari pertanyaan interogatif, tapi dengan berbagi. Ciptakan suasana yang nyaman dengan pasangan sebelum berdialog.
Mitos Keperawanan
Bicarakan pula pandangannnya tentang mitos-mitos seputar keperawanan. Banyak mitos keliru tentang keperawanan. Banyak yang menganggap perawan atau tidaknya istri dilihat dari ada tidaknya noda darah pada hubungan malam pertama. Atau dengan melihat cara berjalan pasangan untuk menebak keperawanannya.
Faktanya, keperawanan bukan suatu tanda bahwa seseorang sudah melakukan hubungan seksual. Noda darah itu dipercaya sebagai darah selaput dara yang pecah. Padahal, selaput dara yang ada pada seorang perempuan berbeda-beda.
Ada yang rapuh, ada yang kuat. Contohnya ada perempuan yang jatuh dari kuda, kemudian selaput dara/hymennya sobek. Ada juga yang sudah berkali-kali melakukan hubungan seks, tapi selaput daranya masih utuh.
Jadi tidak selalu pertama hubungan seks pasti mengeluarkan darah. Ini tidak bisa menjadi pertanda. Sehingga darah yang muncul karena pecahnya selaput dara tidak selalu ada di hubungan seksual pertama kali.
Dengan mengetahui faktanya, bisa jadi pasanganmu tidak akan kecewa ketika mendapati tanda keperawanan pada malam pertama. Sehingga kamu tidak perlu menceritakan masa lalu.
Namun, jika persoalan itu membuatmu ragu untuk melangkah, kejujuran penting dilakukan. Komunikasi adalah hal penting sebelum menikah, sehingga kamu tidak membuatnya kecewa. Kepercayaan dan kejujuran adalah kunci dari sebuah komitmen pernikahan.
Tujuan Pernikahan Bukan Cuma Hubungan Seksual
Kembali ke tujuan pernikahan sebagai tujuan bekeluarga. Tugas utama keluarga adalah memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial anggota keluarganya. Mencakup pemeliharaan dan perawatan anak-anak, pembimbingan perkembangan kepribadian anak-anak, dan memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarganya.
Jadi sebenarnya, keperawanan hanyalah salah satu tolak ukur kecil dibanding kesiapan pasangan sebagai calon istri dan ibu yang baik. Pernikahan bukan cuma membahas hubungan seksual. Memang itu faktor penting, namun ada faktor lain yang lebih penting untuk mencapai keharmonisan keluarga, yaitu kenyamanan lahir batin dengan pasangan.
Buat saya keperwanan adalah martabat atau kehormatan bagi isteri. Keperawanan merupakan pemberian rasa format kepada suami sebab seseorang yang melakukan persetubuhan adalah suami isteri yang sah. Karena keperawanan hanyalah sekali seumur hidup Dan itu hanya boleh diberikan kepada suami.