Sudah Siap Punya Anak Banyak Tanya? Yuk Pahami Kelebihan dan Tantangannya

Duh gemes deh kalau anak banyak tanya. (Foto: Pixabay)

Table of Contents

Setelah menikah, kehadiran anak selalu menjadi saat yang dinantikan. Tak cuma gemes dan menyenangkan, sesungguhnya menjadi orang tua itu harus siap dengan kerepotan yang dibuat. Apalagi jika Si Kecil sudah mulai banyak tanya.

Ini hal yang wajar karena semakin bertambah usia anak, maka semakin bertambah pula kemampuan berbicara si kecil. Pada usia balita yang baru belajar berbicara biasanya anak sangat cerewet dan aktif. Ketika kemampuan berbicaranya semakin lancar, maka anak semakin cerewet juga. Mereka pun lantas kerap mengajukan banyak pertanyaan.

Punya anak yang banyak tanya dan cerewet punya banyak kelebihan lho. Meskipun ada juga tantangannya. Nah, sebagai orang tua harus bisa mengarahkan ke arah yang positif sehingga bisa membawa manfaat yang besar bagi anak saat sudah besar.

Apa saja sih kelebihan anak yang banyak tanya dan cerewet? Kelebihan yang utama adalah anak merupakan pembicara yang andal. Ia akan bisa menjelaskan apa yang sedang dirasakan misalkan sedang sakit, sedih, bahagia dan emosi lainnya sehingga Bunda dan Ayah lebih mudah memahami si kecil. Anak juga akan bisa memberi tahu ketika ada hal yang tidak ia mengerti.

Anak yang cerewet juga akan selalu memiliki pendapat. Ini akan memudahkan orang tua yang ingin mendengarkan pendapat jujur dari buah hatinya. Dengan tahu pendapat anak, orang tua bisa mengambil langkah yang tepat terkait hal yang didiskusikan dengan anak.

Anak yang cerewet juga bisa menjadi teman yang menyenangkan lho. Orang tua tidak akan bosan karena bisa bercengkerama dan berbagi cerita dengan si kecil.

Anak yang aktif bertanya dan cerewet juga akan mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Selain itu, anak yang aktif bertanya juga sangat menghibur dengan celotehannya yang beragam dan sangat informatif karena bisa mengutarakan pendapatnya.

Selain kelebihan itu, orang tua juga harus memahami tantangan memiliki anak yang aktif bertanya dan cerewet. Apa saja itu?

Tantangan yang mungkin dihadapi yakni anak tidak fokus pada pembicaraan. Anak memiliki kecenderungan untuk meminta orang tua membicarakan apa saja dan mungkin saja itu membuat orang tua lupa topik apa di awal pembicaraan. Siap-siap topik pembicaraannya melebar ya.

Tantangan lainnya adalah kadang orang tua dibuat pusing dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan si keci. Orang tua pun harus kreatif dan memiliki pengetahuan yang luas untuk bisa memuaskan rasa penasaran si kecil.

Orang tua juga harus siap dengan terbatasnya saat tenang di rumah. Pasalnya, anak bisa saja berbicara terus tanpa kenal lelah. Seolah anak selalu dalam keadaan full charge. Orang tua juga bisa saja tidak dapat giliran bicara karena si anak terus asyik dengan celotehannya. Meski begitu, anak tetap menggemaskan.

Karena terlalu banyak bicara, biasanya anak tidak mau mendengarkan orang tua. Hal ini harus jadi perhatian. Orang tua harus bisa mengajarkan anak untuk juga belajar mendengarkan. Ketika anak memasuki fase ini, orang tua sebaiknya melakukan hal yang tepat.

1. Berikan kesempatan bicara pada anak
Berikanlan anak kesempatan berbicara. Berikan waktu yang cukup di rumah agar anak bisa mengeluarkan segala unek-uneknya setiap hari. Lihat langsung ke matanya dan mulailah percakapan dengan buah hati agar merasa diperhatikan dan dihargai.

Hal ini untuk menunjukkan berbicara atau bertanya ke orang tua adalah hal yang baik. Orang tua pun harus menjadi pendengar yang baik.

2. Buat jarak dengan anak
Membuat jarak jadi salah satu hal yang bisa orang tua lakukan. Ada baiknya orang tua mengajarkan tidak semua hal bisa ditanyakan atau tidak setiap kesempatan dia bisa bertanya dan cerewet. Berikan pemahaman pada anak ada beberapa hal bersifat pribadi dan ada beberapa tempat misalnya perpustakaan yang mengharuskan siapapun untuk tidak berisik dan banyak bicara.

Hal tersebut juga penting karena akan menjadi pengajaran untuk anak agar mengetahui segala petunjuk sosial, ekspresi, dan bahasa tubuh orang lain.

3. Jangan labeli anak dengan sebutan cerewet
Langkah lainnya yang bisa dilakukan yakni tidak melabeli buah hati dengan sebutan cerewet atau sebutan lainnya yang maknanya sama. Jika itu dilakukan, akan bisa merusak kepercayaan diri buah hati.

Sebaliknya, orang tua harus memberikan apresiasi terhadap anak tentang siapa dirinya. Orang tua juga harus menunjukkan bagaimana baiknya anak ketika harus menyuarakan pikiran dan pendapatnya ke orang tua.

BACA JUGA: Cara Bijak Agar Tetap Tenang Saat Anak Tantrum

4. Buatlah jeda waktu dan masa rehat

Memiliki balita yang banyak bertanya dan cerewet kadang menjadi suatu hal yang melelahkan bagi orang tua. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk menciptakan masa rehat dari kegiatan yang melelahkan tersebut. Orang tua bisa mengajak anak untuk membaca buku favorit, memasak, mendengarkan musik, atau jalan-jalan.

5. Ajarkan anak menjadi seorang pendengar
Orang tua juga perlu membiasakan balita yang banyak bertanya dan cerewet menjadi seorang pendengar. Caranya bisa dilakukan dengan permainan diam. Misalnya, pihak yang lebih dulu bersuara akan kalah. Permainan ini akan memberikan pemahaman tentang konsep diam dan menjadi pendengar bagi orang lain.

Balita yang banyak bertanya dan cerewet dipercaya akan memiliki kemampuan komunikasi yang lebih dibandingkan anak sebayanya dan juga menambah wawasannya. Selain itu, ketika dewasa, kemampuan sosial mereka juga akan lebih baik dan rasa percaya diri dalam berdiskusi dan menyampaikan pendapat akan lebih tinggi. Jadi, semangat selalu ya!

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
1
+1
0
Scroll to Top