LDM dengan Pasangan, Ini Risiko dan Benefitnya

Calon pengantin harus tahu ASI penting untuk mencegah stunting, (Foto oleh Agung Pandit Wiguna dari Pexels.com)

Table of Contents

Saat pacaran, LDR (Long Distance Relationship). Sudah menikah masih LDM (Long Distance Marriage). Padahal tujuan pernikahan salah satunya adalah bisa bersama dengan pasangan terus menerus, berbagi suka duka bersama. Lantas kalau tetap LDM, harus bagaimana dong?

Bagi beberapa pasangan, LDM menjadi pilihan karena beberapa alasan yang tak bisa ditolak. Ada beberapa alasan kenapa pasangan menjalani LDM. Umumnya alasannya adalah pendidikan, pekerjaan, dan orangtua.
Menikah bukanlah penghalang bagi siapa pun untuk tetap menuntut ilmu dan meng-upgrade diri. Banyak pasangan yang menjalani LDM karena kuliahnya di luar kota atau luar negeri yang tidak memungkinkan untuk memboyong keluarga.

Cukup banyak pekerjaan yang punya konsekuensi untuk tidak selalu tinggal bersama keluarga. Seperti TNI yang terkadang bertugas di daerah konflik, pelaut, para pekerja di pertambangan, dan bahkan PNS yang ditempatkan di daerah yang berbeda dengan tempat tinggal. Meski banyak yang mengikuti ke manapun suami dipindahkan, tapi tetap ada beberapa yang memilih menjalani LDM dengan beberapa pertimbangan.

Orangtua juga kerap jadi alasan. Karena orangtua salah satu pasangan, entah suami atau istri sudah tua atau bahkan sakit-sakitan dan tidak ada yang menemani di rumah. Akhirnya sang istri merelakan untuk pulang dan merawat orangtua, sementara suami tetap mencari nafkah di kota tempat tinggal.

Konsekuensi LDM

Ketika suami istri memilih untuk menjalani LDM tentu saja hal ini mengandung banyak konsekuensi yang harus dihadapi karena lazimnya pasangan suami istri memang tinggal dalam satu rumah, namun karena kondisi dan alasan tertentu maka suami-istri memutuskan untuk menjalani LDM.

Dampak nyata dari LDM adalah munculnya rasa rindu. Jelas kerinduan sulit dibendung ketika kamu menjalani LDM. Beruntung saat ini tehnologi memudahkan kita untuk menebus rindu dan jarak. Yang perlu diwaspadai adalah munculnya rasa cemburu hingga curiga.

Jangan sampai karena LDM kemudian cemburu buta hingga curiga tak beralasan. Mungkin perasaan itu juga dipengaruhi oleh hormon kesuburan, karena itu kamu perlu mensiasati dengan banyak berbincang tentang kebutuhan pasangan satu sama lain. Kunci keharmonisannya adalah rasa percaya.

Kalau kata Dilan, rindu itu berat. Memang benar, tapi rindu juga indah. Pasangan yang selalu bersama mungkin akan kehilangan rasa rindu karena selalu bertemu. Karena itu nikmati rasa rindu selagi masih LDM.

Semua serba sendiri, repot bukan? Tidak juga, anggaplah kamu bisa menikmati waktu sendiri lebih lama selama LDM. Kamu harus tahu bahwa selalu ada masa kamu bosan melihat wajahnya. Susah tidur diganggu dengkurnya. Sebab itu, perpisahan ini mestinya bisa dinikmati saja.

Sadar atau tidak, pasangan LDM lebih mandiri dibanding pasangan biasa yang selalu bersama. Mereka lebih mandiri karena terbiasa melakukan semuanya sendiri. Tak ada pasangan yang membantu, namun tak boleh mengeluh karena sudah jadi kesepakatan. Maka mandiri yang awalnya terpaksa akan jadi jalan hidup. Terlebih jika jarak menjadi hal yang nyata usai pernikahan.

Hambatan terbesar dalam LDM adalah kesetiaan. Namun sejatinya, ini tidak perlu dianggap sebagai hambatan jika masing-masing memegang komitmen dengan baik. Suami/istri yang terhormat tidak akan membiarkan dirinya tergoda oleh orang ketiga. Mereka menjaga kesetiaan karena cinta, jadi tidak akan luntur oleh goda.

Tapi apakah itu mudah untuk dilakukan? Tentu saja tidak. Butuh komunikasi yang kuat agar LDM berjalan sukses. Setiap komunikasi antar pribadi yang dilakukan antara pasangan suami istri yang satu dengan yang lainnya akan berbeda. Demikian pula dengan LDM, tentu memiliki pola atau cara komunikasi yang berbeda.

BACA JUGA:

Tips Sukses LDM

Komitmen jelas jadi bekal yang pada akhirnya dipakai untuk bisa saling menguatkan. Itulah yang akan bisa membuat jarak seolah bisa dilipat sampai waktu di mana bersama-sama dengan dia bukan lagi sebatas pada keinginan.
Hubungan jarak jauh sebetulnya bisa saja sukses, namun hal ini membutuhkan kerja keras suami dan istri yang memutuskan untuk menjalani LDM.

Dalam menjalani LDM, usaha mempertahankan keharmonisan keluarga mesti berkali-kali lipat lebih besar ketimbang pasangan lainnya. “Terutama, upaya untuk saling mengerti, memberikan kasih sayang, dan saling memahami.”

Tips menjaga keharmonisan rumah tangga pasangan LDM:
• Menjaga agar jalur komunikasi selalu terbuka setiap hari.
• Menjaga komitmen satu sama lain, saling percaya dan setia pada ikatan pernikahan.
• Suami-istri yang menjalani hubungan jarak jauh harus membuang jauh-jauh pemikiran negatif. Posisikan diri setara sebagai orang yang sama-sama ditinggal pasangan, merasa tak lengkap, dan membutuhkan kasih sayang. Mencoba saling mengerti dan menyayangi, jangan hanya menunggu untuk diperhatikan.
• Untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang, lihatlah kebutuhan pasangan. Ada yang membutuhkan kasih sayang lewat kata-kata rayuan atau kata-kata manis. Namun, ada pula yang tidak cukup dengan bahasa atau kata-kata saja, tapi justru lebih membutuhkan sentuhan fisik. Kebutuhan fisik itulah yang cukup merepotkan. Kalau mempunyai dana yang mencukupi, tidak ada salahnya jika rajin pulang atau saling mengunjungi. Namun kalau budget tidak cukup, harus ada pengertian dari suami dan istri. Untuk menghindari godaan dari luar, kuatkan komitmen untuk menjaga kesetiaan. “Benteng terbaik adalah iman.”
• Saling terbuka terkait masalah keuangan keluarga dan pengelolaannya.
• Bersikaplah jujur tentang kekhawatiran dan kecemasan yang Anda rasakan saat tinggal terpisah dan juga keinginan tentang harapan dari long distance marriage yang dijalani.
• Sering-sering lah mengirim paket kejutan atau hal-hal kecil yang menunjukkan anda peduli.

Perlu banyak usaha dan perjuangan yang dilakukan agar berbagai persimpangan dan kehidupan yang mapan bisa dijumpai segera di masa depan, tentu bersama dia yang sudah bisa disebut sebagai sejatinya pasangan. Anggaplah semua kerja keras dan LDM saat ini sebagai media untuk melengkapi kebahagiaan di masa depan. Ingatlah, pelangi baru akan muncul setelah hujan.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
10
+1
4
+1
26
+1
2
Scroll to Top