Setiap pasangan pastilah menginginkan rumah sebagai tempat berteduh dan hidup bersama keluarga. Ada pasangan yang memilih membangun sendiri rumahnya, tetapi jamak juga yang memilih untuk membeli. Nah, kalau pilihannya membeli kira-kira mana yang lebih baik antara beli rumah cash, cicil developer, atau KPR?
Jika ini adalah pengalaman pertama membeli rumah, wajar saja kalau kebingungan kerap melanda. Apalagi ada beragam jenis penawaran rumah, bahkan dengan iming-iming yang menjanjikan. Seperti DP 0%, tanpa bunga, dan sebagainya.
Tapi, perlu kamu ketahui selain menentukan strateginya, kamu juga harus menetapkan tujuan membeli rumah. Apakah untuk tempat tinggal pribadi, disewakan sebagai investasi, atau dijadikan tempat usaha?
Menurut perencana keuangan Shierly, S.E., M.B.A., CFP tujuan tersebut menentukan pemilihan strategi agar tepat dan sesuai kebutuhan. Terkait dengan strategi pembayaran beli rumah, maka beda kondisi beda pula strateginya. Berikut panduannya.
1. Membeli rumah sebagai tempat tinggal
Kalau tujuanmu membeli rumah adalah sebagai tempat tinggal, usahakan memilih strategi “cash” atau “cicil developer”. Rumah sebagai tempat tinggal, artinya dari rumah yang kamu tempati tidak menghasilkan pemasukan. Malah sebaliknya, justru muncul pengeluaran.
Seperti bayar PBB, listrik, air, perawatan, biaya perbaikan/renovasi. Artinya, sekalipun kamu bisa mendapat keuntungan dari kenaikan harga properti. Tetapi selama rumah tidak dijual, maka keuntungan tersebut belum bisa direalisasikan menjadi uang atau pemasukan.
Dari sisi perencanaan keuangan, ia mengelompokkan aset rumah tempat tinggal sebagai aset guna. Jadi sebaiknya kamu mengatur pengeluaran dengan efisien sehingga dengan membeli secara cash atau cicil developer, kamu tidak perlu membayar biaya dan bunga KPR.
2. Membeli rumah sebagai tempat usaha atau investasi
Kemudian, kalau kamu ingin membeli rumah sebagai tempat usaha atau investasi, kamu bisa mempertimbangkan untuk membeli secara “KPR”. Alasannya, jika rumah untuk investasi (disewakan) atau sebagai tempat berbisnis, maka rumah menjadi aset produktif yang bisa menghasilkan pemasukan. Sehingga penghasilan dari bisnis dan sewa rumah, bisa ikut membantu menutupi atau mensubsidi sebagian angsuran KPR bulanan (cicilan KPR + bunga).
Daripada dipakai untuk membayar rumah secara cash keras atau cicil ke developer, dana yang kamu miliki dalam jumlah besar bisa dialokasikan ke hal lain. Misalnya untuk investasi atau kepentingan bisnis sehingga menghasilkan uang lagi.
BACA JUGA: Cara Unik Menabung untuk Segera Beli Rumah Setelah Menikah
3. Membeli rumah sebagai tempat tinggal tapi modal kecil
Kalau kamu ingin membeli rumah untuk tempat tinggal, tetapi kamu tidak punya modal yang besar, kamu bisa membeli secara “KPR”. Namun, ada strategi yang harus kamu lakukan yakni jumlah DP yang besar minimal 30% dari nilai rumah; tenor KPR yang panjang agar angsuran bulanan kecil dan kamu masih bisa menabung/berinvestasi per bulan; serta kumpulkan dana agar bisa percepatan pelunasan KPR sebelum waktunya.
Sedangkan dalam hal pemilihan rumah, belilah sesuai dengan kebutuhan, daripada keinginan. Soal renovasi rumah, dekorasi, atau pengisian furniture rumah, sebaiknya dilakukan sesuai ketersediaan budget yang dimiliki.
Setelah mengetahui tujuanmu membeli rumah, saatnya kamu tentukan pilihan strategi pembelian rumag yaitu cash, cicil developer, dan KPR. Sudahkah kamu membuat pilihan?