6 Tips Menanamkan Jiwa Kewirausahaan pada Anak

Mengajarkan Jiwa Kewirausahaan Dimulai Sejak Anak (Foto oleh Agung Pandit Wiguna dari Pexels)

Table of Contents

Semakin banyak ilmu yang diajarkan pada anak, semakin baik untuk masa depannya. Pembelajaran anak tidak hanya dari sekolah tetapi juga bisa dari keluarga dan lingkungan. Salah satu yang penting untuk diajarkan adalah menanamkan jiwa kewirausahan.

Mengapa jiwa keriwirausahaan penting bagi anak? Supaya anak bisa mandiri di masa depan. Seorang wirausahawan tidak tergantung pada pekerjaan yang ada tetapi menyiapkan lapangan pekerjaan sendiri bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Bagi orangtua yang sudah punya bisnis sendiri mungkin lebih mudah mengajarkan jiwa wirausaha berdasarkan pengalamannya sendiri.

Tetapi, meskipun orangtuanya pegawai, bukan berarti tidak bisa mengajarkan jiwa wirausaha. Sejak dini, anak-anak bisa dilatih untuk menjadi wirausaha dengan beberapa langkah berikut ini:

1. Mulai dengan Cerita

Cerita mempunyai banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak. Dalam hal jiwa wirausaha, anak bisa belajar empati dan tanggungjawab dari cerita yang dituturkan orangtuanya. Kamu bisa memilih cerita yang mengisahkan perjuangan seseorang dalam meraih cita-cita. Cerita juga bisa menstimulasi otak anak untuk lebih kreatif. Tak ada salahnya mengulang sebuah cerita dengan ending yang dimodifikasi menjadi menggantung. Mintalah anak untuk memikirkan bagaimana ending yang tepat menurutnya.

Ada beberapa buku tentang biografi pengusaha terkenal yang diformat sebagai bacaan untuk anak. Kisah Richard Branson, Steve Jobs, dan Henry Ford ditulis dengan gaya yang menarik bagi anak-anak. Dari Indonesia, ada banyak juga buku tentang kisah sukses wirausaha yang bisa menjadi inspirasi, seperti Ciputra, Chairul Tanjung, Bob Sadino, Dahlan Iskan, atau kisah sukses tokoh muda seperti Nadiem Makarim dengan Gojek dan Edward Tirtanata dengan Kopi Kenangan.

Gunakan buku dan kisah tersebut untuk menginspirasi anak. Berikan kesimpulan tidak apa-apa mengambil risiko, karena pengusaha harus siap menghadapi kegagalan untuk menuju keberhasilan.

2. Ajak Mengamati Langsung

Sesekali, ajak anak keluar untuk membuka pola pikirnya. Saat belanja terjadi transaksi, ceritakan bagaimana kamu bisa mendapatkan uang untuk membeli hal yang diinginkan anak. Biarkan anak mengeksplor pikirannya dan tertarik pada hal yang telah kamu tunjukkan.

Ajari anak-anak untuk menyisihkan uang mereka untuk ditabung dan membeli apa yang mereka inginkan. Biarkan hal itu membutuhkan waktu yang lama, hal itu sekalian melatih jiwa mereka untuk bersabar dan semuanya membutuhkan proses. Setelah menabung, kamu bisa mengajarkan invetasi.

Semakin banyak investasi dibahas, semakin anak-anak lebih nyaman dengan gagasan risiko dan kegagalan. Risiko melekat pada kesuksesan bisnis, dan membekali anak-anak dengan kesempatan untuk mengambil risiko yang diperhitungkan akan membantu membangun kepercayaan diri. Ditambah lagi, semakin mereka menemui kegagalan dan belajar darinya, semakin tangguh mereka saat menjadi pengusaha.

BACA JUGA:

3. Masukkan dalam Daftar Cita-Cita

Ketika anak ditanya, apa cita-citanya? Kebanyakan menyebut professional seperti guru, dokter, pilot, dan lain sebagainya, tapi jarang yang menyebut pengusaha. Karena itu, masukkanlah wirausahawan sebagai saran cita-cita untuk anak.

Tuliskan cita-cita anak tersebut dalam dream card bersama dengan cita-cita lainnya. Ajak anak untuk berfikir bagaimana cara untuk mencapai cita-cita tersebut.

4. Ajari Menghadapi Masalah

Menjadi pengusaha berarti berani menghadapi masalah. Empati yang terbentuk dari cerita akan membuat anak mampu melihat persoalan yang ada, lalu mencari tahu solusinya. Pemikiran ini jika dikembangkan kelak akan membuat anak bisa melihat masalah sebagai peluang. Kepekaan dalam mengetahui kebutuhan konsumen akan membuatnya jadi pengusaha yang mampu membuat konsumen loyal kepadanya.

5. Belajar Membuat Keputusan

Anak tidak akan selamanya menjadi anak. Dia akan berkembang sesuai dengan usianya. Karena itu, jangan selalu posisikan anak sebagai anak kecil yang tak bisa membuat keputusan. Bantulah anak untuk belajar membuat keputusan sejak dini. Berikan pilihan A atau B dan biarkan dia membuat keputusan atas keinginannya.

Ketika anak menghadapi masalah, percayakan pada keputusannya untuk mengatasi masalah tersebut. Jangan terlalu khawatir jika terjadi kesalahan, asalkan masih dalam koridor positif, percayalah pada anak. Jika ternyata gagal, tuntun anak untuk belajar dari kesalahan tersebut. Dengan cara ini, anak juga akan belajar kepemimpinan yang sangat diperlukan dalam mengelola usahanya kelak.

6. Rutin Olahraga

Jiwa sportivitas bisa diajarkan dari olahraga. Hidup bukan cuma menang dan kalah, olahraga mengajarkan kita untuk menghargai proses, bukan hanya hasil akhir. Jiwa pantang menyerah untuk mencapai tujuan juga bisa dipelajari dari olahraga. Karena itu ajak anak untuk rutin berolahraga. Dia akan paham tidak ada sesuatu yang instant. Termasuk kelak jika dia berwirausaha, belajar menanamkan jiwa kewirausahaan bisa dimulai dari hal kecil sehari-hari.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Scroll to Top