Rasa cemas bukan cuma bisa dirasakan oleh orang dewasa, anak-anak juga bisa merasakan kecemasan. Sayangnya, banyak orang tua mengangap remeh rasa kecemasan anak dan menyuruh anak mengatasi masalah itu sendiri.
Beberapa hal yang biasanya membuat anak merasa cemas misalnya sendirian di rumah, persiapan menghadapi ujian, melihat orang tua berselisih. Anak yang tidak terbuka dengan orangtua akan cenderung diam dan memendam perasaan sehingga muncul rasa cemas.
Ketika anak ragu atau malu mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan, dia jadi sering menangis, menutup diri, menghindari kontak sosial, mengeluh sakit perut atau sakit kepala, sering panik, dan terus-menerus mengkhawatirkan sesuatu.
Perasaan cemas pada anak jika tidak segera diatasi bisa mempengaruhi kepercayaan dirinya, mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan mempengaruhi hubungan antara anak dan orangtua. Bahkan jika dibiarkan, rasa cemas dapat memicu terjadinya depresi pada anak.
Tenang, tak ada masalah tanpa solusi. Kecemasan anak bisa diatasi dengan pendampingan yang tepat dari orangtua. Berikut tips menghadapi kecemasan anak dengan cara bijak.
1. Terimalah rasa cemas itu
Punya rasa cemas itu wajar lho. Jika anak menceritakan kekuatiran mereka, jangan buru-buru mengacuhkan, dengarkan dan akui rasa itu. Saat anak merasa cemas terhadap sesuatu, Anda tidak boleh meremehkan perasaan tersebut, melainkan harus menghormatinya. Salah satu caranya adalah dengan mengatakan, “Ibu tahu kamu takut, tapi tidak apa-apa. Ibu ada di sini sama kamu, semua akan baik-baik saja.”
Jangan menghindarkan anak dari hal-hal yang membuat mereka cemas. Hal tersebut hanya akan membuat anak merasa lebih baik untuk sementara waktu, namun justru dapat memperkuat kecemasan itu dalam jangka panjang. Jika anak berada dalam situasi yang membuat mereka tidak nyaman, biarkan saja. Hal ini dapat membantu mereka belajar untuk menoleransi kecemasan.
2. Pilih kata-kata positif yang tepat
Memberikan penguatan pada anak di saat mereka sedang cemas dapat membantu mereka mengatasi kecemasannya. Ungkapan yang dapat kamu sampaikan di antaranya adalah, “Tenang saja, kamu akan baik-baik saja, kok” atau “Kamu pasti bisa mengatasinya.”
BACA JUGA:
- Mengapa Mengajari Anak Berkata Maaf itu Penting?
- 13 Hak Anak yang Harus Dipenuhi oleh Orangtua, Calon Pengantin Wajib Tahu
- Tips Mendampingi Anak Belajar Jalan
3. Dampingi dan hadapi
Orangtua adalah kekuatan emosional anak, kenyamanan bersama orangtua bisa membuat mereka lebih percaya diri. Jika anak cemas, cobalah untuk mendampinginya menghadapi persoalan yang membuat anak cemas.
Menurut Clark Goldstein, Ph.D., psikolog klinis di New York, AS, maksud baik orang tua saat anak-anaknya menghadapi kecemasan pun dapat menjatuhkannya ke dalam siklus negatif. Itu terjadi ketika orang tua ingin melindungi anak dari kecemasan tersebut dengan menghindarkan mereka dari sumber kecemasannya. Sehingga, anak-anak tidak akan pernah belajar mengenal dan mengelola kecemasannya.
4. Hindari kata-kata ancaman
Tanpa disadari, orangtua bisa menjadi sumber kecemasan anak itu sendiri. Sering memberikan kata-kata ancaman bisa membuat anak cemas dalam menghadapi masalah. “Hiiiihh ada kecoak!” atau, “Jangan, nanti digigit!” atau kalimat yang justru dapat memicu rasa takut yang akhirnya membuat ia cemas ketika melihat kecoak atau anjing. Karena itu jangan memperkuat rasa cemasnya dengan kata-kata ancaman yang diulang-ulang.
5. Jadilah tauladan
Yes, orangtua itu tak harus sempurna. Sesekali menunjukkan rasa cemas di depan anak tidak masalah. Lanjutkan dengan memperlihatkan kepada mereka tentang bagaimana cara mengatasi rasa cemas itu dengan tenang. Tauladan orangtua adalah cara terbaik untuk mengajari mereka mengenai bagaimana cara mengelola kecemasan anak.