12 Tips Rumah Tangga Bahagia, Jauh dari Tragedi Layangan Putus

Serial Layangan Putus (Foto: WETV)

Table of Contents

Setelah menikah dan menjalani bahtera rumah tangga, semua pasangan pasti menginginkan rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Rumah tangga yang jauh dari tragedi Layangan Putus, serial TV yang saat ini jadi perbincangan masyarakat.

Rumah tangga yang bahagia tentu tidak dapat terjadi tanpa adanya proses dan pembelajaran dari masing-masing pasangan. Hal ini memang tak mudah. Dalam rumah tangga tentu akan ada beberapa masalah dalam menuju perjalanan rumah tangga yang bahagia.

Tetapi, setiap masalah yang muncul tentunya memiliki solusi tersendiri untuk diatasi. Berikut ini kunci rahasia mendapatkan rumah tangga bahagia.

1. Menikmati kehidupan satu sama lain dan saling bertukar cerita.
Inti dari keluarga yang bahagia adalah mereka benar-benar mengangkat satu sama lain dan semua bermuara pada bagaimana mereka memperlakukan satu sama lain. Menurut Rabbi Shmuley Boteach, seorang keluarga dan penasihat hubungan yang berbasis di New York, ada kegembiraan yang menjadi ciri interaksi mereka.

Contohnya saja ketika orang tua pulang dan anak-anak akan senang melihat orang tuanya pulang. Begitu sebaliknya, ketika anak-anak pulang dari sekolah dan disambut dengan bahagia oleh orang tua mereka.

Kemudian, saling bertukar cerita bisa menjadi kunci keluarga bahagia yang bisa dicoba di rumah. Hal ini agar tidak terjadi kebosanan yang menyebabkan disfungsi mulai dari perselingkuhan hingga anak-anak yang lebih memilih bersama teman daripada keluarga.

Mulailah dengan saling bertukar cerita mengenai kesibukan hari ini, tanyakan pada pasangan atau anak-anak bagaimana mereka melalui harinya. Dengan bercerita, bisa membuat hubungan satu sama lain menjadi lebih dekat dan memperkuat rumah tangga yang bahagia.

2. Prioritaskan pernikahan.
Memprioritaskan pernikahan juga kunci rumah tangga yang bahagia. Banyak pasangan yang telah memiliki anak akan menjadikan mereka sebagai prioritas utama, yang pada akhirnya membuat hubungan dengan pasangan mulai berkurang.

Rabbi Shmuley Boteach mengatakan hal ini buruk bagi keluarga, karena anak-anak pada akhirnya akan keluar rumah juga. Jadi usahakan tetap memprioritaskan pernikahan dengan saling terbuka satu sama lain perihal apapun.

3. Makan malam bersama keluarga dan habiskan waktu bersama.
Meskipub sering dianggap sepele, ternyata makan malam bersama keluarga juga bisa menjadi kunci rumah tangga yang bahagia. Menurut Rabbi Shmuley Boteach makan malam keluarga sangat penting, ini bisa menjadi penghubung satu sama lain.

Boteach juga menyarankan minimal empat kali dalam seminggu kamu dan pasangan menyempatkan makan malam bersama. Baik hanya berdua, ataupun mengikutsertakan anak-anak di dalamnya.

Menghabiskan waktu bersama keluarga memang menjadi kunci rumah tangga bahagia yang mungkin sulit dilakukan bagi banyak pasangan. Mulai dari kurangnya waktu, hingga rasa lelah yang membuat ingin segera istirahat.

Tetapi cobalah menyempatkan menghabiskan waktu bersama seperti menceritakan sesuatu sebagai pengantar tidur anak, atau saling bertukar cerita dengan pasangan sebelum tidur.

BACA JUGA: Pacar Hobi Selingkuh, Lanjut Menikah atau Putusin Aja?

4. Prioritaskan keluarga sebelum teman.
“Dalam keluarga yang bahagia, keluarga didahulukan sebelum teman,” kata Rabbi Shmuley Boteach.

Hal ini seringkali terjadi pada anak-anak, mereka akan lebih mudah merasa bosan dan ingin mencari kesenangan di luar rumah bersama teman mereka. Biarkan mereka melakukan itu, tetapi sebagai orang tua penting memberi tahu mereka bahwa keluarga tetap lebih penting dari teman.

Sehingga dengan begitu, baik pasangan ataupun anak-anak akan tetap menempatkan keluarga sebelum teman sebagai prioritas mereka.

5. Batasi kegiatan anak setelah sekolah.
Saat ini semakin banyak anak-anak yang memiliki jadwal lebih atau ikut sibuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Hal ini membuat orang tua harus mengantarkan mereka dalam segala kegiatannya, sehingga anak-anak tidak pernah di rumah pada saat tertentu.

Bagi Rabbi Shmuley Boteach, hal ini bukanlah cara untuk membuat keluarga bahagia. Cobalah membuat kegiatan setelah sekolah sendiri melalui keluarga. Misalnya dengan mengajak anak bermain sepatu roda atau bersepeda bersama di taman dekat rumah.

6. Memiliki ritual tersendiri
Keluarga membutuhkan ritual. Ritual sendiri dapat bersifat keagamaan, nasional, atau bahkan khusus keluarga seperti memakan pizza bersama setiap minggu.

Barbara Fiese, PhD, profesor dan ketua psikologi di Universitas Syracuse di New York, mengatakan keluarga bahagia memiliki ritual yang bermakna dan tidak tertekan oleh kegiatan itu. “Mereka bisa menjadi unik untuk keluargamu sendiri. Ritual cenderung membawa anggota keluarga dekat karena mereka diulang dari waktu ke waktu.”

Agar ritual keluargamu tidak kaku, buatlah semenarik dan semenyenangkan mungkin. Hal ini agar hubungan satu sama lain lebih dekat karena terus mengulang dari waktu ke waktu.

7. Jaga intonasi suara.
Kunci keluarga yang bahagia juga dengan berbicara yang lembut satu sama lain, terlebih pada anak-anak. Pastikan ada lingkungan yang tenang di rumah sehingga kamu dan pasanganmu dapat menciptakan lingkungan yang damai bersama anak-anak.

Usahakan menjaga intonasi suara agar tidak berteriak khususnya pada anak. Bicaralah dengan mereka secara perlahan, beri mereka aturan dan hukuman jika mereka melanggar. Tetapi tetap usahakan untuk tidak berteriak, hal ini akan menunjukkan bahwa kamu di luar kendali dan justru akan menciptakan lingkungan yang tidak damai di rumah.

8. Jangan bertengkar di hadapan anak-anak.
Pertengkaran dengan pasangan mungkin menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindari, terlebih ketika kedua belah pihak sedang dalam keadaan yang tidak baik. Untuk mempertahankan rumah tangga yang bahagia, usahakan untuk tidak bertengkar di hadapan anak-anak.

Rabbi Shmuley Boteach mengatakan cobalah untuk tidak bertengkar di hadapan mereka. “Jika anak-anakmu melihatmu berkelahi dan berdebat, segera minta maaf dan katakan padanya, ‘Kami minta maaf kamu harus melihatnya. Kami baru saja berselisih, tetapi semuanya baik-baik saja sekarang.”

BACA JUGA: Agar Tak Menyesal Mengucap Kata Pisah, Perhartikan 7 Hal Ini Dulu Sebelum Memutuskan

9. Jangan terlalu banyak bekerja.
Orang tua sering beranggapan bahwa dengan bekerja lebih giat, mereka akan mendapatkan banyak uang untuk mencukupi kebutuhan anak-anak mereka.

Namun dengan bekerja terus-menerus dan tidak membiarkan anak bermain bersama, tentu saja membuat anak merasa bosan. Padahal, kunci kebahagiaan rumah tangga adalah ketika pasangan dan anak-anakmu merasa dihargai dengan menghabiskan waktu bersama.

Meskipun orang tua memiliki tanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan anak dengan bekerja, tetapi tetap berikan waktu luang bagi anak-anak agar mereka tetap merasa berharga di mata orangtuanya.

10. Jaga harmonisasi antara saudara
Persaingan saudara bisa memecah belah. “Saya mencoba berbicara kepada anak-anak saya tentang betapa beruntungnya mereka memiliki saudara kandung,” kata Rabbi Shmuley Boteach.

Oleh karena itu, untuk membangun rumah tangga yang bahagia dibutuhkan harmonisasi antara anak satu dengan yang lainnya. Sebagai orang tua, penting untuk menjaga harmonisasi anak-anak agar tidak terjadi pertengkaran diantara mereka.

11. Buat lelucon pribadi.
Memiliki lelucon di dalam keluarga membuat hubungan satu sama lain menjadi lebih dekat dalam membangun rumah tangga yang bahagia. Kamu dan pasanganamu juga bisa memberikan nama panggilan satu sama lain yang terdengar lucu dan berbeda dari biasanya.

12. Bersikap fleksibel dan jaga komunikasi.
Seseorang harus memiliki sikap fleksibel agar hubungan mereka berjalan tidak menegangkan. Begitu pula dalam membangun rumah tangga yang bahagia, kamu dan pasangan harus bersikap fleksibel kepada seluruh anggota keluarga agar lebih mudah menyeimbangi sikap satu sama lain.

Kemudian, keluarga bahagia memang tak lepas dari yang namanya komunikasi. Dalam keluarga yang bahagia, semua anggota unit keluarga harus bisa berkomunikasi secara terbuka satu sama lain.

Rose J. Perkins, EdD, profesor psikologi di Stonehill College di Easton, Mass., mengatakan bahwa keluarga yang bahagia adalah mereka yang berkomunikasi satu sama lain. Dengan menjalankan komunikasi yang lebih terbuka satu sama lain, ini bisa membantu membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia.

Itulah kunci rumah tangga yang bahagia yang bisa kamu coba.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
1
+1
0
Scroll to Top