Waspada Parental Burnout Melanda, Ingatlah untuk Tetap Mencintai Diri Sendiri Meski Sudah Berkeluarga

Waspada Parental Burnout (Foto: Pixabay)

Table of Contents

Saking inginnya memberikan yang terbaik dan menjaga buah hati, orang tua bisa mengalami parental burnout atau stres pada orang tua. Stres ini bahkan lebih sering terjadi di tengah pandemi ini, di mana anak bersekolah dari rumah dan membutuhkan pantauan orang tua selama 24 jam. Saat parental burnout melanda, ingatlah untuk selalu mencintai dirimu sendiri.

Menurut Psikolog Keluarga sekaligus Co-founder Tiga Generasi Saskhya Aulia Prima, M.Psi, parental burnout adalah rasa lelah yang dialami orang tua dalam menjalani pengasuhan pada anak. “Parental burnout adalah kondisi kelelahan yang sangat intens dalam menjalankan pengasuhan, sehingga membuat kita merasa jauh secara emosional dengan anak, dan meragukan kemampuan diri kita sendiri dalam menjalani peran sebagai orang tua,” kata dia.

Penting untuk kamu ketahui, parental burnout ini bukanlah stres dan kelelahan biasa yang bisa hilang dalam waktu singkat, parental burnout butuh penanganan lebih serius. Kamu perlu cara tepat mengatasi parental burnout ini.

Farraas Muhdiar, M.Sc, M.Psi, Psikolog, seorang psikolog klinis dari Tiga Generasi menjelaskan parental burnout terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya. Parental burnout merupakan kondisi yang terjadi saat orang tua mengalami stres dalam pengasuhan secara berkepanjangan, sehingga terjadi perubahan perilaku, pikiran, dan perasaan terkait pengasuhan yang dilakukan.

Tuntutan yang dimaksud misalnya ekspektasi diri sendiri yang ingin sempurna, tuntutan lingkungan, teori parenting, masalah finansial, dan kesulitan dalam pengasuhan. Sementara, sumber daya yang dimaksud adalah dukungan pasangan, bantuan dari keluarga, pertemanan positif, dan self-care atau kemampuan merawat dan mencintai diri sendiri.

BACA JUGA: Mengenal Pola Asuh Parent Child Connectedness

“Setiap orang tua memiliki tantangan dan sumber daya yang berbeda, sehingga kondisinya pun akan berbeda. Berhenti membanding-bandingkan, berhenti saling merendahkan,” jelas dia.

Menurutnya, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan ketika merasa mengalami parental burnout. Kamu bisa mencoba melakukan 5 tips ini.

1. Cintailah diri sendiri
Hal yang penting untuk selalu diingat dan dilakukan adalah selalu mencintai dirimu sendiri. Terlalu fokus mengurus keluarga tanpa mencintai diri sendiri adalah kesalahan fatal yang bisa menyebabkan parental burnout.

Untuk bisa memberikan yang terbaik, kamu perlu menjaga kesehatan mental. Anak memang prioritas, tetapi ketika “baterai” tubuh mulai melemah, isilah kembali dengan mencintai diri sendiri. Lakukan me time, karena kamu layak mendapatkannya.

2. Tidak perlu jadi supermom kok
Boleh saja kalau kamu igin memberikan yang terbaik. Tetapi itu bukan berarti kamu harus jadi supermom yang serba sempurna. Tuntutan diri sendiri untuk selalu bersikap sempurna bisa menjadi salah satu penyebab parental burnout.

Kamu mungkin ingin selalu ada di samping anak, tetapi kamu juga ingin segala pekerjaan rumah dan kantor selesai dengan sempurna. Kalau sudah memaksakan diri seperti ini, bisa-bisa kamu jadi kewalahan sendiri hingga terjadilah parental burnout.

3. Stop percaya mitos
Semua orang selalu menyebutkan betapa indahnya momen-momen menjadi orang tua. Tetapi, kamu tetap harus realistis. Terkadang menjadi orang tua bisa sangat melelahkan dan penuh tantangan. Jangan termakan mitos, jangan iri dengan unggahan manis orang lain di media sosial, dan yang terpenting jangan merasa bersalah untuk melakukan me time.

Katakan pada diri kamu sendiri tidak apa-apa merasa lelah. Stop percaya mitos tentang perfect parenting, karena semua orang tua hanya bisa berusaha memberikan yang terbaik, bukan menjadi sosok yang sempurna.

4. Bantuan dari support system
Jangan malu untuk meminta bantuan dari support system sata situasi tak terkendali. Biasakan untuk berbagi kisah dengan pasangan dan jujurlah jika kamu butuh bantuan. Kamu tidak perlu menyelesaikan semuanya sendiri.

Jika parental burnout yang kamu alami sudah sangat mengganggu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dan psikolog atau dokter kesehatan jiwa. Agar kamu mendapat solusi yang tepat.

5. Tidak perlu berlebihan
Parent Map memaparkan parental burnout merupakan tanda dari melakukan tugas secara berlebihan. Baik berlebihan jumlahnya maupun kesempurnaannya. Cintai diri kamu dengan tidak memaksakan segala hal secara berlebihan.

Itulah beberapa langkah yang bisa kamu lakukan ketika mengalami parental burnout. Ingatlah, selalu cintai dirimu dan tidak perlu menjadi sosok yang sempurna.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
4
+1
1
Scroll to Top