Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi UI, Rhenald Kasali, era digital membutuhkan kesiapan lebih bagi calon pasangan maupun keluarga muda yang tengah membangun rumah tangga. Karena itu setiap pasangan yang siap menikah harus melek literasi digital.
“Digitalisasi mendorong perubahan masif dan cepat di berbagai bidang, jadi kita dituntut adaptif,” ujarnya dalam webinar launching website www.siapnikah.org bertajuk Family 4.0, Membangun Keluarga Berkualitas di Era Digital, Senin (4/5).
Rhenald mengatakan, generasi muda maupun keluarga muda harus memiliki kemampuanĀ literasi digital. Salah satunya adalah menyaring informasi. Sebab, popularitas media sosial telah memicu banjir informasi. Sayangnya, sebagian adalah hoax. “Salah satu isu terbesar yang menjadi sasaran hoax adalah kesehatan. Jadi, sangat terkait dengan keluarga,” katanya.
Selain tantangan, era digital juga melahirkan banyak peluang. Misalnya, di masa pandemi covid-19 ketika banyak perusahaan dan pekerja terdampak, kini muncul geliatĀ entrepreneurship di kalangan keluarga.
Misalnya, ibu rumah tangga yang berjualan sayuran, makanan, masker, maupun disinfektan melalui grup WhatsApp dan media sosial. “Artinya, platform yang sebelumnya hanya menjadi kanal komunikasi dan sosialisasi, kini banyak dimanfaatkan untuk berbisnis,” jelasnya.
Aspek lain yang sangat erat kaitannya dengan keluarga adalah pengasuhan anak atau parenting. Sekolah dari rumah di masa pandemi membuat porsi pendidikan anak yang dulu banyak berlangsung di sekolah, kini bergeser ke rumah.
Para orang tua pun harus menjalankan peran sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Di sini, kemampuan adaptif kembali dibutuhkan. Zaman sudah berganti. Metode belajar zaman dulu yang banyak menekankan hafalan, tak lagi relevan dengan kebutuhan hari ini dan masa depan. “Jadi, saat ini bukan hanya anak yang harus belajar, tapi orang tua pun juga harus terus belajar,” ujar Rhenald Kasali. (*)
Nikahlah yang tepat, bukan cepat