Tantangan dan Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Elsimil dalam Upaya Penurunan Angka Stunting

foto elsimil di mock up HP

Table of Contents

Erna
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat

Menghadapi bonus demografi 2045, calon generasi penerus yang akan masuk kategori usia produktif, harus memiliki sumber daya manusia unggul. Unggul yang dimaksud disini yaitu terkait sumber daya manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan, pengembangan ekonomi, dan penguasaan teknologi. Peran keluarga sangatlah penting dalam hal ini, terutama dalam rangka pencegahan stunting. Stunting sendiri kini menjadi perhatian nasional karena tingginya stunting pada anak akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia terutama menghadapi bonus demografi di masa mendatang.

Baca Juga: Mengenal Elsimil: Dari Menyiapkan Pernikahan, Menjaga Kehamilan hingga Mencegah Stunting

Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh kembang pada anak akibat kurang asupan gizi kronis, infeksi berulang, dan pola asuh yang kurang tepat, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). BKKBN (2021a) menyatakan bahwa stunting berdampak pada rendahnya kualitas SDM, yang diukur dari rendahnya kecerdasan dan meningkatnya risiko penyakit pada usia dewasa. Tentu kita semua tidak ingin jika hal tersebut terjadi.

Sari (2018) mengatakan dalam bukunya yang berjudul “Yuk, Siap Nikah” bahwa pernikahan adalah puncak kebahagiaan setiap orang. Tak dapat dipungkiri, memiliki keturunan adalah salah satu alasan bagi pasangan ingin segera menikah (The Bride Dept & Dana Nikah, 2018). Setiap keluarga menginginkan anak yang sehat secara fisik dan emosional serta memiliki kecerdasan yang optimal.

Pondasi awal sebelum terbentuknya keluarga adalah diperlukannya calon orang tua yang terdidik, baik dari kesiapan pranikah, keuangan, hingga persiapan mental dan spiritual. Dengan begitu, calon anak tidak hanya terfasilitasi oleh sarana bermain, tetapi lebih kearah perhatian, kasih sayang, pola asupan gizi, dan pola asuh dari orang tuanya. Hal tersebut akan mendukung tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikologisnya secara optimal, sehingga tercipta sumber daya manusia berkualitas di masa depan.

Baca Juga: Pernikahan Muda dan Ancaman Stunting Pada Anak: Melihat Lebih Dalam Dan Merancang Langkah-Langkah Pencegahan Yang Efektif

Salah satu usaha pemerintah untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui percepatan penurunan stunting yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, prevalensi stunting mengalami penurunan menjadi 21,6% (Munira, 2023). Akan tetapi angka ini masih di atas standar WHO, yaitu di bawah 20%. Target pemerintah di tahun 2024 mendatang prevalensi stunting turun menjadi 14%. Perlu penurunan sebesar 3,8% per tahun untuk mencapai target tersebut.

Penurunan angka stunting menjadi 21,6% merupakan hasil dari kinerja dan kolaborasi dari berbagai pihak terkait (multisektoral). Menurut Widayatun (2023), berbagai strategi dan kebijakan yang dilakukan telah menunjukkan hasil berupa penurunan tren prevalensi stunting selama hampir satu dekade. Namun di samping keberhasilan tersebut tentu terdapat tantangan, seperti keterlibatan keluarga dan komunitas terkait praktik menyusui, pemberian makanan tambahan, imunisasi, dan pola asuh.

Sebuah buku yang disusun oleh tim BKKBN (2022) memuat salah satu strategi yaitu pendampingan keluarga berisiko stunting berbasis elektronik. Selanjutnya, BKKBN melalui Direktorat Bina Ketahanan Remaja (Dithanrem) memberikan inovasi dalam menekan prevalensi stunting, dengan meluncurkan aplikasi berbasis android, yaitu Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil) (BKKBN, 2023). Aplikasi ini ditujukan kepada calon pengantin (catin), Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi di bawah usia dua tahun (Baduta).

BKKBN (2021b) menjelaskan bahwa aplikasi tersebut berfungsi sebagai instrumen monitoring dan pendampingan. Selain itu, aplikasi ini menjadi Big Data yang dapat memberikan gambaran analitis tentang kondisi kesehatan catin pada masing-masing daerah di Indonesia. Inovasi ini sangat menggembirakan dalam percepatan penurunan stunting, yang selanjutnya membantu mewujudkan tujuan SDG’s kedua, Zero Hunger pada 2030 mendatang.

Tampilan Aplikasi Elsimil

Aplikasi Elsimil akan melakukan scoring otomatis kuesioner yang diisi oleh catin. Hasil scoring terbagi menjadi dua warna, yaitu Ideal (Hijau) dan Berisiko (Merah). Aplikasi Elsimil akan mengeluarkan sertifikat yang menyatakan seorang catin berisiko atau tidaknya melahirkan bayi stunting. TPK akan memberikan feedback kepada catin yang berisiko melahirkan bayi stunting dengan melalukan pendampingan selama tiga bulan sebelum catin melanjutkan ke tahap pernikahan. Sertifikat inilah yang akan menjadi syarat pendaftaran pernikahan oleh catin di KUA/Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (BKKBN, 2021b). Sebuah keuntungan yang luar biasa untuk mempersiapkan kondisi kesehatan dan pengetahuan catin.

Penelitian Lisnarini dkk (2022) mengungkapkan bahwa terdapat lima strategi kebijakan BKKBN yang termuat dalam aplikasi Elsimil. Lima strategi itu antara lain, (1) komunikasi kepada masyarakat, (2) pesan berupa kuesioner pranikah dan artikel kewajiban kesehatan, (3) media interpersonal dan massa, (4) komunikasi khusus kepada catin, dan (5) efek bagi masyarakat. Mengingat pentingnya aplikasi ini untuk membantu mencegah stunting, maka Elsimil sangat bermanfaat bagi catin yang akan menikah.

Aplikasi Elsimil menawarkan beberapa manfaat kepada pengguna khususnya catin, yaitu pertama untuk mendeteksi faktor risiko pada catin (berat badan, tinggi badan, kadar hemoglobin, lingkar lengan atas, dan paparan asap rokok). Kedua, sebagai alat skrining calon anak agar sehat dan bebas stunting. Ketiga, sebagai jembatan antara catin dengan Tim Pendamping Keluarga. Keempat, sebagai media atau sarana edukasi bagi catin.

Manfaat aplikasi Elsimil dapat dirasakan oleh catin, dan tentunya menjadi awal yang baik untuk membentuk kesadaran tentang pencegahan stunting sebelum memutuskan memiliki anak. Sejauh ini banyak catin yang merasakan dampak positif dengan adanya aplikasi Elsimil.

Selain memiliki kelebihan berupa manfaat bagi catin, aplikasi Elsimil juga memiliki komponen SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) yang bisa dilihat pada infografis berikut ini.

SWOT Analysis

Penggunaan aplikasi Elsimil di masyarakat ternyata belum begitu luas. Masih banyak orang yang belum mengetahui informasi terkait aplikasi ini. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sulandjari dkk (2023) bahwa penerapan aplikasi Elsimil secara massif belum terlaksanakan secara maksimal. Hal ini dikarenakan perbedaan dari masing-masing daerah dalam menyambut aplikasi Elsimil. Oleh karenanya, peran dari berbagai pihak sangatlah berarti bagi kemerataan penggunaan aplikasi ini di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Pendalaman Materi Elsimil bagi Calon Pengantin

Terkait pendaftaran, catin harus dihimbau agar mereka melakukan pendaftaran akun di aplikasi Elsimil jauh-jauh hari, setidaknya tiga atau empat bulan sebelum mereka menikah sesuai dengan amanat Kepala BKKBN, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K). BKKBN tingkat provinsi tentu juga diharapkan berupaya agar informasi mengenai penggunaan aplikasi Elsimil tersampaikan kepada pihak kabupaten/kecamatan/desa yang selanjutnya kepada Tim Pendamping Keluarga dan catin. Selain itu, pihak desa dapat melakukan pendataan mengenai jumlah pasangan yang menjadi catin yang akan melangsungkan pernikahan dalam rentang waktu 3 bulan mendatang dan berlokasi di desa tempat tinggalnya (tidak sedang berada di luar kota).

Pada akhirnya, semua pihak harus menyebarluaskan informasi penggunaan aplikasi Elsimil untuk mencapai implementasi secara massif. Dua pokok solusi untuk mengatasi kendala penggunaan pada aplikasi Elsimil, yaitu pertama memastikan pemberian pelatihan penggunaan aplikasi ini bagi Tim Pendamping Keluarga di masing-masing daerah. Kedua, terus memotivasi para catin untuk sadar isu stunting dan pencegahannya melalui aplikasi Elsimil, dari masyarakat pedesaan maupun perkotaan di wilayah Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk mengajak masyarakat agar berpartisipasi dalam upaya percepatan penurunan stunting demi generasi emas Indonesia 2045.

Baca Juga: ELSIMIL : LANGKAH PRESISI WUJUDKAN GENERASI UNGGUL DAN KELUARGA TANGGUH MENUJU INDONESIA EMAS 2045

 

Referensi
BKKBN. (2021a). Calon Pengantin Hindari Stunting: Panduan Mempersiapkan Pernikahan dan Kehamilan bagi Calon Pengantin untuk Mencegah Stunting. Jakarta: Direktorat Bina Ketahanan Remaja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

_______. (2021b). Modul Aplikasi Elsimil (Bagi Calon Pengantin). Jakarta: Direktorat Bina Ketahanan Remaja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

_______. (2022). Panduan Monitoring dan Evaluasi Terpadu Keluarga Berisiko Stunting. Diakses melalui https://cis.bkkbn.go.id/kspk/ pada tanggal 18 November 2023.

_______. (2023). Elsimil, Aplikasi Strategis Menyongsong Indonesia Emas 2045. Diakses melalui https://bkkbn.go.id/ pada tanggal 19 November 2023.

Lisnarini, N., Suminar, J. R., dan Setianti, Y. (2022). BKKBN Communication Strategy on Elsimil Application as A Media for Stunting Prevention in Indonesia. Proceeding 2nd International Conference on Communication Science (ICCS 2022), 2(1), 704-713.

Republik Indonesia. (2021). Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diakses melalui https://peraturan.bpk.go.id/ pada tanggal 19 November 2023.

Sari, H. N. (2018). Yuk, Siap Nikah. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Diakses melalui https://elexmedia.id/ pada tanggal 18 November 2023.

Munira, S. L. (2023). Hasil Survei Status Gizi Indonesia 2022. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses melalui https://ayosehat.kemkes.go.id pada tanggal 24 November 2023.

Sulandjari, R., Wulan, H. S., Amboningtyas, D., dan Budi, L. (2023). Efektivitas Komunikasi Media Sosial dalam Memahami Peran Elsimil untuk Menekan Angka Stunting di Indonesia. Jurnal Egaliter, 7(12), 60-86.

Sumantri, Rahmat, dan Dermawan, A. (2023). Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Aplikasi Elsimil bagi Masyarakat dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting Sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021. INNOVATIVE: Journal of Social Science Research, 3(2), 11108-11117.

The Bride Dept & Dana Nikah. (2018). The Ultimate Wedding Guide. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Diakses melalui https://elexmedia.id/ pada tanggal 18 November 2023.

Widayatun. (2023). Keberhasilan dan Tantangan Penurunan Kasus Stunting di Indonesia: Upaya Mencapai Target SDGs. Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Berkelanjutan, 1(1), 33-43. Diakses melalui https://academicjournal.yarsi.co.id/ pada tanggal 18 November 2023.

Winarni, A. T. (2023) Inovasi Pelayanan (Elsimil) Pada Pelayanan Program Keluarga Berencana di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Public Service and Governance Journal, 4(2), 150-166.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
19
+1
8
+1
5
+1
0
Scroll to Top