ELSIMIL : LANGKAH PRESISI WUJUDKAN GENERASI UNGGUL DAN KELUARGA TANGGUH MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Banner Elsimil dan Siap Nikah

Table of Contents

Fani Agustina Br Pangaribuan – Universitas Airlangga

Bonus demografi menjadi kekayaan bangsa yang diproyeksikan siap dinikmati Indonesia di tahun 2045. Berdasarkan data, di tahun tersebut, lebih dari separuh populasi atau 70 persen masyarakat berada dalam usia produktif (16–24 tahun), sedangkan sisanya atau 30 persen merupakan penduduk nonproduktif (usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun). Hal ini dapat diartikan bahwa selama 23 tahun ke depan, Indonesia memiliki catatan dan PR panjang dalam mempersiapkan generasi emas yang siap membangun negeri dari berbagai aspek, salah satunya mampu mencetak generasi emas yang sehat dan tangguh. Akan tetapi, hingga hari ini, Indonesia harus menerima kenyataan pahit bahwa ada lebih dari 6,3 juta anak Indonesia yang harus mengalami stunting atau kekerdilan.

Permasalahan stunting sampai hari ini, masih menjadi problematika masalah kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2024, Indonesia menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga 14 persen, akan tetapi, hingga hari ini, meskipun mencatatkan penurunan setiap tahunnya, prevalensi nasional berada di angka masih diangka 21,6 persen dan masih jauh dari standar kesehatan WHO. Melihat target yang ada, Indonesia harus mengejar ketertinggalan sebesar 6,4 persen hingga tahun 2024 di tengah angka penurunan lima tahun ke belakang yang tergolong kecil, yakni pada kisaran 2 hingga 3 persen. Fakta ini tentu menjadi tantangan bagi pemerintah dan berbagai lembaga kesehatan masyarakat untuk mengakselerasi program pencegahan dan penanganan stunting secara presisi dan efektif dari akarnya. Berbagai program-program kesehatan telah diwujudnyatakan dalam mendukung target nasional. Beberapa di antaranya yaitu, program peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, pemenuhan asupan gizi seimbang, perbaikan pola asuh bagi orang tua, hingga peningkatan akses air minum dan sanitasi.

Baca juga: Pendalaman Materi Elsimil bagi Calon Pengantin

Aplikasi Elsimil merupakan jawaban yang didayagunakan oleh pemerintah untuk menghadapi tantangan bangsa menuju generasi tangguh bebas stunting secara presisi berbasis digital. Elsimil atau Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil merupakan aplikasi yang diinisiasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Aplikasi ini ditujukan kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu pascapersalinan, dan bayi di bawah usia dua tahun. Inovasi Elsimil dimaksudkan untuk memberikan mafaat penanganan dan pencegahan stunting mulai dari masa persiapan kehidupan pernikahan, kehamilan, hingga masa pertumbuhan anak.

Sebagai pintu utama dalam mencetak generasi bebas stunting, Elsimil menawarkan empat manfaat utama. Pertama, Elsimil berperan sebagai alat skrining bagi calon pengantin untuk mendeteksi risiko kelahiran buah hati mengalami stunting. Kedua, Elsimil juga berperan sebagai alat skrining bagi calon anak baik selama masa kehamilan hingga pertumbuhan yang terus didampingi oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK). Ketiga, Elsimil menjadi penghubung calon pengantin dengan petugas pendamping dalam memberikan edukasi dan penyuluhan rutin hingga anak mereka lahir. Keempat, Elsimil menjadi media edukasi yang menyajikan informasi tentang kesiapan menikah dan kehamilan, terutama informasi mengenai risiko stunting dan kesehatan reproduksi.

Baca juga: Cara Jitu Cegah Stunting Sejak Calon Pengantin

Guna mempercepat distribusi dan efektivitas penggunaan di tengah masyarakat, pemerintah telah menetapkan penggunaan aplikasi ini sebagai salah satu syarat administratif untuk menikah. Tiga bulan sebelum menikah, calon pengantin diminta untuk melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan, dimana data-data yang ada kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi Elsimil. Data-data tersebut meliputi berat badan, tinggi badan, hemoglobin, lingkar lengan atas, riwayat merokok, dan data riwayat kesehatan lain yang diperlukan. Ketika hasil yang didapatkan berwarna hijau, maka akan dilanjutkan dengan klaim sertifikat. Namun, ketika hasil pada aplikasi menunjukkan warna merah, maka calon pengantin akan mendapatkan pendampingan serta edukasi dari TPK dan tetap dapat mendaftarkan pernikahannya.

Penggunaan layanan dan edukasi berbasis aplikasi seperti Elsimil tentu membuka peluang baru bagi calon pengantin, terutama generasi Z dan milenial dengan tingkat literasi digital yang tinggi diharapkan lebih melek terhadap langkah pencegahan stunting. Program pencegahan seperti ini diharapkan mampu mewujudkan hasil penurunan yang lebih presisi, jika dibandingkan program penanganan ketika seorang anak sudah terdiagnosis stunting, karena hasil yang ada diambil dari data yang lebih faktual. Melalui pencegahan awal semenjak masa persiapan kehamilan, calon orang tua mampu mendapatkan pembekalan dan edukasi mengenai pentingnya penerapan dan pendampingan hidup sehat selama masa kehamilan hingga tumbuh kembang anak. Inovasi ini tentu juga membuka inklusivitas pada aspek kesehatan yang ditujukan bagi semua calon keluarga dan anak-anak di Indonesia untuk hidup sehat tanpa takut stunting.

Baca juga:Yuk Ikuti Menantu Presiden Jokowi, Erina Gudono Menggunakan Aplikasi Eksimil

Pada akhirnya, penggunaan aplikasi Elsimil menjadi tanda komitmen pemerintah dan masyarakat dalam menjemput harapan Indonesia Emas di tahun 2045. Oleh karena itu, kolaborasi berbagai pihak mulai dari pemerintah, media, lembaga edukasi, komunitas, hingga calon pasangan orang tua menjadi kunci penting dalam mencetak generasi bangsa yang kuat, sehat, dan tangguh tanpa stunting. Mari, bersama kita sukseskan langkah-langkah pencegahan stunting dan bersinergi aktif untuk mencetak generasi bangsa yang unggul dan berkualitas.

Referensi:

https://www.bkkbn.go.id/berita-elsimil-aplikasi-strategis-menyongsong-indonesia-emas-2045
https://cegahstunting.id/berita/bkkbn-perkenalkan-aplikasi-elsimil-untuk-cegah-stunting/
https://www.bkkbn.go.id/berita-cegah-stunting-bkkbn-upayakan-generasi-siap-nikah-dan-siap-hamil
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/02/daftar-prevalensi-balita-stunting-di-indonesia-pada-2022-provinsi-mana-teratas
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230125/3142280/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/

 

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
1
+1
1
+1
1
+1
0
Scroll to Top