Self Acceptance Kunci Kebahagiaan di Era Media Sosial

Cover - Self Acceptance Kunci Kebahagiaan di Era Media Sosial

Table of Contents

Ananda Syifa Fauzia – Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Universitas YARSI

Di tengah banyaknya konten media sosial yang menampilkan kehidupan yang terlihat sempurna, tanpa sadar kita sering membandingkan diri dengan orang lain. Mulai dari standar kecantikan yang tidak realistis, pencapaian karir yang terlihat mudah, hingga gaya hidup mewah yang dipamerkan, semuanya bisa membuat kita merasa kurang baik atau tidak cukup. Penelitian oleh Misrawati (2018) menemukan bahwa semakin sering seseorang kecanduan media sosial, semakin rendah tingkat penerimaan dirinya. Temuan ini menunjukkan betapa pentingnya memahami dan menerapkan penerimaan diri (self-acceptance) dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Remaja Minder? Jangan Biarkan Rasa Minder Menghancurkan Mimpimu!

Penerimaan diri bukan berarti menyerah atau berhenti berusaha menjadi lebih baik. Sebaliknya, ini adalah sikap menerima diri apa adanya sambil terus berkembang. Studi dari Paramita (2011) menunjukkan bahwa orang dengan tingkat penerimaan diri yang tinggi cenderung lebih sehat secara mental dan lebih mudah bangkit dari kegagalan. Menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri ternyata menjadi dasar penting untuk membangun rasa percaya diri yang sehat. Bahkan, orang yang memiliki penerimaan diri yang baik dilaporkan lebih puas dengan hubungan sosial mereka dan lebih produktif dalam pekerjaan.

Langkah pertama untuk mengembangkan penerimaan diri adalah menyadari bahwa setiap orang punya perjalanan hidup yang unik dan tidak bisa dibandingkan begitu saja. Penelitian dari Tambunan & Prasetya (2022) menemukan bahwa mindfulness atau kesadaran penuh memiliki hubungan positif dengan penerimaan diri. Semakin seseorang mampu hadir dan sadar di saat ini, semakin tinggi tingkat penerimaan dirinya. Ini menunjukkan bahwa praktik mindfulness, seperti meditasi atau refleksi harian, bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan penerimaan diri. Selain itu, belajar menghargai nilai-nilai pribadi dan merayakan pencapaian kecil jauh lebih bermanfaat daripada terus membandingkan diri dengan orang lain di media sosial.

BACA JUGA ARTIKEL  Toxic Relationship Terhadap Mindset Remaja

Baca Juga: Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja

Proses menerima diri sendiri tidak instan. Ini adalah perjalanan yang membutuhkan waktu dan pembelajaran terus-menerus. Penting untuk diingat bahwa semua orang punya kelemahan dan membuat kesalahan adalah hal yang wajar. Mengembangkan dialog internal yang lebih positif dan penuh kasih terhadap diri sendiri menjadi kunci dalam perjalanan ini. Dukungan dari keluarga, teman, atau bahkan profesional kesehatan mental juga bisa membantu mempercepat proses penerimaan diri.

Baca Juga: Meningkatkan Resiliensi pada Remaja

Di tengah era media sosial yang sering memamerkan standar kesempurnaan yang tidak realistis, belajar menerima dan menghargai diri sendiri menjadi keterampilan yang sangat penting. Dengan mempraktikkan mindfulness, membangun dialog positif dengan diri sendiri, dan mencari dukungan yang tepat, kita bisa mengembangkan penerimaan diri yang kuat. Dari sini, kita bisa menemukan kebahagiaan sejati yang tidak bergantung pada validasi dari dunia maya.

 

Referensi
Misrawati, D., Mariyam, R. R., & Deviana, D. (2019). Dampak adiksi media sosial terhadap penerimaan diri dan kelekatan dalam relasi sosial (Adult Attachment).
Paramita, R. (2011). Pengaruh penerimaan diri terhadap penyesuaian diri penderita lupus (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Tambunan, B., & Prasetya, B. E. A. (2022). Mindfulness dan Penerimaan Diri pada Anggota Komunitas Jogja Mindfulness Weekend. Jurnal Ilmiah Psyche, 16(01), 01-12.

 

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
15
+1
5
+1
3
+1
0
Scroll to Top