Kita bisa memilih dengan siapa akan menikah, tapi kita tidak bisa memilih jatuh cinta dengan siapa. Karena cinta tak bisa direncanakan, tapi bisa diperjuangkan. Pepatah ini mungkin cocok untuk kamu yang jatuh cinta dengan janda dan ingin menikahi janda tersebut.
Sudah rahasia umum jika janda terkadang memiliki stigma negatif dalam masyarakat. Ketika hendak menikah lagi, tak jarang status tersebut menjadi hambatan. Keluarga memberi pertimbangan lebih rumit untuk memberikan restu. Apalagi jika statusmu masih perjaka, tentangan keluarga bisa semakin kuat.
Selain itu banyak janda yang memiliki trauma untuk menikah lagi karena takut gagal kembali berumah tangga. Untuk janda yang ditinggal suami karena meninggal, butuh waktu lama untuk membuka hatinya kembali. Kenangan dengan suaminya yang meninggal bisa sangat kuat sehingga banyak yang memilih tetap sendiri alias tidak menikah lagi.
Ketika kamu mencoba untuk mendekati, kemungkinan Si Dia akan langsung menutup diri dan hatinya, sehingga butuh usaha lebih besar untuk meyakinkan hatinya. Berbeda jika menikah dengan janda yang cerai karena persoalan rumah tangga, trauma kegagalanlah yang menjadi tantangan untukmu saat meyakinkan hatinya.
Tentang buah hati, janda biasanya memiliki tanggungan anak jika sudah memiliki anak. Karena hak asuh anak yang belum cukup usia biasanya akan dimiliki oleh ibu. Anak ini bisa menjadi nilai plus dan minus untuk kamu, tergantung sudut pandang yang kamu miliki.
Jika memang kamu mencintai ibunya, kamu akan mengasihi anaknya. Karena sadar bahwa ibu dan anak adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan. Istilahnya, menikahi ibu dapat bonus anaknya. Secara otomatis, tanggung jawab ekonomi dan psikologis akan bertambah.
Kamu harus bersiap menjadi suami sekaligus ayah begitu menikah. Ini dua peran yang berbeda, tapi kamu harus bisa langsung menjalaninya sekaligus. Jika kamu sudah siap, tentu akan menjadi nilai plus. Apalagi jika kamu menikahi ibu dari anak yatim, dalam Islam, rejeki untuk kamu yang menafkahi anak yatim diyakini akan semakin besar.
Namun, jika kamu tidak siap, menganggap anak sebagai beban maka anak bisa menjadi nilai minus dalam pernikahanmu. Jangan sampai pengasuhan anak menjadi ganjalan dalam pernikahanmu, sehingga rawan menjadi sumber konflik.
BACA JUGA:
- Waktu yang Tepat untuk Menikah Lagi Setelah jadi Janda atau Duda
- Tanya Tim Ahli: Persoalan Ketika Menikahi Janda
- Menghilangkan Trauma KDRT pada Calon Istri
Tak perlu terlalu risau karena nilai minus menikahi janda di atas. Karena dalam kenyataannya, banyak yang rela menikahi seorang janda meskipun usianya cukup jauh dari mereka. Karena banyak nilai plus menikahi janda, berikut diantaranya:
- Sudah Berpengalaman
Kehidupan seksual janda tentu berbeda dengan gadis. Kamu tidak perlu melalui masa ‘ujicoba’ segala bentuk hubungan seksual seperti saat menikahi gadis. Tak perlu mencari-cari cara berhubungan seksual yang memuaskan karena janda tentu sudah memiliki pengalaman. Bahkan, bisa jadi kamu yang belajar dari istrimu kelak setelah menikah.
Dengan begitu, ia tidak lagi kaku dan pasif seperti halnya gadis yang baru pertama kali bercinta. Ia juga pandai merayu dan melontarkan kata-kata pujian yang menyenangkan pasangannya. Tidak sedikit dari mereka yang membimbing pasangannya saat bercinta. Tak heran, banyak perjaka puas dan bahagia menikahi janda.
- Sabar
Janda yang sudah memiliki anak tentu lebih sabar dibanding dengan gadis. Mereka sudah memiliki pengalaman membesarkan anak yang butuh kesabaran tinggi. Sifat keibuan melekat pada janda sehingga pria merasa lebih dijaga dan disayangi dengan baik.
Sikap sabar ini sangat penting saat rumah tangga menemukan masalah, seorang janda bisa meredam panasnya api permasalahan dan membuat suasana kondusif kembali. Bandingkan dengan gadis yang biasanya lebih ngambekan saat terjadi masalah atau konflik dalam rumah tangga.
- Mandiri
Melalui status janda secara tidak langsung menuntut seorang wanita menjadi mandiri. Karena mau tidak mau seorang janda harus bisa menghidupi diri sendiri dan anaknya. Kemandirian ini membuat seorang janda tegas dalam mengambil apapun keputusan dalam hidupnya.
Buat janda yang pernah gagal membuat seorang perempuan dengan status janda memiliki pengalaman hidup yang cukup menantang sehingga lebih berhati-hati dan matang dalam mengambil kesimpulan. Kemandirian akan lebih membantumu dalam mengerjakan tugasnya sehari-hari. Rumah tangga bisa langsung jalan setelah menikah.
Kamu tak perlu capek mengatur banyak hal seperti pasangan sesama lajang yang pertama menikah. Apalagi jika kamu menikahi janda yang mapan secara ekonomi. Orang bilang, ini bonus untuk mereka yang bersedia menikahi janda.
- Komitmen Kuat
Kegagalan pernikahan bagi janda adalah pukulan telak baginya. Tentu dia akan belajar menghargai ikatan yang akan dibangun denganmu jika menikah lagi. Dia tentu tak ingin pernikahan denganmu akan gagal lagi. Sehingga janda akan memiliki komitmen yang kuat dalam pernikahan barunya.
Keinginannya tersebut membuatnya tak ingin mempermainkan cinta dan perasaan orang lain. Ketika kamu bisa mendapat kepercayaan dan keyakinannya, maka kamu bisa percaya pada komitmennya.
Perempuan yang pernah bercerai juga menumbuhkan sikap bijak dalam dirinya. Setelah menikahi janda, dia tidak akan mudah meminta pisah ketika dibenturkan masalah. Mereka akan lebih bijak dan berpikir dengan tepat bila menemui suatu permasalahan.
Aku merasa dicintai janda
Namun aku ingin tahu benerkah dia mencintaiku dgn sebenar, karena sudah 3 suami cerai