Putri Ayu Azzahra
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
As long as you love me
We could be starving
We could be homeless
We could be broke
Halo Sobat Siap nikah, Demikian sepenggal bait dari lirik lagu Justin Bieber, As Long As You Love Me. Kata-kata semacam ini, di mana cinta yang harus bertahan di atas kesusahan sering di romantisasi, padahal ketika kita memilih untuk meneruskan hidup bersama seseorang, apakah cukup dengan modal cinta saja? Kehidupan setelah pernikahan tidak semenyeramkan pada lagu ini, jika kita mempersiapkan berbagai aspek dalam pernikahan, demi mencapai rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.
Baca Juga: Tanya Tim Ahli: Apa Saja Persiapan Finansial untuk Menikah?
Pernikahan menurut islam merupakan salah satu sunnatullah sesuai fitrah kehidupan manusia dalam hubungan yang suci yang bukan hanya untuk melanjutkan garis keturunan, namun juga untuk menjaga kehormatan diri dan saling menyalurkan kasih sayang.
Allah berfirman dalam Q.S Ar-Rum [30]: 21
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir.”
Di beberapa negara maju, pernikahan dewasa ini dipandang bukan menjadi suatu prioritas. Bahkan di China, Jepang angka pernikahan mengalami kemerosotan.
Salah satu faktor yang melatarbelakangi hal ini adalah tekanan ekonomi. Biaya hidup yang semakin tinggi dan perilaku hidup konsumtif menjadikan mereka enggan untuk menikah karena berpikir bahwa dengan adanya anak, kebutuhan akan bertambah ketakutan akan tidak bisa memenuhi kebutuhan itu. Maka sangat penting bagi kita untuk memahami bagaimana perencanaan pengelolaan keuangan keluarga, baik secara umum maupun secara keislaman sebagai penerapan dari nilai-nilai agama.
Pentingnya Perencanaan Keuangan
Ketika mulai menyusun perencanaan keuangan, setiap keluarga tentu memiliki keadaan yang berbeda-beda, tergantung berapa pendapatan yang didapat, beban yang ditanggung, dan tujuan-tujuan apa yang hendak di capai sebuah keluarga. Perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang juga harus disiapkan dengan matang karena biaya hidup pasti akan naik setiap tahunnya. Alasan kesehatan juga menjadi pertimbangan karna fisik manusia juga tidak selalu akan sehat. Dengan perencanaan sedari dini, dampak dari faktor-faktor seperti ini dapat di minimalisir.
Tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam pernikahan juga berbeda-beda. Lazimnya orang merencanakan untuk dapat membeli rumah, kendaraan pribadi, aset, investasi, dan lain-lain, yang merupakan tujuan dunia. Penting untuk turut mencantumkan tujuan akhirat anda dalam perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Misal dalam jangka pendek yaitu memenuhi kewajiban zakat, dan kurban, lalu dalam jangka panjang misalnya untuk ibadah haji, biaya pendidikan anak, dana pensiun, dan sebagainya. Maka dalam menetapkan tujuan, penting untuk memperhatikan beberapa hal seperti membuat tujuan yang spesifik dan dapat diukur. Di tulis dengan jelas sehingga perencanaan menjadi spesifik dan terukur. Setelah itu tetapkan target waktu, agar tujuan ini tidak hanya menjadi wacana saja, dan dapat direalisasikan. Lalu hal paling penting adalah menuliskan semua perencanaan anda. Banyak orang yang hanya menanamkan perencanaan ini dalam benaknya saja, hal ini sah-sah saja namun kurang efektif. Dengan perencanaan yang tertulis tujuan akan menjadi lebih jelas.
Setelah mengumpulkan semua tujuan yang hendak di capai, selanjutnya adalah menyusun skala prioritas. Anda harus bisa memprioritaskan yang mana tujuan yang harus dipenuhi terlebih dahulu dan yang hanya kemewahan semata. Contoh:
Pengeluaran Pokok/ dharuriyah | Sekunder/ hajiyyat | Tersier/ tahsiniyyat |
Kebutuhan Pokok Keluarga | Pajak | Rumah Mewah |
Biaya pendidikan anak | Sedekah | Kendaraan Mewah |
Zakat | Naik Haji | Gadget Terbaru dan Tercanggih |
Kurban | Perabotan Baru | |
Liburan ke Luar Negeri |
Dana Pendidikan Anak, Investasi, Liburan, dan Masa Pensiun
Salah satu kewajiban orang tua dalam pemeliharaan anak/ hadhanah adalah memberikan pendidikan yang layak untuk anak. Sekolah adalah jenjang pendidikan formal untuk mendapatkan ilmu yang merupakan perintah agama. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam QS. Al-’Alaq:1-5 adalah perintah untuk membaca. Membaca adalah jembatan ilmu, ilmu adalah bentuk rahmat dan nikmat Allah SWT. Serta sarana pemuliaan kepada manusia. Maka sudah menjadi kewajiban orang tua untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak.
Biaya pendidikan yang naik setiap tahunnya, situasi ekonomi dan kesehatan yang tidak bisa dipastikan di masa mendatang menjadi alasan mengapa pasangan harus segera merencanakan se dini mungkin akan kebutuhan dana pendidikan anak. Sekali lagi perencanaan setiap keluarga berbeda beda, maka tiap keluarga juga memiliki pilihan yang berbeda, apakah akan menyekolahkan anak di sekolah negeri yang biayanya lebih terjangkau karena disubsidi negara, sekolah swasta yang lebih eksklusif dengan biaya yang lebih besar, maupun boarding school atau pesantren yang juga mencakup biaya hidup anak dalam SPP. Biasanya beban terbesar orang tua adalah saat anak memasuki bangku perkuliahan. Maka penting untuk menghitung budget untuk biaya di universitas impian, mengetahui biaya pendidikan pada masa sekarang, dan memperkirakan biaya pendidikan pada masa kelak, waktu yang kita miliki hingga anak memasuki bangku perkuliahan, dan setoran per bulan untuk simpanan per bulannya dalam tujuan ini. Setelah melewati satu semester pembelajaran, biasanya anak akan mendapat masa libur. Waktu ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan bersama keluarga seperti rekreasi, pergi ke taman hiburan, atau jalan-jalan ke luar kota maupun ke luar negeri. Budget untuk liburan dapat anda masukkan dalam perencanaan jangka pendek, agar quality time bersama anak yang mungkin sempat terabaikan karena kesibukan aktivitas sehari-hari dapat tergantikan. Perencanaan keuangan ini harus dibatasi karena suasana liburan sering kali membuat kita membeli pernak pernik, suvenir, oleh-oleh, dan hal-hal lainnya yang justru membuat pengeluaran membengkak pada hal-hal yang tidak penting. Maka dari itu, kerja sama pasangan dalam hal ini sangat penting untuk saling memonitor pengeluaran yang tidak diperlukan.Kesempatan ini juga dapat digunakan sebagai sarana silaturrahim dengan kakek, nenek, dan sanak saudara di kampung.
Bagi yang bukan pegawai seperti PNS, karyawan BUMN, ataupun karyawan perusahaan multinasional, dana pensiun wajib masuk dalam perencanaan pengelolaan keuangan jangka panjang. Masa tua yang tenang dan terjamin adalah impian setiap orang. Maka perhitungan mengenai kebutuhan di hari tua adalah kewajiban. Anda dapat menentukan terlebih dahulu kapan anda ingin pensiun, lalu tentukan standar biaya hidup di hari tua. Dalam perhitungannya perhatikan juga faktor inflasi, misal dengan perkiraan inflasi 10%. Bagi orang yang berpenghasilan terbatas, investasi dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan keuangan baik pada masa sekarang maupun di masa depan. Nabi Muhammad SAW sendiri pada prinsipnya juga terlibat dalam kegiatan investasi, yaitu beliau menjadi mitra dari investor. Sebutlah misalnya ketika beliau menggembalakan domba-domba penduduk makkah semasa kecilnya, hingga dalam jual beli yang membuat beliau di gelari Al-Amin. Ini menunjukkan bahwa investasi juga pernah di contohkan langsung oleh Nabi SAW.
Baca Juga: Patahkan Generational Curse: Keluarga Muda dan Tabungan Hari Tua
Pentingnya perencanaan keuangan dalam pernikahan tidak dapat diragukan lagi. Perencanaan keuangan menjadi inti yang penting dalam membangun fondasi yang kokoh bagi keberlangsungan pernikahan. Dengan komunikasi yang terbuka, kerja sama yang solid, dan pemahaman yang mendalam tentang prioritas keuangan bersama, pasangan dapat mengarungi perjalanan pernikahan dengan percaya diri dan keamanan finansial. Dengan memiliki visi keuangan yang jelas, pasangan dapat membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan mereka bersama, meminimalkan stres keuangan, dan menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis. Mari jadikan perencanaan keuangan sebagai langkah pertama dalam membangun pernikahan yang berkelanjutan dan bahagia.
Daftar Bacaan
Senduk, Safir. 2000. Seri perencanaan keuangan keluarga: mengelola keuangan keluarga. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Tamanni, Luqyan & Murniati Mukhlisin. 2018. Sakinan Finance: Solusi Mudah Mengatur Keuangan Keluarga Islami. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
https://www.google.com/amp/s/www.liputan6.com/amp/5143428/angka-pernikahan-di-china-anjlok-di-2021