9 Langkah Perencanaan Keuangan bagi Keluarga Muda

Ilustrasi Perencanaan Keuangan (Foto: Pixabay)

Table of Contents

Kendala dalam mengelola keuangan kerap dialami pasangan muda yang baru menikah. Wajar saja hal ini terjadi karena ada penyesuaian dalam menjalani hidup baru bersama termasuk soal mengatur keuangan bersama.

Agar soal finansial tidak memicu pertengkaran, sangat penting untuk keluarga muda melakukan perencanan keuangan yang matang. Perencanaan keuangan bagi keluarga muda harus benar-benar dikelola dan mencapai kesepakatan bersama.

Tak dipungkiri, uang adalah problem serius yang kerap diperdebatkan oleh pasangan suami-istri. Oleh karena itu, perlu rasa saling pengertian dan kerja sama agar dapat mencegah pertengkaran finansial di masa depan.

Meskipun suami dan istri sama-sama bekerja dan memiliki penghasilan masing-masing, pasangan tidak bisa mengelola uang untuk rumah tangga secara terpisah.

Berikut beberapa langkah yang bisa kamu dan pasangan terapkan dalam perencanaan keuangan keluarga muda.

1. Tentukan prioritas
Tips perencanaan keuangan bagi keluarga muda adalah menentukan prioritas bersama. Setelah menikah, kamu harus menyadari pendapatan akan menjadi satu. Di sisi lain, pengeluaran juga semakin bertambah karena kebutuhan yang ikut meningkat.

Penting untuk mendiskusikan terlebih dahulu dengan pasangan tentang tujuan keuangan yang ingin dicapai bersama. Misalnya, menyisihkan gaji untuk prioritas KPR rumah, cicilan kendaraan, biaya persalinan anak, pendidikan anak, tabungan darurat, asuransi jiwa, investasi, dan lainnya.

Memastikan kamu dan pasangan memiliki prioritas yang sama atau dapat menemukan jalan tengah, dapat membantu menghindari perselisihan dan problem keuangan di kemudian hari.

2. Kesepakatan pembagian pengeluaran
Langkah yang penting lainnya yakni membuat kesepakatan pembagian pengeluaran rumah tangga. Kesepakatan ini biasanya dilakukan sebelum pernikahan, menjelang pernikahan, maupun setelah pernikahan.

Memiliki kesepakatan pembagian pengeluaran rumah tangga sangatlah krusial dibahas karena menyangkut pemenuhan kebutuhan rutin agar tak saling tumpang tindih dan lepas tanggung jawab. Jika kamu dan pasangan sama-sama bekerja, rinci seluruh pengeluaran yang sifatnya pokok atau primer, kemudian bagi dan atur berdasarkan besaran pendapatan.

Misalnya, istri bertanggung jawab atas kebutuhan konsumsi harian, listrik, air, dan internet. Sementara suami membayar cicilan KPR rumah, mobil atau motor, asuransi, dan tabungan.

3. Catat anggaran keuangan bulanan
Mencatat anggaran keuangan bulanan secara rutin bertujuan agar keuangan rumah tangga tetap sehat dan tepat sasaran. Buatlah catatan pengeluaran tepat setelah gajian dan sebelum membelanjakannya.

Merujuk Money Crasher, kamu bisa membagi ke dalam pos-pos. Misalnya, tulis sedetail mungkin kebutuhan rutin bulanan dalam pos primer seperti tagihan listrik, air, internet, belanja keperluan dapur.

Di pos keinginan, dapat dirinci untuk pakaian dan jajan di luar sesekali. Di pos ekstra, khusus untuk pengeluaran tak terduga seperti kado nikahan teman, biaya servis atau pajak kendaraan, obat-obatan.

Jangan ragu mengajak diskusi pasangan jika ada indikasi overbudget agar bisa dicari solusinya, misal memotong pengeluaran yang tak perlu.

4. Persetujuan satu rekening
Kamu dan pasangan bisa membuat satu rekening khusus bersama untuk pengeluaran rutin bulanan agar tak tercampur dengan rekening tabungan.
Perihal pembagian siapa yang bertugas mengelola pengeluaran tertentu bisa dilakukan kedua belah pihak. Namun agar memudahkan mencatat pengeluaran dan tabungan, bisa membuat rekening khusus.

Tentukan siapa yang berhak untuk menarik dan mentransfer uang dari rekening tabungan dan rekening pengeluaran.

Dalam banyak kasus, istri lebih mendominasi perihal pengeluaran dan pembayaran. Letakkan semua pengeluaran yang diperlukan ke dalam rekening khusus, dan hindari menggunakan rekening pribadi agar tidak terjadi salah paham dalam rumah tangga.

BACA JUGA: 5 Penyebab Konflik Masalah Keuangan Keluarga dan Cara Mengatasinya

5. Investasi dan dana darurat
Mempersiapkan dana darurat dan investasi untuk kebutuhan masa depan yang tak terduga. Ini dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi suatu kejadian di luar prediksi, seperti musibah, kehilangan pekerjaan, sakit, perbaikan rumah, servis kendaraan, dan lainnya.

Memiliki cadangan dana darurat tidak akan mengganggu pos keuangan lain untuk rumah tangga. Namun pastikan dana darurat ini mudah dicairkan.

Walaupun gaji mungkin tergolong pas-pasan, tetaplah disiplin menabung untuk dana darurat meskipun kecil, minimal 10% dari penghasilan kamu dan pasangan. Jika dalam upaya mengejar target tabungan dana darurat terasa sulit, gunakan penghasilan tahunan seperti THR dan bonus untuk menutup cadangan dana darurat.

6. Belanjakan uang untuk barang yang dibutuhkan
Saat belanja bulanan, belilah yang memang dibutuhkan atau yang jadi kebutuhan utama. Untuk mencegah khilaf saat belanja bulanan, buatlah terlebih dahulu daftar belanjaan di rumah. Jangan ragu membeli barang diskon dan pastikan barang yang kamu beli memang yang dibutuhkan dan sifatnya jangka panjang.

7. Hindari utang
Sebisa mungkin hindari berutang, khususnya utang berbunga tinggi seperti kartu kredit dan KTA. Jika tak cermat menggunakannya, akan terjerumus menjadi konsumtif dan menyulitkan perencanaan keuangan keluarga.

Mengutip The Balance, normalnya, pembayaran tagihan kartu kredit setengah dari total tagihan atau pemakaian. Jika bisa pembayaran penuh akan jauh lebih baik karena hanya sekali membayar bunga. Selalu ingat untuk jangan pernah terlambat membayar tagihan kartu kredit. Kamu akan dikenakan denda dan bunga yang cukup tinggi per bulannya.

8. Mencari penghasilan tambahan
Mencari penghasilan tambahan dengan memanfaatkan skill yang dimiliki atau membuka usaha baru. Seiring bertambahnya keahlian dan pengalaman kerja akan diikuti dengan bertambahnya penghasilan bulanan atau peningkatan pendapatan. Selain untuk menabung, ini bisa kamu manfaatkan untuk menambah anggaran investasi. Investasi jangka panjang seperti saham, properti, atau reksadana bisa menjadi sumber penghasilan tambahan anda di kemudian hari.

Jika tergolong penghasilan pas-pasan, ada dua cara yang dapat dicoba. Pertama, memanfaatkan waktu luang atau keahlian dengan bekerja freelance karena sifatnya yang fleksibel dan yang kedua mendirikan usaha sampingan.

9. Rutin evaluasi
Rutin melakukan evaluasi setiap minggu dan bulan agar tak besar pasak daripada tiang. Dalam perjalanannya, kamu dan pasangan pasti mengalami kendala mengelola perencanaan keuangan. Demi memininalkan konflik, lakukan evaluasi rutin setiap bulan agar arah keuangan keluarga tetap berada pada jalur. Analisis jika terjadi pembengkakan keuangan pada pos tertentu.

Itulah beberapa hal yang bisa kamu dan pasangan lakukan dalam perencanaan keuangan. Merencanakan keuangan bersama pasangan haruslah menyenangkan, nyaman, dan selalu menjadi lebih baik. Hal yang perlu dipahami adalah kamu dan pasangan berdua berasal dari pengalaman hidup yang berbeda, sehingga wajar saja jika memiliki dua pandangan yang sangat berbeda tentang uang. Penting untuk saling memahami dan menemukan jalan tengahnya.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
1
+1
0
Scroll to Top