Pentingnya Menyamakan Visi dalam Pernikahan untuk Menjaga Kesahatan Mental Pasangan

Pernikahan yang sehat (Gambar oleh 5688709 dari Pixabay)

Table of Contents

JAKARTA – Visi dalam hubungan atau relationship vision sangatlah penting dalam kehidupan pernikahan. Pasalnya, saat menikah, kamu dan pasangan sudah memiliki satu set standar nilai dan harapan berdasarkan pengalaman, cita-cita, kebiasaan, bahkan keinginan. Kalau berbagai standar nilai dan harapan tersebut tidak bentrok alias sejalan satu samalain, tak akan sulit untuk membentuk visi hubungan dengannya.

Namun, ketika standar dan nilai kamu dan pasangan saling bentrok, kemungkinan besar akan sering terjadi gesekan atau perselisihan. Besar atau kecilnya perselisihan, tentu akan mempengaruhi kondisi mental kamu dan pasangan dalam menjalani pernikahan. Oleh karena itu, kamu dan pasangan perlu menyamakan visi jika terjadi perbedaan standar nilai dan harapan.

Langkah pertama yang perlu kamu ambil adalah dengan membuat vision board. Papan visi ini sebuah alat yang digunakan sebagai wadah untuk menampung dan merangkum pemikiran kamu dan pasangan. Bisa berupa apapun seperti kertas gambar atau notebook untuk menuliskan berbagai pemikiran kalian berdua.

BACA JUGA: Jangan Anggap Remeh, Hal Sepele Ini Bisa Mengancam Rencana Pernikahanmu

Dalam papan visi ini, baik kamu maupun pasangan mengisinya dengan berbagai hal yang penting untuk dijaga atau dijalankan sebagai standar nilai bersama. Kamu juga perlu membahas hal-hal yang lebih berat untuk dibicarakan agar tak menjadi bom waktu. Berikut beberapa hal penting yang perlu kamu dan pasangan bahas.

1. Pandangan serta harapan terhadap satu sama lain. Hal-hal apa yang dianggap mengganggu dari kebiasaan atau cara berpikir pasangan dan harapan untuk dilakukan penyesuaian. Hal ini berlaku dua arah.

2. Perspektif keluarga menurut pendapat pribadi dan harapan masa depan. Berapa jumlah anak yang diinginkan, menyekolahkan anak di sekolah internasional atau negeri, membeli rumah atau apartemen, di tengah atau pinggiran kota, dan lain sebagainya.

3. Pengaturan keuangan keluarga. Siapa yang mengatur keuangan keluarga, apakah perlu joint account, pentingnya menabung, berapa persen dari penghasilan istri yang dipergunakan untuk pengeluargan keluarga, dan seterusnya.

4. Pengasuhan anak. Bentuk pengasuhan dan pendisiplinan seperti apa yang sesuai untuk keluarga.

Sebetulnya, pembicaraan ini penting dilakukan sebelum menikah, tetapi banyak pasangan yang luput melakukannya. Tidak ada kata terlambat untuk menyamakan visi dengan pasangan.

Kamu harus membuka diri dan tidak mendahulukan ego karena pernikahan adalah sesuatu yang dijalankan bersama-sama. Kalaupun sampai terjadi ketidaksepakatan, kamu dapat meminta bantuan pihak ketiga, misalnya anggota keluarga yang dipercaya atau konsultan pernikahan.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
3
+1
0
Scroll to Top