Pentingnya Memvalidasi Perasaan Anak Saat Dia Menangis

Anak Menangis (Foto: Pexels)

Table of Contents

Ketika buah hati menangis, mungkin sebagian orang tua langsung meminta anak untuk berhenti menangis. Tanpa memikirkan perasaan anak. Padahal perasaan anak adalah nyata. Oleh karena itu, sangat penting untuk membuat anak merasa didengarkan dan dipahami. Anak perlu tahu bahwa perasaan mereka penting dan valid.
Mengutip dari Belly Belly, apa yang tampak aneh bagi kita, merupakan respons emosional yang sangat valid terhadap seorang anak kecil di dunia yang besar. Oleh karena itu, sangat penting untuk memvalidasi perasaan si kecil.
Saat masih bayi, menangis adalah hal yang selalu orang tua dengar dan hadapi sehari-hari. Menangis menjadi satu-satunya cara mereka untuk berkomunikasi. Dengan menangis, bayi mengomunikasikan rasa lapar, ketidaknyamanan, atau kebutuhan lainnya.
Namun, ketika si kecil sudah jauh lebih besar menangis bukan lagi cara mereka untuk berkomunikasi seperti saat mereka masih bayi. Mendengar anak menangis sesekali mungkin membuat orang tua merasa jengkel terutama ketika mereka menangis karena hal yang tampak sepele.
Banyak dari orang tua yang kemudian menyuruh anak untuk berhenti menangis, sebagai cara untuk menghentikan kebisingan ini. Sekaligus berharap bisa membantu anak menemukan cara lain untuk menangani suatu situasi.
Sebetulnya, tidak ada yang buruk dengan menangis. Terkadang orang dewasa pun menangis. Namun, pekerjaan orang tua akan lebih berat lagi apabila menyuruh buah hati untuk tidak menangis. Cara ini mungkin terdengar efektif.  Namun, cara ini justru tidak mengajarkan mengenai regulasi emosi pada anak.
Kamu dan pasangan perlu memberi pemahaman bagi buah hati tentang bagaimana mereka menerima dan menghadapi kesedihan atau situasi tidak menyenangkan lainnya. Pada akhirnya, anak akan berpikir bahwa menangis bukanlah respons yang dapat diterima terhadap emosi. Padahal sebenarnya, menangis adalah respons yang sehat.

BACA JUGA: Saat Anak Dirundung Temannya, Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

Dengan mengajarkan anak untuk tidak boleh menangis, justru akan membuat anak tidak bisa memahami emosinya sendiri ketika mereka dewasa. Kamu dan pasangan bisa mengajari mereka tentang bagaimana cara untuk menangani emosi besar itu.
Orang tua bisa mengajari anak bahwa tidak pantas untuk menjatuhkan diri, berteriak sangat keras, atau memecahkan barang dengan marah ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tetapi, tidak perlu untuk mengajari mereka untuk tidak menangis.
Sama seperti anak-anak yang perlu belajar berjalan dan berbicara, mereka juga belajar bagaimana mengendalikan emosi dari waktu ke waktu.
Perlu diketahui, sangat penting untuk membuat anak merasa didengarkan dan dipahami. Anak perlu tahu bahwa perasaan mereka penting dan valid. Membantu anak merasa didengarkan dan dipahami adalah hal yang membantu mengurangi tangisan.
Oleh karena itu,alih-alih mengatakan “berhenti menangis” pada anak, kamu bisa mengantinya dengan, “Sedih itu wajar, menangis itu wajar”, “Bisa beri tahu ibu kenapa kamu sedih?”, “Kamu benar, ini pati membuatmu merasa sedih/frustasi/kecewa”, “Ini pasti sulit bagimu,”.
Namun, kata-kata yang tepat bukanlah hal yang penting. Hal yang penting adalah, kamu dan pasangan membantu anak untuk merasa dimengerti dan didengarkan. Mereka perlu tahu bahwa orang tuanya ada untuk membantu mereka melewati ini dan membantu mereka mengatasi emosi besar mereka tanpa mengabaikannya.
Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
3
+1
0
Scroll to Top