Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya termasuk dalam pernikahan. Setiap daerah memiliki prosesi pernikahan yang unik seperti Jawa, Bali, Sunda, dan daerah lain. Kali ini, kita kupas dahulu prosesi pernikahan ala Sunda.
Kalau kamu dan pasangan ingin melangsungkan pernikahan dengan adat Sunda, kamu harus memahami prosesi di dalamnya. Prosesi adat Sunda memiliki ciri khas yang juga membedakan dari suku lainnya yang ada di Jawa. Ada delapan langkah yang perlu kamu tahu dan pahami maknanya dalam pernikahan ala Sunda.
1. Neundeun Omong
Langkah paling utama dalam prosesi pernikahan Sunda adalah Neundeun Omong. Pada langkah ini, kedua keluarga akan bertemu di rumah keluarga perempuan untuk melakukan silaturahmi.
Pertemuan dua keluarga ini bersifat santai, tetapi tetap serius. Keluarga mempelai pria akan bertanya apakah mempelai putri siap untuk dilamar.
Apabila siap untuk dilamar, akan dibicarakan mengenai hari apa yang tepat. Pada pembicaraan ini keluarga pria juga perlu bertanya mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan pada saat melamar.
Pihak keluarga pria juga sebaiknya datang dengan membawa sedikit oleh-oleh, seperti buah atau makanan tradisional. Tidak perlu membeli dan membawa oleh-oleh terlalu banyak dalam acara ini karena konsep acara ini masih santai.
2. Narosan
Langkah selanjutnya adalah Narosan. Pada acara inilah dilakukan lamaran yang sesungguhnya. Tahapan ini bersifat resmi dan pihak laki-laki perlu mempersiapkan banyak hal untuk acara seperti makanan, cincin, daun sirih, dan pakaian untuk perempuan. Namu, hal ini bukan masuk dalam kategori seserahan.
Barang-barang tersebut memiliki arti yang berbeda dan biasanya masing-masing keluarga menunjuk orang yang dituakan maupun dianggap pengalaman untuk menjadi juru bicara. Dalam acara ini, kedua keluarga besar yang hadir akan memperbincangkan lebih matang mengenai penyelenggaraan acara pernikahan. Namun, lamaran ini bukan berarti kamu dan pasangan sudah sah.
Masih ada banyak rangkaian acara yang perlu dilakukan. Tahapan ini hanya untuk mengikat kedua belah pihak untuk tidak menerima pinangan dari orang lain.
BACA JUGA: 11 Langkah dan Makna Prosesi Pernikahan Adat Bali yang Indah
3. Seserahan
Langkah selanjutnya adalah seserahan. Biasanya seserahan ini dilakukan seminggu sebelum dimulainya akad nikah. Pihak mempelai pria perlu menyiapkan banyak hal sebelum mencapai hari H dari seserahan. Beberapa hal yang perlu untuk dipersiapkan adalah uang yang ditata cantik, perabotan rumah tangga, pakaian untuk mempelai wanita, dan hal lain berkaitan keperluan wanita.
Setiap barang yang diberikan kepada mempelai wanita biasanya akan dibungkus dan dihias. Biasanya seserahan tersebut diberikan sampai dengan 6 macam atau 8 kotak. Namun, hal ini juga tergantung dari pihak laki-laki.
Selain itu, dalam tahapan ini pihak wanita juga perlu mempersiapkan barang balasan untuk mempelai pria. Beberapa barang yang diberikan juga berkisar pada pakaian yang digunakan sehari-hari oleh mempelai pria. Pihak dari perempuan biasanya memberikan barang balasan dengan jumlah yang lebih sedikit dari pihak pria.
4. Ngaras
Ngaras menjadi tahapan selanjutnya. Tahapan ini bisa membuat orang tua menangis dan terharu. Dalam tahapan ini, kedua belah pihak meminta izin orang tua, agar kedua mempelai membasuh kaki kedua orang tua mereka. Prosesi ini sangat sakral karena merupakan simbol dari penghormatan kepada orang tua.
Ngaras juga bermakna sebagai rasa terima kasih kepada orang tua. Bakti yang ditunjukkan dalam adat Ngaras ini merupakan bukti bakti anak kepada orang tua. Saat kedua mempelai terus menghormati orang tua mereka, maka keduanya akan selalu mendapatkan berkah selama berumah tangga.
5. Siraman
Setelah selesai melakukan Ngaras, langkah selanjutnya adalah Siraman. Pada prosesi ini, calon mempelai perempuan akan dimandikan atau diguyur dengan air dari bagian kepala. Prosesi ini memiliki makna untuk menyucikan diri sebelum menikah.
Adat yang satu ini biasanya dilakukan pada tiga hari sebelum dimulainya pernikahan. Air yang digunakan merupakan air yang dicampur dengan bermacam-macam bunga. Biasanya sampai dengan tujuh macam bunga. Saat yang menikah adalah pasangan yang muslim, prosesi ini diawali dengan kegiatan mengaji terlebih dahulu.
Pakaian adat yang digunakan juga khusus dan biasanya terdapat ornamen bunga melati yang dirangkai secara menyilang. Ornamen tersebut dipakai di kepala dan bagian pundak. Biasanya mempelai wanita akan menggunakan pakaian adat berupa kemben. Apabila yang menikah muslim, biasanya akan dikenakan pakaian yang tertutup.
6. Ngeuyeuk Seureuh
Setelah itu, dilajutkan dengan Ngeuyeuk Seureuh sebelum melaksanakan akad nikah. Prosesi yang satu ini akan dipandu pangeuyeuk. Ia akan membimbing dan mendampingi kedua mempelai untuk menjalani prosesi yang satu ini.
Pada prosesi ini, kedua calon mempelai akan meminta doa restu untuk menikah dan ini disebut Ngaras juga. Jawaban dari orang tua untuk memberikan restu kepada kedua mempelai baru dinamakan dengan Ngeuyeuk seureuh. Pada bagian ini, orang tua akan memberikan banyak nasihat kepada kedua mempelai.
Semua nasihat yang akan diberikan juga sudah dilambangkan dengan menggunakan berbagai macam benda yang sudah tersedia di prosesi tersebut. Ada beberapa orang yang menjadikan satu prosesi ini dengan Ngaras.
7. Akad Nikah
Tahapan ketujuh, setelah menjalani serangkaian prosesi yang panjang, adalah akad pernikahan. Mempelai akan bertemu dengan pegawai KUA dan mempelai lelaki menyebutkan akad.
Proses tukar cincin juga akan ada dalam acara ini. Seserahan juga akan dibagikan setelah tukar cincin selesai. Hampir sebagian besar dari proses ini dilakukan di masjid atau di rumah mempelai perempuan. Hal ini tergantung pada kesepakatan antara kedua belah pihak.
8. Acara Saweran
Langkah yang terakhir yakni setelah akad adalah saweran. Pada tradisi yang satu ini kedua mempelai akan dilempari dengan berbagai macam barang yang punya filosofi atau sering disebut dengan saweran. Beberapa barang yang sering dijadikan saweran adalah beras, kembang gula, uang, dan kunyit.
Masing-masing barang punya arti sendiri. Arti dari saweran uang adalah limpahan rezeki kepada kedua mempelai. Beras berarti harapan akan kemakmuran setelah menikah. Kembang gula merupakan harapan untuk hidup selalu rukun harmonis. Sedangkan kunyit menandakan kejayaan.
Namun, ini merupakan acara opsional. Tidak semua orang yang menikah dengan orang Sunda akan melalui proses ini.
Saat akan menikah dengan adat Sunda, kamu perlu memahami setiap arti langkah yang dilakukan dalam prosesi pernikahan ala Sunda. Kalau kamu tidak biasa dengan bahasa Sunda, tak ada salahnya untuk memahaminya khususnya terkait prosesi itu. Hal ini untuk membuat persiapan kamu menjadi lebih matang.