Oleh : dr. Elsa Pongtuluran, M.Kes
Setiap musim kehidupan pernikahan memiliki perubahan dan tantangannya tersendiri. Dengan pengetahuan dan pengertian yang benar, dapat membantu kita menjalani kehidupan pernikahan yang sehat. Untuk menjaga hubungan pernikahan tetap sehat, modal cinta saja tak cukup. Justru, cinta buta malah berbahaya. Paul Mitassov dalam Paul Mitassov Law, mengatakan “memutuskan siapa yang akan dinikahi adalah keputusan paling penting yang akan dibuat kebanyakan orang dalam hidup mereka.”
Tidak dipungkiri bahwa hubungan rumah tangga tidak selalu lurus dan baik-baik saja. Ada kalanya situasi menjadi naik-turun. Yang sering terjadi adalah hal kecil dalam rumah tangga bisa menjadi masalah besar. Sebaliknya, masalah besar sering kali ditutupi, dipendam, atau justru dianggap sebagai masalah kecil. Sehingga, pada suatu hari masalah tersebut menjadi bom waktu yang justru merusak hubungan rumah tangga.
Konflik terjadi karena adanya perbedaan atau isu yang tidak mampu diatasi dengan baik atau tidak diterima dengan baik. Akar permasalahan sumber konflik dalam pernikahan:
1. Latar belakang yang meliputi latar belakang keluarga, suku/budaya, pendidikan, kebiasaan, faktor ekonomi dan sosial, dll.
2. Cara berpikir atau sudut pandang yang tergantung dari masa kecil. Setiap pasangan memiliki cara pandang yang berbeda, oleh karena itu pasangan harus sering bertukar pikiran untuk bisa saling memahami pasangan.
3. Perbedaan kepribadian yang terus berulang. Misalnya : salah satu pasangan terbiasa rapi sementara yang lain cenderung berantakan.
4. Bahasa tubuh yang berbeda.
5. Nilai atau value yang dipegang dari masing-masing pasangan berbeda akan memberikan pilihan yang berbeda
6. Kedewasaan. Umur tidak menunjukkan kedewasaan tetapi kedewasaan merupakan kemampuan yang bisa berpindah posisi dan melihat dari posisi orang lain.
Setiap pasangan harus saling menghargai walaupun terjadi perbedaan pendapat, dan gunakan kata-kata yang baik untuk membangun dalam kehidupan pernikahan. Komunikasi harus dilatih dalam hubungan pernikahan dengan lebih banyak mendengarkan, dan saling menghargai akan membangun komunikasi yang baik. Tiga langkah mengatasi Konflik, yaitu 3F :
1. Fakta
Mencari tahu dan mengkomunikasikan fakta atau apa yang terjadi dan membuat pasangan marah, menangis, diam, ngambek dll
2. Fell/Perasaan
Menghargai apa yang dirasakan oleh pasangan kita
3. Feature/Masa Depan
Apa yang akan dilakukan kedepan dalam mengatasi konflik tersebut dalam memberikan rasa aman dan nyaman untuk pasangan
BACA JUGA :Ā Siap Menikah, Siap Membangun Keluarga
Konflik dalam pernikahan paling sering terjadi adalah konflik berulang, sehingga pasangan perlu sama-sama mengetahui cara mengelola konflik dengan baik yang disertai dengan mengendalikan ego.
Bagaimana menjaga hubungan pernikahan agar tetap positif? April Eldemire, L.M.F.T, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi di Florida, AS, memberikan 4 kunci:
1. Gunakan āIā Statement
Hanya melihat kesalahan pasangan tanpa melihat lebih detail apa yang menjadi penyebab dan membuat pasangan sering kali terjerumus mengkritik pasangannya tanpa memberikan masukan yang membangun, merendahkannya, bahkan mengeluarkan kata- kata yang meruntuhkan harga dirinya.
Teknik berkomunikasi menjadi kunci penting dalam menjaga hubungan yang positif. Baiknya menggunakan āIā Statement. Tujuannya adalah agar apa yang dikomunikasikan menjadi lebih jelas maknanya.
2. Mengucap Terima Kasih dan Memberi Apresiasi Secara Teratur
ucapan terimakasih dan apresiasi juga harus rutin diluncurkan pada pasangan. Pada dasarnya, pasangan menginginkan menjadi orang yang berkontribusi dan dinilai penting dalam hidup pasangannya oleh karena itu dengan mendengar terima kasih dan apresiasi dari pasangan, ia akan merasa dirinya berharga. Hal tersebut penting dalam menciptakan suasana yang positif sekaligus menjadi kunci kepuasan hubungan.
3. Meminta Maaf dan Bertanggung Jawab
Jangan berpikir bahwa saat pasangan diam setelah berbuat kesalahan, maka masalah selesai. Justru, hal tersebut bisa menjadi tanda bahaya. Selalu menjadi ksatria bagi diri masing-masing yang mau mengakui kesalahan di depan pasangan adalah hal yang mulia.
4. Istirahat
Hubungan membutuhkan kehadiran pasanganāsecara fisik, emosi, dan pikiran. Sering kali semuanya membuat lelah, terlebih bila ditambah dengan beban pekerjaan yang berat di luar rumah. Semuanya bisa menjadi sumber stress oleh karenanya, ambil waktu sejenak dan kembali saat sudah segar.
BACA JUGA :Ā 5 Manfaat Menikah di Waktu yang Tepat, Saat Pasangan Benar-Benar Siap Berumah Tangga
Pasangan yang harmonis adalah pasangan yang mampu mengambil keuntungan dari konflik tersebut untuk menjadi lebih saling mengenal dan saling pengertian apabila konflik dikelola dengan baik. Oleh sebab itu, pasangan perlu untuk saling berbagi dan terbuka sehingga tidak terjadi salah paham dan perbedaan perpektif sebagai penyebab konflik. Marilah membangun komunikasi yang baik dalam pernikahan.
ā Pernikahan Merupakan Proses Untuk Menjadi Satu ā
Jose Carol