Kenali Berbagai Jenis Alat Kontrasepsi, Durasi dan Efek Sampingnya

Alat Kontrasepsi (Gambar oleh Sasin Tipchai dari Pixabay)

Table of Contents

Pasangan berencana wajib mengerti seluk beluk alat kontrasepsi untuk perencanaan kehamilan. Setiap alat kontrasepsi memiliki batas waktu dan efek samping yang berbeda-beda. Setiap orang juga memberikan reaksi tubuh yang berbeda pula, karena itu diskusikan dengan dokter atau bidan untuk memberikan rujukan yang tepat sebelum memutuskan memakai satu alat kontrasepsi. Pahami manfaat dan efek samping yang mungkin bisa terjadi, sehingga Anda merasa aman dan nyaman menggunakan alat kontrasepsi.

Ada alat kontrasepsi mandiri yang dibisa dengan bebas seperti kondom. Ada kondom untuk perempuan ada pula kondom untuk pria. Sifat ini bersifat praktis dan protektif. Namun, kondom hanya sekali pakai. Jadi selain itu harus beli berulang-ulang, kondom terkadang membuat tidak nyaman penggunanya karena terjeda saat proses penetrasi.

Mari kita berkenalan dengan alat kontrasepsi temporer yaitu pil KB, suntik KB, implan, dan IUD. Ada dua golongan pil KB, yaitu jenis yang mengandung hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen. Keunggulan pil KB adalah harganya murah dan mudah dikonsumsi. D mengutip dari Popmama, tingkat kegagalan hanya 8% jika penggunanya menggunakan secara teratur.

Kelemahannya, kamu harus rutin mengkonsumsinya setiap hari. Bahkan untuk beberapa jenis pil KB, kamu harus meminumnya di jam yang sama tidak boleh berbeda untuk memaksimalkan tingkat percayanya. Pil KB dapat meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular, meningkatkan berat badan, mengganggu produksi ASI, pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi, rasa sakit, sakit kepala dan kadang ada rasa tidak nyaman pada payudara, serta gairah seks menurun.

BACA JUGA:  Tips Memilih Alat Kontrasepsi untuk KB yang Tepat

Efek samping ini bukan berarti kamu akan merasakan semua gejalanya. Setiap orang akan merasakan efek samping yang berbeda-beda. Apa pula yang nyaman-nyaman saja tanpa efek samping saat menggunakan pil KB untuk kontrasepsi.

Suntik KB memiliki durasi lebih lama KB yang harus dikonsumsi setiap hari. Suntik KB dapat mempertimbangkan kehamilan selama 1 bulan ada pula untuk 3 bulan. Kontrasepsi ini tergolong murah, dengan tingkat kegagalan 3persen dalam kehamilan.

Efek samping suntik KB adalah rasa mual, meningkatan berat badan, airah seks menurun, pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan tidak menstruasi samasekali, sakit kepala, dan jerawatan.

Berikutnya, alat kontrasepsi implant atau norplant atau susuk. Istilah susuk muncul karena alat kontrasepsi dalam ukuran batang korek api yang dimasukkan ke bagian bawah kulit, umumnya pada lengan bagian atas. Implan memiliki jangka waktu kehamilan kehamilan selama 3 tahun.

Implan ini cocok untuk pasangan yang tak mau repot. Ditambah jenis KB ini karena tidak mengganggu produksi ASI. Sayangnya, harganya relatif lebih mahal dibandingkan menggunakan pil atau suntik KB, tingkat kegagalan sangat baik hanya 1 persen.

Efek samping implan adalah rasa nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan yang ditanam, menstruasi yang tidak teratur, meningkatan berat badan, butuh waktu yang cukup lama untuk persiapan hamil kembali setelah implan dilepas.

IUD (Intra Uterine Device) atau yang dikenal dengan kontrasepsi spiral di dalam rahim untuk menghadang sel sperma menembus sel telur. Ada 2 jenis IUD yaitu yang terbuat dari tembaga dan dapat bertahan selama 10 tahun, atau yang mengandung hormon dan bertahan selama 5 tahun.

Karena jangka waktu kehamilan kehamilan yang cukup lama dan praktis, juga tingkat kegagalannya. Karena IUD menjadi alat kontrasepsi yang cukup diminati oleh banyak pasangan di Indonesia.

Efek samping IUD adalab keram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut, pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan menstruasi tidak teratur, dapat lepas atau bergeser (jika lepas biasanya akan keluar bersama darah haid), bisa terjadi jika tubuh yang menolak IUD

Jika alat kontrasepsi temporer di atas menempatkan istri sebagai pengguna, KB vasektomi Agak. Vasektomi memerlukan peran aktif dalam perawatan aliran sperma dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria. Hal ini memerlukan tindakan medis atau operasi dan bersifat permanen. Bagi pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan lagi biasanya akan menggunakan cara ini sebagai salah satu opsi kehamilan.

BACA JUGA:  3 Alasan Pengatur Jarak Kelahiran Anak itu Penting Bagimu

Namun, karena hal ini bersifat permanen, akan lebih baik pria yang akan melakukan sterilisasi ini benar-benar mantap dan yakin sebelum menjalani tindakan. Dan pria yang melakukan tindakan ini tidak perlu takut karena tidak menyebabkan ejakulasi, tidak menurunkan gairah seks, atau kemampuan ereksi.

Efek samping vasektomi adalah dapat terdapat darah di dalam air mani, memar pada testis beberapa bulan pasca operasi, pendarahan atau pembekuan darah pada area testis, infeksi pasca operasi, perasaan tidak nyaman pasca operasi.

Selain vasektomi, pembedahan tubektomi pada perempuan juga bersifat permanen. Tubektomi merupakan tindakan KB permanen atau sterilisasi pada perempuan, yang dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba falopi sehingga sel telur tidak masuk ke dalam rahim, sekaligus menghalangi sperma untuk masuk ke dalam tuba falopi.

Sama seperti vasektomi, tindakan ini juga memerlukan operasi, tidak mempengaruhi gairah seks atau menopause. Efek samping tubektomi adalah nyeri pada panggul atau perut, infeksi operasi, pendarahan, komplikasi, beberapa orang juga dapat mengalami hamil ektopik.

Keunggulan Vasektomi

Pilihan alat kontrasepsi pria jarang diambil sebagai pilihan pilihan. Padahal dengan vasektomi, hubungan suami istri bisa tambah mesra. Vasektomi adalah pemotongan saluran benih sepanjang 1-2 cm, dengan pengikatan pada masing-masing ujung potongan yang tertinggal, sehingga pada waktu senggama sel benih tidak dapat keluar.

“Vasektomi adalah bukti cinta, perhatian, dan tanggung jawab keluarga kepada keluarga,” dr. Ponco Birowo, Sp.U (K), saat webinar BKKBN ‘Saatnya Pria Bertindak’ beberapa waktu lalu.

Rumor menyebutkan vasektomi menyebabkan impoten, itu tidak benar. Karena kejantanan pria sama sekali tidak dapat dihubungi oleh tindakan vasektomi. Vasektomi tidak sama dengan kebiri. “Pengebirian dilakukan dengan mencabut kedua buah zakar yang berfungsi memproduksi hormon sehingga gairah seks hilang. Vasektomi tidak sama dengan kebiri, ”imbuh dr. Ponco Birowo, Sp.U (K).

Syarat untuk mendapatkan pelayanan vasektomi adalah:

  1. Sukarela: Klien atau calon peserta harus menerima pelayanan yang berarti sadar dan atas kemauan dan keinginan sendiri memilih vasektomi sebagai cara kontrasepsinya.
  2. Bahagia: yaitu klien yang berada dalam perkawinan yang sah dan harmonis. Sudah memiliki anak hidup dan sehat minimal 2 orang dengan umur minimal anak 2 tahun. Sedangkan umur istri sekitar 25 tahun.
  3. Sehat: yaitu klien tidak menderita penyakit yang menunjukkan indikasi dalam tindakan medis seperti kencing manis dan jantung.

Kapan vasetomi dapat dilakukan? “Kapan saja, setiap saat klien sudah memenuhi dan memenuhi syarat, bahagia, dan sehat. Proses vasektomi seperti saat sunat, tempat pelayanan bisa dilakukan dimana saja. Dokter umum bisa melakukannya, ”terangnya.

Teknik tindakan dengan tanpa pisau dilakukan dengan bius lokal dan membutuhkan 30 menit saja tanpa perlu rawat inap. Proses penyembuhan 4-5 hari, bekas luka tidak boleh kena air. Perlu 15 kali ejakulasi untuk memastikan tidak ada sperma yang tertinggal di saluran sperma.

BACA JUGA:  Berapa Jarak Ideal Kelahiran Anak?

Risiko Kegagalan Rendah

Keunggulan vasektomi dibanding pelayanan KB yang lain adalah dilakukan satu kali tidak harus berulang. “Pada masa covid ini ideal dilakukan vasektomi. Murah, kegagalan rendah, sederhana dapat dilakukan di poliklinik, bisa dikembalikan jika diperlukan sehingga istri masih bisa hamil lagi, aman. Jadi istri tidak perlu bolak balik untuk melakukan kontrasepsi, ”papar dr Ponco.

Keunggulan lain adalah kemungkinan kehamilan pada seorang istri yang sudah menikah, hanya 1%. Persentase itu muncul karena faktor ketidakpatuhan pasangan suami istri yang tidak memakai alat kontrasepsi lain sebelum 15 kali ejakulasi atau 100 hari pasca vasektomi. Kemungkinan lain yang mempengaruhi hubungannya kembali saluran benih secara alamiah.

“Risiko kehamilan tetapi ada, tapi angkanya sangat kecil cuma 1%. Kalau Tuhan sudah berkehendak kita tidak bisa mencegah. Sebelum vasektomi dilakukan bisa jadi terjadi penyambungan secara alamiah, karena itu kehamilan kehamilan jangan langsung emosi. Kita bisa periksa kembali tersambung atau tidak, ”terangnya.

Penyambungan kembali bisa dilakukan oleh dokter urologi. Biasanya terjadi kalau menikah lagi atau anaknya meninggal. “Karena pria yang mantap memilih vasektomi sebagai alat kontrasepsi harus benar-benar sudah yakin tidak memerlukan pelayanan rekanalisasi di kemudian hari,” pungkasnya.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
1
+1
0
+1
0
Scroll to Top