Pasangan baru yang memiliki anak pertama sering ragu untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk KB. Banyak pertimbangan yang diambil ketika akan KB, salah satunya kebutuhan ASI yang mencukupi untuk bayi. Ada kekuatiran KB akan membuat ASI surut.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkenalkan Pil KB Progestin atau Pil KB untuk ibu menyusui di Pendopo Kabupaten Nganjuk, Rabu (19/1/2022). Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) menyatakan pil KB yang diluncurkan itu untuk menurunkan angka tidak ber-KB karena alasan menyusui.
Ia menjelaskan Pil KB yang hanya berisi hormon progestin tersebut tidak mempengaruhi produksi ASI dan tidak menganggu kelancaran dalam pemberian ASI eksklusif. Menyusui secara eksklusif memang bisa menjadi kontrasepsi alami untuk mencegah kehamilan terutama selama enam bulan pertama setelah melahirkan.
“Namun demikian, untuk meredam kekhawatiran, tidak ada salahnya untuk tetap menggunakan alat dan obat kontrasepsi demi meminimalisir kehamilan kembali setelah melahirkan,” ujar Hasto.
Hasto menjelaskan, diluncurkannya Pil KB yang tidak menganggu kelancaran dalam pemberian ASI eksklusif tersebut juga bertujuan untuk menekan stunting di Indonesia. Menurut Hasto, bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif memiliki risiko mengalami stunting dibandingkan dengan anak yang diberi ASI eksklusif.
“Jika anak mengalami kekurangan asupan makanan antara lain tidak diberikannya ASI eksklusif pada masa bayi hingga usia 6 bulan pertama maka akan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Selain itu, anak akan mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi,” ujarnya.
BACA JUGA: 4 Tanda Kamu Siap Kamu Jadi Orang Tua
Semua alat kontrasepsi atau KB umumnya aman untuk digunakan oleh ibu menyusui aman. Meski begitu, alat kontrasepsi atau KB yang mengandung hormon estrogen dapat menurunkan produksi ASI ibu menyusui. Atas dasar itulah ibu menyusui dianjurkan untuk lebih cermat dalam memilih alat kontrasepsi atau pil KB guna menunda kehamilan.
Berikut beberapa jenis KB untuk ibu menyusui:
1. Pil KB Mini
Pil KB merupakan satu dari beberapa pilihan alat kontrasepsi bagi ibu menyusui. Kontrasepsi dengan metode pil ini menawarkan ibu dua pilihan yang berbeda, yakni pil KB kombinasi dan pil KB mini. Pil KB kombinasi adalah jenis kontrapsepsi hormonal yang berisi kandungan ethinylestradiol, yakni gabungan dari hormon estrogen dan progestin. Namun sayangnya, alat kontrasepsi pil KB kombinasi dinilai dapat menurunkan produksi ASI untuk ibu menyusui.
Atas dasar inilah, pil KB kombinasi biasanya tidak terlalu disarankan untuk diminum oleh ibu menyusui.
Sementara itu, pil KB mini atau disebut juga minipill, hanya mengandung progestin di dalamnya. Melihat dari kandungannya, pil KB mini bisa menjadi pilihan yang lebih aman untuk ibu menyusui dibandingkan dengan pil KB kombinasi.
Ini karena tidak ada kandungan estrogen di dalam pil KB mini sehingga dipercaya tidak berpengaruh terhadap produksi ASI. Pil KB mini yang hanya mengandung hormon progesteron atau progestin justru dapat membantu melancarkan atau memperbanyak produksi ASI.
Biasanya, ibu menyusui bisa mulai menggunakan pil KB mini setelah sekitar 6-8 minggu usai melahirkan. Pil KB mini umumnya bisa diperoleh atas resep dokter.
Ibu menyusui perlu tahu cara minum pil kb mini yakni harus diminum di waktu yang sama setiap hari. Setiap kemasan pil KB mini terdiri dari 28 pil dengan rincian 21 pil berisi hormon dan sisa 7 lainnya berupa pil kosong atau tidak mengandung hormon.
Selama 21 hari kamu harus minum sebanyak 21 pil hormon setiap harinya di waktu yang sama dan dilanjutkan dengan 7 pil kosong selama 7 hari. Selama satu minggu masa minum pil kosong ini, kamu akan menstruasi seperti biasa. Aturan bahwa pil KB mini harus diminum setiap hari di jam yang sama ternyata memiliki alasan tersendiri. Aturan minum pil KB mini yang aman untuk ibu menyusui bertujuan menjaga agar kadar hormon di dalam tubuh ibu tetap stabil.
2. IUD
Alat kontrasepsi IUD (intrauterine device) merupakan alat KB jangka panjang yang tidak permanen. Jika kamu memilih alat KB ini, dokter akan memasukkan alat yang berbentuk seperti huruf T ini ke dalam rahim. Pemasangan alat kontrasepsi atau KB IUD untuk ibu menyusui setidaknya dilakukan dalam waktu enam minggu setelah melahirkan.
Sama halnya seperti pil KB, alat kontrasepsi atau KB IUD yang aman dan bagus untuk ibu menyusui juga terbagi atas dua jenis. Pertama yakni IUD tembaga alias tidak mengandung hormon sama sekali dan kedua yaitu IUD yang berisi hormon progesteron (progestin).
Keduanya bisa dipilih sebagai alat kontrasepsi atau KB yang aman dan bagus digunakan untuk ibu menyusui karena tidak memengaruhi produksi ASI.
Alat kontrasepsi atau KB IUD dari tembaga tidak mengandung hormon sehingga tidak memengaruhi produksi ASI ibu menyusui. Sementara alat kontrasepsi atau KB IUD hormonal mengandung kadar hormon progesteron yang rendah. Oleh karena itu, alat kontrasepsi IUD hormonal juga tidak akan menyebabkan masalah pada produksi ASI untuk ibu menyusui.
3. Implan
Jika kamu tidak suka ada alat yang dimasukkan ke dalam rahim, seperti IUD, kamu bisa mencoba alat kontrasepsi atau KB berupa KB implan untuk masa menyusui. Alat kontrasepsi atau KB implan bagi ibu menyusui mengandung hormon progesteron (progestin) dan ditempatkan di bawah kulit pada lengan atas.
Alat kontrasepsi atau KB implan yang aman bisa dipakai untuk mencegah kehamilan pada ibu menyusui selama sekitar tiga tahun. Penggunaan KB implan yang aman tidak akan memengaruhi produksi ASI untuk ibu menyusui karena hanya mengandung hormon progesteron.
4. Alat kontrasepsi suntik
Alat kontrasepsi KB suntik bisa diberikan kepada ibu menyusui setiap tiga bulan sekali di penyedia layanan kesehatan. Alat kontrasepsi KB suntik ini aman untuk ibu menyusui karena hanya mengandung hormon progesteron yang tidak akan mengganggu produksi ASI.
Namun, kelemahannya adalah kesuburan ibu menyusui lebih sulit untuk kembali setelah berhenti mendapatkan suntikan dari alat kontrasepsi KB suntik ini. Ibu menyusui mungkin membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk mengembalikan masa subur setelah menggunakan alat kontrasepsi KB suntik.
5. Metode penghalang KB yang aman untuk ibu menyusui
Metode penghalang bertujuan untuk menghalangi sperma masuk ke dalam rahim Anda. Alat kontrasepsi atau KB dengan metode penghalang tidak mengandung hormon sama sekali sehingga tidak masalah jika digunakan oleh ibu menyusui.
Misalnya kondom yang termasuk alat kontrasepsi atau KB yang aman untuk ibu menyusui dan dipakai setiap kali berhubungan seksual. Kondom merupakan KB yang mudah dan aman untuk digunakan ibu selama menyusui.
Jika ibu menyusui juga menggunakan alat kontrasepsi atau KB berupa spermisida (foam atau krim yang dapat membunuh sperma), kemungkinannya cukup kecil untuk hamil lagi. KB dengan spermisida juga tidak mengandung hormon sehingga aman digunakan untuk ibu menyusui.
Diafragma, alat ini dirancang untuk menutup serviks sehingga menghalangi sperma masuk. Ibu menyusui bisa menggunakannya enam minggu atau lebih setelah melahirkan. Hal ini karena penggunaan diafragma harus disesuaikan dengan ukuran tubuh.
Itulah beberapa pilihan KB yang aman untuk ibu menyusui dan tidak mengganggu produksi ASI. Agar lebih mantap hati, konsultasikan dahulu dengan dokter mengenai pilihan KB yang kamu inginkan.