Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengingatkan masyarakat bahwa jarak kehamilan di atas tiga tahun dapat mencegah stunting. Dengan jarak ini maka ibu memiliki kesempatan jeda untuk memulihkan kesehatan tubuh dan anak punya kesempatan mendapat ASI eksklusif.
Dengan kehamilan yang terencanakan, ibu tidak merasa stress karena bisa mengasuh anak dengan tenang dan fokus. Bayangkan jika anak pertama masih di bawah 2 tahun, kemudian ibu hamil kembali. Ibu harus mendampingi tumbuh kembang anak ditambah mempersiapkan kelahiran anak berikutnya. Tentu ibu akan mudah lelah dan stress.
Memberikan jarak usia antar satu anak dengan anak selanjutnya juga bisa mencegah terjadinya stunting. Itu terjadi karena orangtua bisa fokus memberikan kasih sayang dan memberi nutrisi terbaik kepada anak hingga dua tahun.
“Insya Allah, tidak stunting kalau jarak antara kehamilan dan jarak antara persalinan ini benar-benar diatur,” kata Hasto Wardoyo.
Dijelaskan dia, kontrasepsi memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan stunting sehingga sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat terkait manfaat program keluarga berencana (KB) terus dimasifkan.
BACA JUGA: Cegah Stunting, BKKBN Dorong Inovasi Berbasis Keluarga
Hasto menyebut perencanaan keluarga yang matang dengan menggunakan kontrasepsi, terutama KB usai persalinan salah satu yang didorong.
“Setiap individu juga berbeda kebutuhan kontrasepsinya, ada yang misalnya cocok steril atau jenis lainnya,” kata dia.
Tak hanya bagi wanita, kata dia, kesadaran untuk menjadi akseptor KB juga didorong untuk laki-laki.
BKKBN pun berkolaborasi dengan TNI dan Dharma Pertiwi yang dikomando ketua umumnya Hetty Andika Perkasa untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa penggunaan kontrasepsi suatu kebutuhan menjaga kesehatan reproduksi, meningkatkan kualitas keluarga, dan berkontribusi dalam menurunkan stunting.
“Kami terus mengupayakan generasi muda untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,” ujar Hasto.
Sementara Kepala BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan Ramlan menambahkan pada momen peringatan Hari Kontrasepsi Dunia tahun ini Kalsel menggelar pelayanan KB serentak yang diikuti 372 akseptor dengan rincian 270 akseptor implant, 30 akseptor IUD, 50 akseptor suntik KB, 20 akseptor MOW serta dua akseptor MOP.