Oleh Vizcardine Audinovic, Penyuluh KB Provinsi Jawa Timur
Sering kita mendengar kalimat-kalimat yang mengandung unsur patriarki “perempuan jangan sekolah tinggi-tinggi nanti susah cari jodoh”, atau perempuan yang karirnya mentereng bikin suami insecure dan tidak punya waktu mengurus anak. Istri cukup di rumah saja mengurus anak dan pekerjaan domestik, tidak perlu bekerja di sektor publik karena itu tugas laki-laki. Namun apakah pernyataan-pernyataan itu relevan sampai sekarang?
Faktanya, seorang istri yang bekerja tidak hanya mendapat keuntungan finansial semata. Berdasar penelitian menyebutkan bahwa aspek ekonomi membawa dampak pada kepuasan hubungan dalam keluarga dan perkawinan. Semakin tinggi pendapatan sebuah keluarga maka semakin puas hubungan dalam keluarga. Dengan dukungan finansial dari kedua belah pihak yakni suami dan istri, maka peluang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga akan lebih besar. Tentunya tingkat kepuasan perkawinan, ikut meningkat. Di samping itu pendidikan istri ternyata memilki pengaruh yang positif terhadap kualitas pengasuhan. Semakin tinggi pendidikan istri akan membawa dampak positif pada kualitas pengasuhan dan perkawinan. Ibu yang berpendidikan dan bekerja juga menjadi model dalam keluarga. Secara tidak langsung si anak akan mengetahui bahwa seorang perempuan masih bisa berkarya meski sudah menikah dan memiliki anak. (Rizkillah, Sunarti, Herawati, 2015).
Baca Juga: Kecerdasan Finansial Ini Harus Dimiliki Ibu Rumah Tangga
Salah satu contoh wanita karir yang juga sukses mengasuh putra putrinya adalah Sri Mulyani. Menteri Keuangan Republik Indonesia ini memiliki karir yang moncer sepanjang hidupnya. Selain itu wanita berusia 61 tahun tersebut juga menempuh pendidikan hingga meraih gelar Doktor di kampus bergengsi di Amerika Serikat. Kehidupan rumah tangga Sri Mulyani dengan Tonny Sumartono keduanya dikaruniai tiga buah hati. Rupanya kesuksesan Sri Mulyani dalam berkarir dan berkeluarga hasil dari meneladani kedua orang tuanya yang merupakan profesor. Sri Mulyani lahir dari pasangan Prof. Satmoko dan Prof. Dr. Retno Sriningsih yang sukses dalam meraih pendidikan tinggi dan berkarir di bidang pendidikan meski memiliki sepuluh anak.
Tidak ada batasan bagi perempuan untuk terus melangkah maju dan meningkatkan kualitas diri, karena apa yang dia dapatkan juga berpengaruh dalam hubungan di keluarga. Dalam penelitian juga disebutkan Istri yang bahagia dengan pekerjaannya juga mempunyai kepuasan perkawinan yang lebih tinggi. Sehingga tidak ada salahnya memberi kesempatan seorang istri untuk bekerja atau melanjutkan studi. Karena benefit yang didapatkan juga banyak. Perempuan dengan pendidikan yang lebih baik berpeluang mendapat pekerjaan yang baik. Selain itu, istri memiliki ruang untuk aktualisasi diri, meningkatkan statusnya dan menyalurkan minatnya. Dengan adanya dua sumber pemasukan, tentu akan lebih nyaman untuk memenuhi kebutuhan fisik serta menambah tabungan masa depan.
Baca juga: 3 Masalah Finansial yang Sering Memicu Konflik dengan Pasangan
Namun perempuan yang bekerja juga masih menghadapi tantangan besar, apalagi bila di masih tinggal di lingkungan dengan budaya patriarki yang kuat. Tidak sedikit masyarakat kita yang memandang sinis terhadap perempuan bekerja karena dianggap tidak becus mengurus anak, ambisius mengejar karir dan pendidikan serta terlalu independen. Maka dari itu pasangan suami istri harus kompak, saling menjaga komitmen ketika memutuskan sang istri juga ikut bekerja. Tentunya, suami dan istri perlu melakukan persiapan, komitmen terkait pengasuhan dan pendampingan anak.
Penting bagi suami istri untuk membagi waktu antara pekerjaan, mengurus anak dan rumah agar semuanya berjalan seimbang. Meski tidak mudah, jika keduanya memegang komitmen maka tidak ada pihak yang dirugikan. Dan yang tak kalah penting adalah saling menguatkan jika menerima beragam komentar dari orang lain, sebab tujuan dan value tiap keluarga tentu berbeda.
Daftar Pustaka :
Rizkillah, Sunarti, Herawati. 2015. Kualitas Perkawinan dan Lingkungan Pengasuhan Pada Keluarga Dengan Suami Istri Bekerja. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen,8 (1) : 10-19. https://jurnal.ipb.ac.id/
https://www.kemenkeu.go.id/profile/profile-pejabat/Menteri-Keuangan