Ini Kebiasaan Buruk Remaja yang Ancam Kualitas Sperma di Masa Depan

Table of Contents

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyoroti ada beberapa kebiasaan buruk yang dilakukan remaja laki-laki saat ini. Padahal, kebiasaan buruk yang menjadi gaya hidup para remaja putra di saat ini dapat mempengaruhi kualitas sperma di masa depan jika dilakukan terus-menerus.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN, Eni Gustina dalam webinar Kesehatan Reproduksi di Era Milenial mengungkapkan pada remaja putra, khususnya generasi milenial yang dekat dengan berbagai teknologi saat ini, diperlukan sebuah perhatian yang lebih tajam agar kualitas sperma bisa dapat terjaga. “Ponsel pintar yang selalu menyala dan disimpan di dalam kantung celana, menimbulkan kemungkinan area di sekitar skrotum menjadi panas,” ujar dia.

Ia menjelaskan kebiasaan menggunakan celana ketat seperti bahan jeans dan merokok juga menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan kualitas sperma yang diproduksi. Termasuk bekerja di sebuah lingkungan dengan suhu yang panas seperti pabrik.

Eni menyarankan bila seorang laki-laki ingin melangsungkan pernikahan, lebih baik untuk meniatkan diri mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, setidaknya tiga bulan sebelum menikah. Tujuannya agar kualitas sperma menjadi lebih baik dan kesehatan reproduksi menjadi lebih sehat.

Eni menyebutkan sperma yang dikeluarkan untuk berhubungan seks, dibuat 75 hari sebelumnya. “Jadi, kalau mau menikah dari tiga bulan sebelumnya sudah harus dipersiapkan,” kata dia.

BACA JUGA: Calon Pengantin, Konsumsi Makanan Sehat Sebelum Pernikahan Agar Tetap Bugar

Ia menekankan masa remaja merupakan masa peralihan bagi seorang anak menuju dewasa, di mana terjadi perkembangan biologis, kognitif juga sosial emosional. Sehingga, perlu disiapkan agar terhindar dari berbagai penyimpangan dalam kembang tumbuh anak dan teraihnya bonus demografi di masa depan.

“Jadi, mohon bagi laki-laki kurangi merokok dan kalau yang suka pakai celana jeans atau kalau kerja di pabrik dan dekat di tempat yang panas, itu juga berpengaruh,” ucap dia.

Eni mengungkapkan sel-sel sperma diproduksi oleh skrotum atau organ reproduksi milik seorang remaja putra. Skrotum membutuhkan temperatur suhu yang baik atau di bawah 20 derajat Celcius agar suasana di sekitar skrotum menjadi dingin.

Menurutnya, saat melakukan hubungan seksual, jumlah sperma yang dihasilkan laki-laki bisa mencapai 6 juta sel. Apabila hanya setengah dari 6 juta sel sperma tersebut yang hidup, kesehatan reproduksi laki-laki itu dapat dikatakan tidak sehat.

“Perkembangan spermanya tidak optimal, ketika kita berhubungan seksual bisa sekitar 6 juta sperma. Kalau yang hidup hanya setengahnya, berarti ini tidak sehat, merokok juga berpengaruh pada sperma,” ujar Eni.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
3
+1
0
Scroll to Top