Berdebat Tak Selalu Negatif, Jika Dilakukan Secara Sehat dengan Pasangan Dampaknya Positif

Berdebat dengan pasangan (Foto: Pexels)

Table of Contents

Berdebat kerap dipandang sebagai hal yang negatif, apalagi dalam rumah tangga. Namun, perdebatan dengan pasangan itu tidak akan pernah terhindarkan. Apalagi di masa-masa pandemi COVID-19, ada pasangan suami istri yang merasa konstan terjebak di dalam rumah, dan sebaliknya ada yang justru harus terpisah dan berjauhan. Tentu saja, semua hubungan tersebut memiliki tekanan dan tantangan masing-masing yang kerap memunculkan perdebatan. Oleh karena itu, pasangan perlu tahu cara berdebat secara baik dan sehat.

Berdebat sebenarnya bisa jadi cara yang sehat untuk mengomunikasikan apa yang dirasakan pasangan suami istri. Namun, penting juga untuk memastikan kamu berdebat secara efektif. Lalu, bagaimana membuat perdebatan bisa jadi hal yang baik?

Berdebat bisa menjadi sebuah bagian positif dalam hubungan. Perlu dipahami memiliki argumen antarpasangan bukan berarti membuat hubungan itu buruk. “Kita tidak bisa berekspektasi bahwa pasangan haruslah sempurna cocok dan serasi di setiap level karena kita semua merupakan seorang individu, jadi tentu saja akan ada masa-masa di mana kita saling tak setuju,” ujar Kate Moyle, seorang psychotherapist seks dan hubungan.

Pertengkaran memang alami dan pertengkaran juga bisa jadi produktif. Argumen membuat pasangan berkomunikasi tentang apa yang penting bagi satu sama lain, untuk bisa melihat perspektif pasangan dan saling mengerti perbedaan masing-masing. Jadi jika kamu sedang berargumen dengan pasangan, kaji hal itu sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas hubungan kamu. Namun, kalau kamu benar-benar merasa hubungan kalian itu beracun, tak sehat, dan abusive, maka kamu harus cari bantuan.

Kate menjelaskan menumpuk perasaan bukanlah situasi yang baik, dan tetap berdiam diri sebenarnya bisa membuat keadaan semakin memburuk. Jika kamu tak pernah mengekspresikan diri secara penuh pada pasangan, maka hal itu justru bisa memupuk rasa benci atau terganggu pada pasangan, dan bisa merusak sebuah hubungan.

Menahan diri untuk tak jujur pada pasangan juga berarti kamu melewatkan kesempatan untuk menjadi rapuh bersama. Hal ini penting untuk menguatkan ikatan sebagai pasangan. Ditambah, akan sangat mungkin masalah pribadimu hanya akan semakin menumpuk dan meledak di kemudian hari dengan pertengkaran yang lebih besar.

Oleh karena itu, cara berdebat yang baik perlu dipahami. Ketika berdebat dengan pasangan, perhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Tetap logis dan tak tenggelam dalam emosi
Saat terjadi perdebatan, berupayalah sekuat mungkin untuk tak tenggelam dalam emosi saat harus melihat situasi secara logis. Saat kamu berdebat, area dalam otak yang disebut amygdala teraktivasi. Ia akan menyebabkan peningkatan hormon stres dan membuat reaksi kamu jadi lebih emosional ketimbang logis. ” Dan ini bisa mengganggu kemampuan kita untuk berkomunikasi secara jernih,” jelas Kate.

Jadi, cobalah untuk tetap fokus pada apa yang terjadi, dan dengan begitu, komunikasi kamu tak akan disetir oleh rasa amarah dan kekecewaan.

2. Jangan ungkit masa lalu
Jaga argumen tetap pada satu topik yang sama saat itu juga, jangan sampai merujuk ke peristiwa di masa lalu. “Mengungkit masa lalu akan membuat kamu terjebak dalam pertandingan ‘kalau kamu melakukan ini, maka aku akan lakukan itu’. Mengungkit masa lalu hanya akan menghentikan langkah untuk maju.”

3. Gunakan kalimat dari kata “aku”
Hindari menempatkan orang lain sebagai seseorang yang seluruhnya bersalah, karena ini akan membuat situasi jadi antagonis alih-alih menciptakan situasi bahwa kalian seharusnya bekerja sama untuk menyelesaikan satu masalah. “Memulai kalimat dengan kata ‘kamu’ hanya akan membuat pasangan sebagai orang yang bersalah, tapi jika memulai kalimat dengan kata ‘aku’ justru akan menekankan pada apa yang kamu rasakan terhadap suatu masalah,” ujar Kate.

BACA JUGA: Persiapkan 7 Hal Penting INi Sebelum Memutuskan akan Taaruf Mencari Calon Pasangan

4. Buatlah permintaan bukannya komplain
Cobalah untuk tak menaikkan masalah tanpa menawarkan solusi. “Mintalah agar pasangan mencoba melakukan hal lain di masa depan, alih-alih berfokus pada apa yang sudah terlanjur terjadi. Ini bisa memberi kalian berdua kekuatan untuk mengubah apa yang akan terjadi selanjutnya.”

5. Dengarkan dan perjelas apa yang tak kamu mengerti
“Salah satu masalah terbesar dalam sebuah konflik adalah ketidakpahaman,” ujar Kate.

Jadi pastikan kamu 100% mengerti apa maksud pasangan kamu. Coba tanyakan pertanyaan seperti “Bisakah aku cek dulu tentang apa yang kamu maksud?” atau “Ini yang aku mengerti dari perkataanmu.” Membuat asumsi hanya akan memperburuk sebuah pertengkaran, jadi klarifikasi dan cek dulu jika kamu tak sepenuhnya paham.

6. Ambil waktu untuk tenang
Akan sangat membantu juga untuk mengambil waktu istirahat dari argumen, menenangkan diri, lalu mendiskusikannya lagi. Kate merekomendasikan ambil waktu 20 menit, karena itu akan menghentikan pertengkaran yang berapi.

7. Putuskan apa saja hal yang layak diperdebatkan
Sementara berdebat bisa jadi produktif, kamu tetap harus menyadari hal-hal apa saja yang tetap layak dipertahankan. “Dalam hubungan, kita pasti akan selalu melakukan hal yang mengganggu satu sama lain. Jadi relakanlah hal-hal kecil seperti tak pernah menaruh kaus kaki kotor ke tempat cucian, atau seperti membersihkan ampas kopi dari cangkir.”

Kate menyarankan memberi satu sama lain “no-go area” – untuk hal-hal kecil yang kalian setuju tak perlu diperdebatkan lagi.

Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berdebat dengan pasangan. Kemudian, setelah berdebat cobalah dengarkan sisi cerita dari pasangan kamu dan berempatilah padanya. Coba katakan hal-hal seperti: “Aku bisa mengerti kenapa kamu merasa begitu,” atau “Aku bisa mengerti seperti apa rasanya itu dari sisi kamu,” saran Kate. Jika kamu tahu ada hal yang memercik perdebatan, seperti merasa terkritik, maka katakanlah itu pada pasangan agar di masa depan kalian bisa menghindarinya.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
1
+1
0
Scroll to Top