Miftakhul Huda, SE
Penyuluh KB Ahli Muda Provinsi Gorontalo
Anemia didefinisikan sebagai keadaan di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal untuk berbagai kelompok usia dan jenis kelamin. Menurut Adriani (2017) dalam penelitian Yenny Aulya tahun 2022, anemia disebabkan oleh gangguan pembentukan 12 eritrosit oleh sumsum tulang belakang, kehilangan darah (perdarahan), dan proses penghancuran eritrosit dalam tubuh. Dengan upaya memberikan asupan zat besi yang cukup ke dalam tubuh akan meningkatkan pembentukan hemoglobin. Upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan adalah:
- Meningkatkan pemahaman tentang anemia
Anemia dipengaruhi oleh pengetahuan; lebih banyak pengetahuan tentang anemia makan, lebih sedikit kemungkinan menderita anemia (Aulya et all:2022). Dalam meningkatkan pemahaman remaja perempuan, dalam (Musniati, 2022) disebutkan bahwa melakukan kegiatan edukasi pencegahan anemia menimbulkan peningkatan pengetahuan pada siswi sebanyak 70,9%. Untuk remaja putri, kegiatan penyuluhan harus membahas definisi, gejala, bahaya, pengobatan, dan pencegahan. Siswa sangat memahami dan sangat antusias dalam kegiatan yang dimaksudkan untuk mengajarkan remaja putri tentang bahaya anemia bahaya anemia. (Julaecha, 2020) Setelah memberikan pengetahuan tentang anemia, terdapat peningkatan pemahaman remaja putri tentang anemia, manfaat dan efek samping jika tidak mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) serta dampak jangka panjang dan jangka pendek apabila tidak mengkonsumsi tablet tambah darah. (Oktavia, 2021). - Memperbaiki gaya hidup
Menurut Aulya et al., (2022) cara mencegah anemia yaitu dengan meningkatkan konsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, dan tablet penambah darah dengan meningkatkan konsumsi makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, dan telur) serta makanan nabati (sayuran hijau tua, kacanngkacangan, tempe, dan bayam). Mengkonsumsi sayuran dan buah yang mengandung vitamin C, seperti daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, dan sebagainya, dapat membantu penyerapan zat besi dalam usus dan meningkatkan kadar zat besi dalam darah. Sedangkan menurut Fauziandari (2019), Remaja perempuan disarankan untuk menjaga pola makan seimbang dan mengonsumsi daging merah, hati, dan sumber protein hewani lainnya setiap hari. Sumber zat besi dari nabati adalah sayur-sayuran hijau, seperti brokoli, daun kelor, kangkung, bayam, dan lainnya. Menurut (Julaecha, 2020) Konsumsi makanan yang tinggi zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C, dan zink, serta pemberian tablet tambah darah (TTD) dapat membantu mencegah anemia. (Muhayati & Ratnawati, 2019). - Meminum tablet tambah darah
Meminum tablet tambah darah dapat mencegah dan menanggulangi anemia (Muhayati & Ratnawati, 2019). Penderita harus menghindari anemia dan meminum tablet tambah darah jika Anda mengalami gejalanya untuk menghindari konsekuensi yang lebih serius. Menurut Luh Arniti et al. (2021), pencegahan dan penanggulangan anemia dilakukan dengan memastikan bahwa tubuh menerima asupan zat besi yang cukup untuk meningkatkan pembentukan hemoglobin. Kepatuhan untuk mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) dipengaruhi oleh peran guru dalam mengawasi penggunaan TTD dengan dukungan kepala sekolah. Kadar Hb meningkat dengan program pencegahan dan penanggulangan anemia yang efektif. (Julaecha, 2020) tablet penambah darah diberikan kepada remaja perempuan dengan dosis satu tablet per minggu dengan tujuan mengurangi risiko anemia. Nabila Hurulaini 2020: Pengobatan anemia defisiensi besi pada remaja putri dapat dilakukan dengan pemberian tablet zat besi satu atau dua kali sehari. Pemberian zat besi dapat diberikan secara oral, secara intramuskular, atau melalui transfusi darah. Penelitian pada rematri tahun 2002 di Kupang (NTT), menunjukkan mampu meningkatkan kadar hemoglobin dan serum feritin lebih besar dibandingkan suplementasi TTD 4 hari berturut-turut saat menstruasi selama 4 siklus menstruasi (pemberian suplementasi TTD secara mingguan selama 16 minggu). Dan Penelitian yang dilakukan pada siswi SMA di Tasikmalaya menunjukkan pemberian TTD 1x seminggu dibandingkan dengan pemberian TTD 1x seminggu ditambah setiap hari selama 10 hari saat menstruasi, meningkatkan kadar Hb tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok tersebut. Di beberapa negara lain seperti: India, Bangladesh, dan Vietnam, pemberian TTD dilakukan 1 kali seminggu berhasil menurunkan prevalensi anemia di negara tersebut. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, maka pemerintah menetapkan kebijakan program pemberian TTD pada rematri dan WUS dilakukan setiap 1 kali seminggu dan sesuai dengan Permenkes yang berlaku, pemberian TTD untuk rematri dan WUS diberikan secara blanket approach. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, TTD dikonsumsi bersama dengan:
a. Buah-buahan sumber vitamin C (jeruk, pepaya, mangga, jambu biji dan lain-lain).
b. Sumber protein hewani, seperti hati, ikan, unggas dan daging.
Hindari mengonsumsi TTD bersamaan dengan :
a. Teh dan kopi karena mengandung senyawa fitat dan tanin yang dapat mengikat zat besi menjadi senyawa yang kompleks sehingga tidak dapat diserap.
b. Tablet Kalsium (kalk) dosis yang tinggi, dapat menghambat penyerapan zat besi. Susu hewani umumnya mengandung kalsium dalam jumlah yang tinggi sehingga dapat menurunkan penyerapan zat besi di mukosa usus.
c. Obat sakit maag yang berfungsi melapisi permukaan lambung sehingga penyerapan zat besi terhambat. Penyerapan zat besi akan semakin terhambat jika menggunakan obat maag yang mengandung kalsium. - Konsumsi makanan yang bermanfaat mencegah dan menanggulangi anemia.
Menurut Hurulaini Nurrahman et al., (2020) Remaja wanita yang menderita anemia ada hubungan pada pola konsumsi. Sesuai dengan Ilahi (2019) tentang cara mencegah anemia dengan mengubah pola konsumsi menjadi lebih baik dengan membuka pikiran bahwa manfaat buah-buahan, termasuk air kelapa muda dan buah kurma sangat bermanfaat. Kurma mengandung zat besi, yang dapat digunakan untuk pengobatan anemia. Air kelapa muda (Cocos Nucifera L) juga mengandung beberapa bahan yang membantu pembentukan darah, salah satunya adalah asam folat. Peningkatan hemoglobin remaja putri yang mengalami anemia ditunjukkan dengan pemberian jus kurlapa sebanyak 300 mililiter selama tujuh hari berturut-turut sesuai dengan penelitian (Safitri. & Julaecha, 2021) buah kurma memiliki efek terhadap peningkatan hemoglobin pada remaja. Penelitian (Pratiwi, 2020), di Kabupaen Sidrap, teh daun kelor juga mempengaruhi siklus menstruasi dan haemoglobin remaja yang menderita anemia. Sesuai dengan penelitian (Fauziandari, 2019) Kadar hemoglobin remaja putri berbeda sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun kelor (Molinga Oliefera). Ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun kelor dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan juga dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan anemia. (Carolin, 2021) berpikir bahwa sari kacang hijau mampu meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah remaja putri yang menderita anemia (p=0,000). - Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi
Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan satu atau lebih zat gizi kedalam pangan untuk meningkatkan nilai gizi pangan tersebut. Penambahan zat gizi dilakukan industri pangan, untuk itu disarankan membaca label kemasan untuk mengetahui apakah bahan makanan tersebut sudah difortifikasi dengan zat besi. Makanan yang sudah difortifikasi di Indonesia antara lain tepung terigu, beras, minyak goreng, mentega, dan beberapa snack. Zat besi dan vitamin mineral lain juga dapat ditambahkan dalam makanan yang disajikan di rumah tangga dengan bubuk tabur gizi atau dikenal juga dengan Multiple Micronutrient Powder.
Baca Juga:
- Calon Pengantin, Jaga Asupan Gizimu Agar Terhindar dari Anemia
- Anemia Saat Hamil Memperbesar Risiko Lahirkan Anak Stunting
Pencegahan dan penanggulangan anemia, terutama pada remaja putri, merupakan langkah penting untuk memastikan kesehatan yang optimal dan mencegah komplikasi jangka panjang. Upaya tersebut meliputi peningkatan pemahaman tentang anemia, perbaikan gaya hidup, mengonsumsi tablet tambah darah dan memilih makakan yang kaya zat besi dan bernutrisi. Dengan komitmen bersama dari individu, keluarga dan pemerintah, diharapkan masalah anemia pada remaja putri dapat diatasi, sehingga generasi mendatang dapat tumbuh dengan sehat, cerdas dan ceria.
Daftar Pustaka
Aulya, y., Siauta, j. a., & Nizmadilla, y. (2022). Analisis Anemia Pada Remaja Putri. Http://Jurnal.Globalhealthsciencegroup.Com/Index.Php/Jppp
Carolin, b. t., s. s., i. i., & n. s. (2021). 19 Penanggulangan. Journal For Quality In Women’s Health, 4, 1–6
Fauziandari, e. n. (2019). Efektifitas Ekstrak Daun Kelor Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan Karya Husada, 2(7)
Hurulaini Nurrahman, n., Satria Anugrah, d., Putri Adelita, a., Nurpitri Sutisna, a., Ovtapia, d., Maisaan, f., Wahyudi, k., Nurshifa, g., Eka Sari, h., Azrah, m., Stela Hidayat, m., Jelita Putri, n., & Fajar Arfah, c. (2020). Faktor Dan Dampak Anemia Pada Anak-Anak, Remaja, Dan Ibu Hamil Serta Penyakit Yang Berkaitan Dengan Anemia. Journal Of Science, Technology and Entrepreneur, 2(2), 1–5.
Http://Www.Ejournal.Umbandung.Ac.Id/Index.Php/Jste
Ilahi, k. (2019). Pemberian Jus Kurlapa Dalam Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri Yang Anemia Di Ma Al-Mu’Aawanahogan Ilir The Effect Of Kurlapa Juice To Improving Hemoglobin Level In Anemia Teenager At Ma Al Mu’Aawanah Ogan Ilir. In Jpp) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang (Vol. 14, Issue 1)
Julaecha, j. (2020). Upaya Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri. Jurnal Abdimas Kesehatan (Jak), 2(2), 109. Https://Doi.Org/10.36565/Jak.v2i2.105
Muhayati, a., & Ratnawati, d. (2019). Hubungan Antara Status Gizi Dan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri
Musniati, n. (2022). Nia Musniati: Edukasi Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri Edukasi Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri (Vol. 5, Issue 2)
Oktavia, a. (2021). Pengaruh Media Buku Saku Digital Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri Influence Of Digital Pocketbook On Increased Knowledge Of Anemia Prevention In Young Women. 2(1), 239. Https://Doi.Org/10.34011/Jks.v12i1.1786
Pratiwi, w. r. (2020). Efektivitas Pemberian Teh Daun Kelor Terhadap Siklus Menstruasi Dan Hemoglobin Pada Remaja Anemia Di Kabupaten Sidrap. Jpp (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang), 15(1), 39–44. Https://Doi.Org/10.36086/Jpp.v15i1.458
Safitri., & Julaecha. (2021). Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan Konsumsi Buah Kurma Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri. Jurnal Endurance, 6(1), 1–8. Https://Doi.Org/10.22216/Jen.v6i1.5672
Yenny Aulya, Jenny Anna Siauta, Yasmin Nizmadilla. (2022). Analisis Anemia Pada Remaja Putri. Jurnal Penelitian Perawat Profesional Volume 4 Issue 4 Tahun 2022