Tak Kenal Maka Tak Kebal, Pahami Manfaat Imunisasi Bagi Keluargamu

Fungsi Imunisasi

Table of Contents

Ungkapan sehat itu mahal, benar adanya. Ketika sudah jatuh sakit kadang harta akan terkuras untuk mencari jalan kesembuhan. Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Salah satu cara mencegah yang efektif adalah melakukan imunisasi.

Sejak bayi lahir akan ada rentetan imunisasi yang harus dijalani. Hal ini tak lain sebagai upaya menjaga kesehatan manusia dari serangan penyakit.

Imunisasi merupakan upaya pembentukan kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit. Imunisasi penting dilakukan sehingga apabila terkena suatu penyakit yang sama tidak akan sakit atau hanya sakit ringan. Imunisasi biasanya dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu.

Untuk diketahui, vaksin adalah produk biologi berisi antigen yang apabila diberikan pada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Nah, vaksin ini akan melatih tubuh kamu untuk kenal, lawan, dan kebal terhadap penyebab penyakit seperti virus dan bakteri.

Pemberian imunisasi ini utamanya dilakukan pemerintah bekerja sama dengan masyarakat, swasta, dan pihak terkait. Program pemberian imunisasi ini memiliki tujuan untuk mengurangi angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Apa saja penyakit yang masuk golongan itu? Penyakit yang masuk dalam PD3I yaitu Difteri, Pertusis, Tetanus, Tuberculosis (TBC), Hepatitis, Pneumonia, Polio, Rubella Dan Campak.

Pembentukan kekebalan tubuh pada manusia terhadap penyakit infeksi secara aktif bisa dilakukan secara alamiah melalui terjangkit langsung penyakit tersebut atau secara buatan melalui imunisasi.

BACA JUGA:

Dengan adanya vaksin yang diberikan, akan membuat tubuh seseorang mengenali bakteri/virus penyebab penyakit tertentu. Sehingga bila seseorang terpapar bakteri/virus tersebut akan menjadi kebal.

Cakupan imunisasi yang tinggi dan merata akan membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) sehingga dapat mencegah penularan maupun keparahan suatu penyakit. Ketika masyarakat tidak ada yang diimunisasi maka penyakit akan dengan mudah menyebar ke seluruh masyarakat. Sebaliknya jika sebagian besar masyarakat sudah diimunisasi maka penularan penyakit bisa dihentikan.

Imunisasi memicu respons sistem kekebalan tubuh di mana vaksin akan membentuk kekebalan jangka panjang yang biasanya didapat secara alami setelah penyembuhan penyakit. Kamu tidak usah khawatir, vaksin tidak menimbulkan penyakit. Vaksin yang sudah dipakai di masyarakat sudah dijamin aman dan umumnya tidak menimbulkan reaksi yang berat.

Kejadian medik yang terjadi usai imunisasi juga tetap dipantau. Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan umumnya berhubungan dengan imunisasi.

Untuk memantau dan menanggulangi KIPI, Menkes membentuk Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI dan Gubernur membentuk Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan KIPI. Berdasarkan laporan yang masuk sebagian besar klasifikasi KIPI adalah koinsiden atau tidak berhubungan dengan pemberian imunisasi.

JADWAL IMUNISASI

Pemberian imunisasi ini pun sudah ada jadwalnya sendiri. Jadwal imunisasi sudah ditentukan berdasarkan kelompok umur. Frekuensi pemberian juga ditetapkan dengan mempertimbangkan efektivitas dan keamanan dari vaksin yang akan diberikan. Frekuensi pemberian ada yang cukup satu kali ada yang lebih sesuai ketentuan.

Imunisasi paling banyak diberikan pada bayi. Jenis imunisasi yang tergabung dalam program pemerintah dan didanai oleh pemerintah bagi bayi di bawah usia 1 tahun di Indonesia yakni untuk usia 0 bulan mendapat imunisasi BCG, HB-0, Polio-0; usia 2 bulan DPT/HB/Hib-1, Polio-1; usia 3 bulan DPT/HB/Hib-2, Polio-2; usia 4 bulan DPT/HB/Hib-3, Polio-3; dan usia 9 bulan Campak.

Kemudian untuk jenis imunisasi yang dianjurkan berdasarkan kelompok umur yakni usia kurang dari 1 tahun mendapat imunisasi BCG, hepatitis B, polio, DPT, campak, HiB, pneumokokus, rotavirus. Usia 1-4 tahun mendapat imunisasi DPT, polio, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, HiB, pneumokokus.

Usia 5-12 tahun DPT, polio, campak, MMR, tifoid, Hepatitis A, varisela, influenza, pneumokokus. Usia 12-18 tahun Td, hepatitis B, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, pneumokokus, HPV. Usia lanjut usia influenza, pneumokokus (vaksin PCV).

Imunisasi juga diberikan pada calon pengantin wanita yaitu imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) dan TT (tetanus toxoid), HPV (human papillomavirus), MMR (measles, mumps, rubella), cacar air (varisela), dan Hepatitis B.

Nah, setelah memahami seputar vaksin dan imunisasi, kamu tak perlu risau lagi. Melakukan imunisasi merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit serta bentuk kasih sayang kita terhadap keluarga dan masyarakat.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Scroll to Top