Persiapkan Kehamilan Sehat dengan Belajar Prakonsepsi Sejak Remaja

Prakonsepsi Pada Remaja (Gambar oleh Lilis Noviani dari Pixabay)

Table of Contents

Memiliki buah hati merupakan idaman setiap pasangan. Agar memiliki kehamilan yang sehat dengan mental ibu yang kuat, persiapan perlu dilakukan. Salah satu metode yang bisa kamu pakai untuk menyiapkan kehamilan sehat yakni prakonsepsi sejak remaja.

Prakonsepsi merupakan penggabungan dua kata, yaitu pra yang berarti sebelum, konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur wanita dan sel sperma pria. Prakonsepsi dilakukan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, mekanis dan sosial terhadap kesehatan wanita ataupun pasangan usia produktif yang berenca untuk hamil.

Upaya meningkatkan kesehatan sebelum hamil adalah hal yang wajib dilakoni. Apa tujuannya? Agar berbagai permasalahan kesehatan yang biasa menghantui calon ibu seperti anemia, pendarahan, infeksi, hipertensi dan diabetes dalam kehamilan, serta HIV/AIDS bisa dihindari.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, hal itu sesuai dengan hal yang diamanatkan Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.

Prakonsepsi ini sudah bisa dimulai sejak masa remaja. Jadi, kamu bisa menyiapkan diri jauh-jauh hari. Eits, tak hanya calon ibu yang perlu menyiapkan kesehatannya jauh-jauh hari, calon ayah juga wajib karena memiliki keturunan adalah tanggung jawab suami dan istri.

Kamu dan pasangan bisa mengakses pelayanan kesehatan yang ada. Pelayanan kesehatan ini sudah bisa diakses ketika masih remaja. Tujuannya untuk mempersiapkan remaja menjadi orang dewasa yang sehat, produktif, serta terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang dapat menghambat kemampuan menjalani kehidupan reproduksi secara sehat.

Apa saja sih pelayanan kesehatan masa sebelum hamil? Kemenkes menyebutkan ada empat layanan yakni anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan tatalaksana. Yuk kita cermati.

1. Anamnesis

Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan paling awal dalam pelayanan kedokteran yang dilakukan lewat percakapan atau wawancara antara dokter/tenaga kesehatan lainnya dengan pasien baik secara langsung maupun melalui orang lain yang paling mengetahui tentang kondisi kesehatan pasien.

Selain anamnesis secara umum, pada remaja juga dilakukan anamnesis HEADSSS (Home, Education, Eating, Activity, Drugs, Sexuality, Safety, dan Suicide). Melalui anamnesis HEADSSS diharapkan permasalahan yang dialami remaja dapat dideteksi. Selain itu juga dilakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa jika ada indikasi.

Dilansir dari SKATA, pada prosedur prakonsepsi, tenaga medis akan melakukan tanya jawab, pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi resiko-resiko yang ada, guna untuk melakukan upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Tanya jawab akan dimulai untuk mencari tahu risiko yang dapat mempersulit kehamilan. Informasi yang dibutuhkan yakni riwayat penyakit dahulu yang dapat menjadi penyulit dalam kehamilan, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan paru, tiroid, riwayat kejang, infeksi, dan lain-lain. Riwayat konsumsi obat-obatan rutin yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada janin juga penting.

BACA JUGA:

Kemudian, soal keadaan gizi pada ibu yang hendak hamil sangatlah penting, karena akan menjadi sumber energi bagi ibu maupun bayi. Sebaiknya ibu berada dalam berat badan yang ideal, dikarenakan dengan berat badan yang lebih dapat menyebabkan penyulit berupa hipertensi dan diabetes dalam kehamilan serta preeklampsia. Sedangkan berat badan yang kurang, dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Ibu perlu memasukkan unsur asupan gizi seimbang yang berupa karbohidrat, protein, dan mineral, serta asam folat.

Selain itu dikupas juga soal riwayat vaksinasi seperti hepatitis B, toxoid, cacar, campak, dan lain-lain. Riwayat keputihan, menstruasi, pendarahan, penggunaan kontrasepsi, riwayat infertilitas maupun riwayat penyakit seksual menular juga merupakan hal penting untuk diketahui dari para calon ibu.

Riwayat penyakit keluarga untuk mendeteksi ada tidaknya riwayat retardasi mental, malformasi kongenital, infertilitas, maupun keguguran juga akan didalami. Serta, riwayat sosial seperti tempat kerja, merokok, konsumsi alkohol, obat-obatan, kafein juga penting karena sebaiknya dihindari selama mempersiapkan kehamilan. Tidak boleh dilupakan, olahraga yang rutin minimal 150 menit dalam seminggu juga disarankan.

Masalah psikososial yang terjadi sebelum dan dalam kehamilan seperti depresi juga harus diketahui agar dapat dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan menghindarkan calon ibu dari stress berlebih.

2. Pemeriksaan Fisik

Hal kedua yang dilakukan adalah emeriksaan fisik. Apa saja yang diperiksa? Pemeriksaan dilakukan pada tanda vital, pemeriksaan status gizi, dan pemeriksaan fisik lengkap sesuai indikasi.

3. Pemeriksaan Penunjang

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan darah (golongan darah dan kadar hemoglobin/Hb), pemeriksaan urin, dan pemeriksaan lainnya berdasarkan indikasi.

4. Tatalaksana

Langkah keempat yakni tatalaksana pelayanan kesehatan masa sebelum hamil yang ditekankan pada pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Materi KIE yang disampaikan disesuaikan dengan kebutuhahan antara lain keterampilan psikososial, pola makan gizi seimbang, aktivitas fisik, pubertas, aktivitas seksual, penyalahgunaan NAPZA, dan sebagainya.

Remaja juga perlu mendapatkan pelayanan gizi untuk mencegah dan mengatasi anemia dengan diberi tablet tambah darah (TTD). Selain suplementasi gizi, remaja juga butuh imunisasi untuk pencegahan penyakit, baik imunisasi yang bersifat rutin maupun imunisasi yang diberikan karena keadaan khusus.

Dengan prakonsepsi ini diharapkan calon ibu bisa maksimal dalam mempersiapkan kesehatan dan mental yang kuat, agar komplikasi dalam kehamilan dapat dicegah. Satu hal yang penting, dukungan keluarga dan suami serta terhindarnya dari stress akan berperan penting dalam mental calon ibu.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
1
+1
0
+1
0
+1
0
Scroll to Top