Bahagia setelah kamu wisuda membuat hati berbunga-bunga. Perasaan campur aduk karena melihat orangtua bangga melihatmu pakai toga. Setelahnya, pertanyaan ‘kapan nikah?’ menghantui. Jadi galau kan mau kerja dulu atau langsung menikah?
Hei tunggu dulu, jangan terburu-buru memutuskan. Karena setiap keputusan memang selalu diikuti dampak positif dan negatif. Mari kita telaah satu persatu kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Biasanya yang langsung menikah setelah lulus kuliah adalah perempuan. Secara usia, setelah lulus kuliah memang perempuan sudah memasuki masa ideal untuk menikah antara 21-22 tahun. Jika kamu sudah memiliki calon pasangan yang membuatmu nyaman, mapan, maka keinginan untuk menikah akan semakin kuat.
Salah atau benar? Jawabannya relatif karena kesiapan nikah setiap individu berbeda-beda. Jika kamu memilih langsung menikah berarti kamu sudah siap memasuki dunia rumah tangga. Bertanggungjawab pada keluarga. Fokusmu akan beralih pada suami dan anak-anak kelak.
Selain usia yang sudah cukup, ada juga yang merasa butuh teman hidup untuk menjalani hari-hari ke depannya. Ingin teman dekat dan intim tapi tak mau terjerumus dalam pergaulan bebas, maka menikah adalah jawaban. Sekali lagi, ini bukan soal salah atau benar. Selama kamu merasa sudah siap lahir dan batin ya tidak masalah.
Keputusanmu untuk menikah harus bisa kamu pertanggungjawabkan karena menikah bertujuan untuk menjalin hubungan yang jelas sampai akhir hayat. Menikah juga menyempurnakan ibadah. Jadi kamu harus siap dengan risiko berumah tangga setelah kuliah.
Memiliki anak di usia muda mungkin memberikan keuntungan, seperti usia yang tak terpaut begitu jauh. Sehingga saat sudah dewasa kamu masih bugar saat merawatnya. Dengan sedikitnya jarak ini, kamu dan pasangan masih bisa memantau gaya hidup hingga caranya bersosialisasi dengan teman-temannya.
Lalu apa risikonya? Kamu kehilangan kesempatan membahagiakan dirimu sendiri dan orangtua dengan menggunakan uang hasil jerih payahmu sendiri. Meskipun kamu bisa tetap bekerja setelah menikah, pola pergaulan di lingkungan bekerja tentu akan berbeda ketika kamu sudah menikah. Harus siap dengan pembatasan-pembatasan sebagai konsekuensi berkeluarga.
Ketidakmapanan ekonomi juga bisa menjadi pemicu konflik rumah tanggamu. Tidak mungkin kan kamu terus-terusan minta subsidi orangtua? Pilihannya adalah berhemat dengan penghasilan pasangan saja.
Kerja Dulu Baru Menikah
Setelah memegang ijazah, kamu punya kesempatan besar untuk bekerja di bidang yang kamu sukai. Dalam dunia kerja, tentu kamu akan berinteraksi dengan banyak orang, tak hanya teman satu kantor, tapi juga akan ada klien. Kamu dilatih untuk memahami sifat dan perilaku orang lain dengan baik, dan berlatih untuk menghadapinya.
Permasalahan dalam dunia kerja membutuhkan kesabaran serta pengertian yang berlebih. Dan saat bekerja itulah kamu dilatih soal kesabaran, pengertian, dan toleransi. Jadi, kamu memiliki banyak pengalaman menyelesaikan masalah. Hal-hal itu akan membantu dalam kehidupan rumah tanggamu nanti.
Semakin serius bekerja, semakin banyak kesempatanmu bertemu dengan berbagai macam orang dari berbagai macam profesi. Artinya, kamu juga memiliki kesempatan lebih banyak untuk menyeleksi calon pasangan masa depan. Jodoh tak ada yang tahu katanya. Kesabaranmu pasti akan berbuah indah pada waktunya.
Mungkin, pendapatanmu memang tak seberapa besar di awal bekerja. Tapi setidaknya kamu bisa mengajak orangtuamu makan di restoran favorit setelah gajian. Orangtuamu pun bahagia ketika melihatmu berhasil menggapai impian yang sudah kamu simpan sedari dulu. Menyenangkan bukan, bisa memberikan sesuatu yang berguna untuk orangtua dengan hasil kerja keras sendiri?
Kamu punya kesempatan menabung jika kamu memilih bekerja dulu. Tabunganmu bisa kamu gunakan untuk membahagiakan dirimu sendiri, membeli barang yang kamu mau, pergi ke tempat impianmu, atau membeli kendaraan favoritmu, semua bisa kamu lakukan dengan uangmu sendiri tanpa khawatir kebutuhan lain. Setelah puas membahagiakan dirimu sendiri, kamu bisa juga menggunakan tabunganmu untuk persiapan menikah kelak.
Bohong kalau orang bilang nikah tanpa modal itu bisa. Bahkan untuk pernikahan sederhana ijab qobul saja, kamu tetap membutuhkan biaya transportasi untuk keluarga inti, mas kawin, make up, juga catering. Meskipun jumlahnya tak sebesar biaya resepsi, kamu tetap harus mempersiapkan tabungan untuk pernikahanmu. Apalagi jika kamu ingin pernikahanmu digelar dengan resepsi besar dan mewah, maka bekerja dulu adalah sebuah kewajiban.
BACA JUGA:
- Cari Tahu 10 Dimensi Siap Nikah dari Kisah Cinta Habibie-Ainun
- Siap Nikah? Yakin Sudah Siap Menerima Sisi Buruk Pasangan?
- Haruskah Mencari Pasangan yang Siap Finansial untuk Menikah?
Dengan bekerja sebelum memutuskan untuk menikah, kamu bisa menabung gaji yang kamu peroleh tersebut untuk biaya pesta pernikahanmu kelak. Kamu tidak lagi perlu merepotkan orangtua untuk mempunyai pernikahan idamanmu sendiri.
Bekerja sebelum menikah juga memberi pengalaman mengatur keuangan karena kamu sudah terbiasa mengatur gajimu sendiri. Kamu juga dilatih untuk berperilaku hemat dan irit, karena saat kamu bekerja kamu merasakan sendiri susahnya bekerja dan cari nafkah. Jadi saat menikah, kamu bisa menerapkan pola pengelolaan keuangan keluarga yang baik. Bisa menyusun impian keluarga sekaligus cara mencapainya.
Risikonya, mungkin calon pasanganmu tak sanggup menunggu kemudian memilih pasangan lain. Awalnya mungkin akan terasa sakit, tapi percayalah jodoh itu ada dan sudah dipersiapkan Tuhan. Jika dia bukan jodohmu, kamu akan dipertemukan dengan jodoh yang lebih baik. Bukankan dengan bekerja sebelum menikah kamu sekaligus memperluas jaringanmu? Artinya, kesempatan untuk bertemu jodoh baru semakin luas pula. Keputusan kerja dulu atau langsung menikah kembali pada kesiapan pribadimu.