Seringkali sifat asli pasangan baru muncul setelah menikah. Ketika sifat negatif seperti egois, pemarah, malas berkerja muncul, kita tidak bisa menghindarinya. Sebagai pasangan kita harus siap menghadapi apapun sifat asli pasangan, termasuk menghadapi suami yang egois.
Ciri-ciri suami egois adalah maunya menang sendiri, tidak mau mendengarkan pendapat istri, berkata kasar dan menyinggung, suka mengekang, dan selalu curiga terhadap pasangan. Tentu saja sifat egois membuat rumahtangga tidak nyaman.
Hal yang dapat dilakukan pertama kali ketika menghadapi sifat dan perilaku suami yang demikian adalah cobalah untuk tetap tenang. Setelah itu, hal yang dapat dilakukan adalah mengajak bicara suami secara empat mata dengan terlebih dahulu mengkondisikan situasi dan momen yang tepat untuk mengajak bicara suami dari hati ke hati.
Teknik komunikasi dengan suami yang disarankan adalah dengan menggunakan teknik kominikasi I-message yaitu suatu teknik komunikasi dengan menyampaikan pesan yang berisikan perasaan yang dirasakan atas perilaku yang ditampilkan suami. Contoh: “Saya merasa sedih dengan perilaku egois yang kamu tampilkan.”
“Tujuan dari I-message adalah supaya lawan bicara (dalam hal ini suami) mendapatkan pemahaman akan dampak dari perilakunya kepada istri atau oranglain di lingkungan Harapannya adalah suami peka dengan perilaku yang ditampilkan dan dapat lebih menyesuaikan perilaku di lingkungan,” ujar Debora Basaria, M.Psi., Psikolog – IPPI, Tim Ahli Psikologi Siapnikah.org.
Cara berkomunikasi yang baik adalah dengan lebih dulu mengenali lawan bicara dari aspek latar belakang budaya, kepribadian, pola pikir. Hal ini dapat dilakukan dengan cara yang melakukan observasi, bertanya, membaca literatur (bacaan) yang sesuai dengan negara asal suami. Setelah itu dalam melakukan komunikasi penting untuk juga menjadi pendengar yang aktif, mencoba memahami pemahaman lawan bicara akan informasi atau pesan yang disampaikan.
BACA JUGA:
- 7 Tanda Kekasihmu adalah Calon Suami yang Baik
- Tak Perawan, Haruskah Memberitahu Calon Suami Sebelum Menikah?
- Berhubungan Suami Istri , Normalnya Berapa Kali dalam Seminggu?
Jadi Tauladan untuk Anak
Bersabar menghadapi suami yang egois akan menjadi contoh teladan bagi anak-anak. Istri yang tidak menyerah pada kondisi adalah sosok wanita yang luar biasa. Sebagai seorang ibu, kesabaran itu akan mengajarkan kepada anak akan arti sebuah tanggung jawab dan kegigihan. Anak akan sangat menyayangi sekaligus kagum pada Anda sebagai sosok ibunya yang luar biasa.
Seringkali suami menggunakan ‘senjata’ istri wajib menurut suami. Tegaskan bahwa suami yang dituruti adalah suami yang benar perilakunya. Dan begitu pun sebaliknya. Bahwa, suami pun perlu menuruti sang istri, selama sang istri benar adanya. Tetapi, jika suami meminta istrinya melakukan hal yang salah, maka jawabannya adalah Anda sebagai seorang istri tidak perlu menurutinya.
Yang dimaksud perlunya bersikap tegas di sini adalah berani berkata sejujurnya dan bersikap yang seharusnya, tanpa bermaksud menyakiti atau pun menyombongkan diri. Dengan sikap ini, rasa dihargai akan memunculkan rasa cinta yang terjaga. Jika memang masih cinta, tentu ada upaya untuk menjaga satu sama lain.
Bicaralah sesering mungkin dengan suami dari hati ke hati. Katakan kepadanya tentang impian yang sedang kamu bangun bersamanya dan anak-anak. Keempat, teruslah melakukan kebaikan kepada suami dan rajinlah membubuhi doa dengan tulus. Usaha untuk menghadapi suami yang egois ini tentu juga akan dilihat suami sebagai bentuk kasih sayang istri yang layak dihargai. Jika dia cinta pasti akan mengubah sikap egoisnya untuk istri tercinta.