Kepuasan hubungan seksual menjadi salah satu tujuan dalam hidup berumah tangga. Karena itu, mitos tentang cara memuaskan pasangan banyak beredar. Salah satunya adalah semakin besar ukuran Mr P semakin besar kepuasan pasangan yang didapatkan.
Dilansir Timesofindia, mitos tersebut salah. Karena memuaskan pasangan tidak dilihat dari ukuran, tetapi bagaimana cara merangsangnya dan performa kehidupan seksnya. Kepuasan pasangan juga tidak selalu ditandai dengan orgasme.
Kebanyakan orang beranggapan kalau orgasme menjadi tujuan utama dalam berhubungan seks. Namun, seorang peneliti seks sekaligus terapis hubungan, Sarah Hunter Murray mengatakan jika terlalu fokus agar pasangan mendapatkan orgasme malah akan membuat keduanya frustasi dalam berhubungan seks.
“Ini (orgasme) hanya bagian dari perjalanan dan bukanlah tujuan. Terlalu fokus untuk mendapatkan orgasme saja dalam berhubungan seks, malah akan membuat kamu kehilangan sensasi, kesenangan, momen bercumbu, sentuhan lembut, hingga perasaan yang dekat dengan pasangan,” jelasnya.
Murray melanjutkan, jika kamu hanya terfokus pada orgasme saja, pasti hubungan seks akan berjalan kurang baik. Cobalah untuk menikmatinya.
Ukuran Mr P Besar Bikin Bangga
Bagi pria, memiliki Mr P besar tak selalu bikin bangga. Karena besarnya Mr P bisa jadi menyiksa dirinya dan tidak disukai istrinya karena menyulitkan saat berhubungan seks. Ukuran besarnya Mr P juga relatif. Beberapa pria mengungkap jika dirinya pernah mengalami ereksi hingga panjangnya tujuh inchi. Ini tidak benar, karena secara alami, Mr P mampu ereksi sepanjang 6,7 inci atau sekira 17 centimeter saja.
Menurut salah satu seksolog klinis, Sunny Rodgers ukuran bukanlah hal yang terpenting, tapi masih ada hal lain yang lebih penting. “Bukan masalah ukurannya, tapi teknik, posisi, dan alat bantu tambahan lah yang bisa membuat pasangan kamu bisa lebih puas dalam berhubungan seks. Dan beberapa hal itu menurut saya lebih relevan untuk dijadikan patokan kepuasan seksual,” kata Rodger dikutip dari detik.com.
Banyak yang mengatakan, keinginan atau dorongan seks pada pria jauh lebih besar dari wanita. Rodgers mengatakan, hal ini adalah pemikiran yang salah. Berdasarkan serangkaian penelitian pada tahun 2016, justru wanita yang lebih besar dorongannya dalam melakukan hubungan seksual.
Rodgers menjelaskan, dorongan seks bisa dialami oleh pria maupun wanita. Ini karena otak adalah organ seksual yang lebih kuat perannya daripada organ genitalnya. “Pria terlihat memiliki dorongan yang lebih besar hanya karena mereka cenderung sering memikirkan hal yang berbau seks. Tapi, itu tidak bisa menjadi ukuran kalau dorongan seksual pria lebih besar, itu asumsi yang tidak selalu benar,” ujarnya.
BACA JUGA:
- Mengatasi Hasrat Berhubungan Seksual Sebelum Menikah
- Tanya Tim Ahli: Mitos atau Fakta Seputar Hubungan Seksual
- Berhubungan Suami Istri , Normalnya Berapa Kali dalam Seminggu?
Seks Penting tapi Bukan yang Terpenting
Kepercayaan dan kejujuran adalah kunci dari sebuah komitmen pernikahan. Jangan hanya terpaku pada ukura Mr P untuk mendapatkan kepuasan hubungan suami istri. Memang seks penting, tapi bukan yang terpenting dalam sebuah rumah tangga.
Setelah menikah, orientasi hubungan suami istri berubah. Kejujuran adalah kunci, kamu bisa memulai dengan jujur padanya tentang keadaanmu sendiri. Tidak perlu memaksakan pengobatan untuk meningkatkan ukuran Mr P karena kamu percaya mitos.
Kembali ke tujuan pernikahan sebagai tujuan bekeluarga. Tugas utama keluarga adalah memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial anggota keluarganya. Mencakup pemeliharaan dan perawatan anak-anak, pembimbingan perkembangan kepribadian anak-anak, dan memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarganya. Jadi sebenarnya, kepuasan pasangan dalan berhubungan suami istri hanyalah salah satu tolak ukur kecil kebahagiaan berkeluarga.