Memiliki buah hati laki-laki dan perempuan sekaligus adalah impian setiap keluarga. Karena itu, banyak pasangan yang mengupayakan jenis kelamin anak saat progam hamil. Beberapa orang percaya bahwa gaya saat berhubungan suami istri turut menentukan hamil anak laki atau perempuan.
Nah, ini mitos atau fakta ya? Jawabannya, mitos.
Menurut dr. Fredrico Patria Sp.OG dari POGI, jenis kelamin janin ditentukan dari kromosom (pembawa sifat) ayah yang membuahi sel telur ibu. Sel sperma ayah mengandung dua kromosom penentu kelamin yaitu X dan Y, sementara kromosom dari ibu mengandung unsur XX.
Sehingga bila kromosom yang membuahi sel telur Y, maka janin tersebut akan memiliki jenis kelamin laki-laki (XY) dan bila kromosom X ayah yang membuahi maka janin tersebut akan memiliki kelamin perempuan (XY). Jadi jenis kelamin dipengaruhi kromosom apa dari ayah yang membuahi sel telur ibu, dan belum ada penelitian yang dapat menunjukkan hubungan antara gaya saat berhubungan suami istri, dengan penentuan jenis kelamin janin.
BACA JUGA:
- Cara Merencanakan Jenis Kelamin Anak
- Mengenal Pola Asuh Parent Child Connectedness
- Cara Menghitung Masa Subur yang Tepat agar Cepat Hamil
Siasat yang Benar
Merencanakan jenis kelamin anak, bisa diusahakan dengan cara alami. Perencanaan jenis kelamin ini menggunakan metode hitung masa subur.
Suami istri yang ingin memiliki keturunan dapat mencatat tanggal pertama haid istri. Cacatan ini digunakan untuk menghitung masa ovulasi yang tepat. Keterlibatan suami dalam perencanaan kehamilan ini sangat baik untuk kesehatan ibu hamil dan janin, kelak ketika mengandung.
Menurut Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), untuk merencanakan kehamilan dengan jenis kelamin anak sesuai keinginan, bisa mengacu pada penelitian yang memberikan dasar waktu yang tepat untuk berhubungan suami istri.
“Sperma dengan kromosom X nantinya akan menjadi laki-laki itu berjalannya cepat dan tidak tahan lama, hanya mampu bertahan 24 jam dalam saluran reproduksi perempuan. Kalau sperma untuk anak perempuan itu kromosomnya Y dan jalannya lenggak-lenggok. Dia bisa bertahan hingga 3X24 jam di saluran reproduksi wanita,” terangnya.
Berdasarkan penelitian tersebut, waktu yang tepat untuk berhubungan seksual agar memiliki anak perempuan adalah beberapa hari sebelum masa subur, maka kemungkinannya bisa punya anak perempuan.
“Kalau mau anak perempuan, berhubungan badan dua hari sebelum subur. Sedangkan untuk anak laki-laki hubungan badan dilakukan tepat saat masa subur. Ini sangat ilmiah ya, berdasarkan dengan masa hidupnya sperma,” papar dr Hasto.
Menghitung Masa Subur
Masa subur adalah masa pelepasan sel telur yang telah matang ke saluran tuba falopi. Sel telur akan menunggu sperma untuk siap dibuahi. Pada masa ini, kemungkinan terjadi kehamilan sangat tinggi.
Untuk menghitung masa subur bisa menggunakan sistem kalender. Sistem ini bisa tepat digunakan untuk perempuan yang memiliki siklus menstruasi teratur, sehingga diperlukan catatan hari pertama menstruasi dari bulan ke bulan untuk memastikannya. Jarak hari dari menstruasi bulan pertama ke bulan berikutnya disebut siklus masa haid.
Jika siklus masa haid mendekati 21 hari maka disebut dengan siklus pendek. Sedangkan, jarak yang mendekati 35 hari disebut dengan siklus panjang. Untuk Kamu yang berada di siklus pendek, maka bisa dikurangi dengan angka 18, sedangkan untuk yang siklus panjang bisa dikurangi dengan angka 11.
Puncak masa subur secara umum, biasanya terjadi di hari ke-13 dan ke-14 setelah masa haid berakhir. Kenali pula ciri-ciri masa subur pada wanita agar bisa menjalankan siasat jenis kelamin anak saat hamil.