Tahukah Kamu? Persiapan Anak Cerdas Dimulai dari Dalam Kandungan

Table of Contents

Pemerintah gencar menggaungkan kampanye 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK). Kampanye ini ditujukan untuk meningkatkan persiapan calon ayah bunda dalam mendukung tumbuh kembang anak cerdas. Yang mesti digarisbawahi, 1.000 hari ini dihitung sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun bukan dimulai setelah bayi lahir.

Mengapa orangtua harus mempersiapkan nutrisi anak sejak dalam kandungan? Karena setiap orangtua pasti berharap mendapat keturunan yang cerdas dan sempurna fisiknya. Pembentukan pola kecerdasan dan tubuh anak sudah dimulai sejak dalam kandungan. Makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak, jadi kekurangan nutrisi di masa hamil akan berdampak pada masa depan anak.

Saat hamil, kebutuhan gizi meningkat khususnya energi, protein, serta beberapa vitamin dan mineral sehingga ibu harus memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsinya. Pada kehamilan trimester pertama terjadi proses pembentukan organ-organ penting seperti otak, mata, jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, paru-paru, tulang, tangan atau lengan, kaki, dan organ tubuh lainnya. Pada trimester kedua, organ-organ yang sudah terbentuk mulai berfungsi. Dengan begitu, berat janin mulai bertambah. Pada trimester ketiga, berat janin mulai bertambah dengan pesat, organ mulai matang bersiap untuk kehidupan di luar kandungan.

Janin memiliki tingkat plastisitas (fleksibilitas) yang membuatnya mampu menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi pada ibunya, termasuk apa yang diasup oleh ibunya selama mengandung. Jika nutrisinya kurang, bayi akan mengurangi sel-sel perkembangan tubuhnya. Artinya, kekurangan asupan gizi dan nutrisi pada saat hamil akan membuat pembentukan organ penting tidak sempurna.

Rajinlah berdiskusi dengan bidan atau dokter kandungan untuk memastikan asupan gizi selama hamil tepat dan seimbang. Karena jika gizi masa hamil tidak terpenuhi dengan baik, bayi beresiko mengidap penyakit tidak menular/kronis, tergantung organ yang terkena. Bila ginjal, maka akan menderita gangguan ginjal, bila pankreas maka akan beresiko penyakit diabetes tipe 2, bila jantung akan beresiko menderita penyakit jantung.

Kecerdasan anak juga terpengaruh karena akan akan mengalami hambatan pertumbuhan kognitif, sehingga kurang cerdas dan kompetitif. Sedangkan secara fisik, kekurangan gizi saat hamil bisa langsung terlihat dengan munculnya gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko pendek/stunting.

Periode selanjutnya adalah dua tahun usia anak sebagai masa emas. Tahun 2003, WHO telah memberikan rekomendasi untuk 3 hal pemenuhan gizi pada anak. Pertama, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dilakukan 1 jam setelah bayi lahir. Kedua, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Dilanjutkan langkah ketiga yaitu pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dengan nutrisi seimbang sejak bayi berusia 6 bulan.

Hingga anak berusia dua tahun, otak akan terus berkembang secara pesat. Karena itu selain gizi, stimulan lingkungan juga diperlukan agar anak bisa tumbuh sehat dan cerdas. Stimulan ini bisa dilakukan sejak hamil. Ibu bisa mengajak janin berbincang dan membacakan cerita. Kreativitas ibu akan mendorong pembentukan sel syaraf otak yang berfungsi mendukung kecerdasan anak. Setelah lahir, keterlibatan ayah dan ibu dalam memberikan stimulan semakin dibutuhkan oleh anak cerdas.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Scroll to Top