Tanggal pernikahan semakin dekat, namun tiba-tiba kamu merasa ragu dengan pilihanmu. Dalam hati bertanya-tanya, benarkah pilihan yang telah kamu ambil? Akankah kamu bahagia setelah menikah? Kamu harus tahu perasaan ragu-ragu yang kamu rasakan adalah sesuatu yang wajar, karena pernikahan adalah hal besar yang akan mempengaruhi kehidupan kita.
“Namun begitu, ragu-ragu yang berlebihan dapat disebabkan dan menyebabkan kecemasan, sedangkan kecemasan yang berlebihan hanya akan membuat kita seperti mengayuh sepeda statis, kelelahan namun tidak pernah sampai ke tujuan,” ujar Sayidah Aulia ul Haque, M.Psi., Psikolog – IPPI, Tim Ahli Siapnikah.org.
Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan agar dapat mengurangi kecemasan dan rasa ragu-ragu dalam melaksanakan pernikahan. “Kamu dapat melakukan marriage preparation atau persiapan pernikahan, sebuah program yang terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kompetensi sebagai suami istri dan mencegah terjadinya perceraian,” saran Sayidah.
Di dalam marriage preparation, kamu akan mendapat bekal seputar komunikasi efektif dengan pasangan, keuangan, kehidupan sex dalam pernikahan, manajemen konflik, peran, hukum seputar pernikahan, dan lain sebagainya yang terkait dengan kehidupan pernikahan. “Program ini dapat kamu ikuti secara terpisah dengan mengikuti edukasi yang tersedia di dunia nyata dan maya maupun juga dapat diikuti sebagai program yang utuh sesuai dengan lembaga penyelenggara marriage preparation,” jelasnya.
Marriage preparation yang dilakukan dengan baik akan membantu kamu untuk melakukan marriage adjustment atau penyesuaian pernikahan. Penyesuaian pernikahan adalah kemampuan individu untuk menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan pernikahan kamu.
BACA JUGA:
- Haruskah Menghadiri Pernikahan Mantan?
- Belum Move On dari Mantan Menjelang Pernikahan, Harus Bagaimana?
- Persiapan Bertemu Calon Mertua Pertama Kali untuk Meminta Restu
Belajar Kompromi
Di antara strategi penyesuaian pernikahan yang dapat dilakukan adalah melakukan kompromi, hal ini dibutuhkan mengingat dalam rumah tangga akan terdapat dua individu yang memiliki latar belakang, karakter, dan kebiasaan yang berbeda. Menjadi kurang bijaksana bila kita hanya memaksakan sesuai dengan apa yang kita inginkan tanpa mempertimbangkan sudut pandang pasangan.
“Kompromi adalah salah satu solusi untuk menemukan titik tengah yang win-win solution bagi kedua pasangan,” kata Sayidah.
Lebih dari itu penting pula untuk memahami bahwa kehidupan pernikahan juga termasuk bagian dari dualisme kehidupan, dimana di dalamnya tidak hanya hal-hal manis yang kita temui, namun juga hal-hal yang kadang tak sesuai dengan harapan juga akan kita temui dan ini adalah sebuah hal wajar yang juga dirasakan oleh setiap pasangan yang menikah.
“Kesadaran akan hal ini, akan membuat kita menjadi lebih siap untuk menghadapi apa yang akan terjadi, serta yakin bahwa dualisme tersebut bila dalam porsi yang sesuai justru akan mendewasakan kita sebagai individu dan menguatkan hubungan kita dengan pasangan. Jangan sampai ragu-ragu menjelang pernikahan membuat persiapan pernikahan sia-sia,” pungkas Sayidah.
Great artiϲle, just what I was looking for.