Cover - Orang Tua Sebagai Role Model Anak

Table of Contents

Ananda Syifa Fauzia – Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Universitas YARSI

Peran orang tua dalam kehidupan anak sangatlah penting. Tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga dalam membentuk karakter dan nilai-nilai yang akan dibawa anak sepanjang hidupnya. Salah satu peran utama orang tua adalah menjadi role model atau panutan bagi anak-anak mereka. Anak cenderung belajar dari apa yang mereka lihat dan alami setiap hari, terutama dari orang tua mereka. Berikut adalah beberapa alasan mengapa orang tua harus menjadi role model yang baik dan bagaimana hal ini berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Baca Juga: Bukan Cuma Urusan Ibu, Pengasuhan Anak Harus Seimbang Antara Ayah dan Ibu

  1. Anak Meniru Perilaku Orang Tua
    Anak-anak adalah peniru yang ulung. Mereka tidak hanya mendengarkan kata-kata orang tua, tetapi juga mengamati tindakan dan perilaku sehari-hari. Jika orang tua menunjukkan perilaku positif, seperti kejujuran, kesabaran, dan rasa hormat terhadap orang lain, anak-anak akan lebih mudah meniru perilaku tersebut. Sebaliknya, jika orang tua memperlihatkan kebiasaan buruk, seperti berbohong atau tidak menghargai orang lain, anak-anak juga cenderung akan meniru sikap tersebut.
    Menurut sebuah studi oleh Baumrind (1991), orang tua yang menunjukkan perilaku yang konsisten dan positif akan menghasilkan anak-anak yang lebih disiplin, cerdas secara emosional, dan memiliki keterampilan sosial yang baik. Sebagai contoh, jika orang tua selalu menunjukkan sikap tenang saat menghadapi masalah, anak-anak akan belajar untuk tetap tenang dan mencari solusi saat mereka menghadapi tantangan.
  2. Kejujuran dan Empati sebagai Nilai Utama
    Kejujuran dan empati adalah dua nilai yang sangat penting dalam kehidupan anak. Orang tua yang selalu menunjukkan kejujuran, baik dalam kata-kata maupun tindakan, mengajarkan anak untuk menjadi individu yang dapat dipercaya dan memiliki integritas. Selain itu, orang tua yang menunjukkan rasa empati, baik kepada anggota keluarga, teman, maupun orang asing, akan mengajarkan anak-anak untuk menjadi individu yang peduli dan sensitif terhadap perasaan orang lain.
    Richins (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang mengutamakan kejujuran dan empati cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih baik dan tingkat kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Mereka belajar untuk memahami dan meresapi perasaan orang lain, yang membantu mereka berinteraksi dengan lebih baik dalam lingkungan sosial.
  3. Manajemen Waktu dan Pengelolaan Emosi
    Orang tua yang dapat mengatur waktu dengan bijak dan menunjukkan pengelolaan emosi yang baik, akan memberikan contoh yang berharga bagi anak. Anak-anak yang melihat orang tuanya dapat mengelola waktu dengan efektif, akan belajar bagaimana cara mengatur jadwal, memprioritaskan tugas, dan menghindari penundaan. Demikian juga, jika orang tua menunjukkan cara menghadapi stres dengan cara yang sehat, anak-anak akan lebih mampu mengelola emosinya sendiri di masa depan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Soman (2004), disebutkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang memiliki keterampilan manajemen waktu dan emosi yang baik, lebih mampu menghadapi tekanan dalam hidup dan membuat keputusan yang lebih rasional. Orang tua yang sabar dan dapat mengelola emosi dengan baik akan memberikan contoh bagaimana mengatasi frustasi, kemarahan, atau rasa cemas dengan cara yang konstruktif.
BACA JUGA ARTIKEL  Cara Menanamkan Kebiasaan Berdoa Sejak Dini

Baca Juga: Tak Perlu Buru-buru, Pasangan Muda Perlu Bekal Ilmu Parenting Sebelum Menikah

Sebagai orang tua, Anda memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan anak-anak Anda. Perilaku Anda, cara Anda berbicara, dan bagaimana Anda bertindak sehari-hari akan membentuk cara pandang anak terhadap dunia. Menjadi role model yang baik bukan hanya tentang mengajarkan nilai-nilai melalui kata-kata, tetapi juga dengan tindakan dan perilaku sehari-hari. Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua yang konsisten, jujur, penuh empati, dan mampu mengelola emosi mereka, cenderung akan tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan sosial.

Jadilah contoh yang baik dan perlihatkan nilai-nilai yang Anda ingin anak-anak Anda miliki, karena apa yang Anda tunjukkan hari ini akan menjadi dasar bagi mereka untuk membangun masa depan yang lebih baik.

 

 

 

Referensi
Baumrind, D. (1991). The influence of parenting style on adolescent competence and substance use. Journal of Early Adolescence, 11(1), 56-95.
Richins, M. L. (2011). Materialism and Its Role in Consumer Behavior. Journal of Consumer Research, 37(3), 220-238.
Soman, D. (2004). The Economics of Selling and Buying: Exploring the Influence of Behavioral Economics on Marketing. Marketing Letters, 15(1), 49-61.

 

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
14
+1
7
+1
4
+1
0
Scroll to Top