Pandemi Corona telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan. Wirausahawan lesu, pegawai di-PHK, bahkan ada pula yang harus menerima gajinya dipotong. Sementara pengeluarannya juga tetap besar, dari mulai cicilan rumah hingga biaya sekolah anak tidak ada yang berkurang.
Banyak orang yang merasa tertekan hingga stress menghadapi kenyataan yang tak diingiinkan ini. Namun, seberapapun keluhan diutarakan sebenarnya kondisi tidak akan berubah banyak. Karena pandemi Covid-19 memang telah melemahkan perekonomian di seluruh dunia.
Jadi, kamu tidak sendirian menghadapi kepelikan finansial yang terjadi sebagai imbas dari terpuruknya kondisi perekonomian karena pandemi. Supaya keuangan tetap sehat dan terjaga kendati pendapatan tengah menurun karena perusahaan menempuh langkah efisiensi di tengah pandemi kamu harus segera melakukan penyesuaian.
Menurut Ruisa Khoiriyah, CFP (Certified Financial Planner), tim ahli finansial dari Siapnikah.org, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar perekonomian keluarga tidak oleng.
1. Amankan Pos-Pos Anggaran Utama
Bila kamu memiliki kewajiban pembayaran cicilan rutin seperti KPR atau cicilan lain, maka pos tersebut harus menjadi priotiratas untuk diamankan anggarannya. Upayakan supaya pembayaran cicilan tetap lancar, tidak sampai menunggak untuk menghindari biaya keterlambatan atau biaya bunga yang lebih mahal.
2. Fokus untuk Pos Primer
Contoh pengeluaran untuk pos primer adalah kebutuhan makan sehari-hari (belanja dapur), pembayaran uang sekolah anak, juga pembayaran biaya-biaya rutin seperti listrik, air, telepon, internet, dan sebagainya.
3. Tunda Pengeluaran yang Kurang Penting
Misalnya, rencana membeli baju baru, rencana membeli sepeda, dan sebagainya. Rencana liburan juga bisa dikesampingkan dulu. Selain untuk menghemat pengeluaran, wisata pasa masa pandemi corona juga mengundang risiko menyebaran covid-19. Karena itu, lebih bijaklah mengelola keluangan.
BACA JUGA: Tips Membuat Anggaran Keuangan Keluarga dengan Mudah
4. Lakukan Penghematan Bersama Keluarga
Ajak anggota keluarga Anda memulai penghematan. Misalnya, menghemat pemakaian listrik sehingga tagihan listrik bisa menurun, mengurangi jajan-jajan yang kurang perlu dan lebih fokus pada makanan pokok yang bergizi dan alami, berhenti berlangganan layanan streaming untuk sementara, dan sebagainya.
5. Gunakan Hasil Penghematan untuk Dana Darurat Keluarga
Di tengah situasi resesi seperti ini, meningkatkan tabungan dana darurat adalah hal yang sangat penting. Idealnya, dana darurat naik dua kali lipat dibanding biasanya. Nilai dana darurat yang ideal minimal sebesar 6 – 12 kali jumlah pengeluaran bulanan.
Karena situasi pandemi ini meningkatkan ketidakpastian, sebaiknya kecukupan dana darurat diperbesar. Jadi, saat kondisi normal, memiliki dana darurat sebesar 6 kali pengeluaran bulanan mungkin sudah cukup.
Tapi, karena pandemi, ada baiknya meningkatkan hingga jumlahnya mencapai 12 kali pengeluaran bulanan. Jadi, misalnya pengeluaran bulanan keluarga di kisaran Rp 5 juta, maka pastikan kamu memiliki dana darurat minimal sebesar Rp 30 juta. “Idealnya jadi Rp 60 juta di masa pandemi corona seperti ini,” jelas Ruisa.
6. Cari Sumber Pendapatan Tambahan
Mulailah aktif mencari sumber pendapatan tambahan supaya penghasilan rutin bisa bertambah atau minimal kembali ke angka semula. Jangan malu memulai usaha, jika ragu bisa bertanya kepada teman atau saudara yang sudah lebih dulu memiliki usaha. Beberapa langkah di atas bisa dikombinasikan bersama untuk menjaga keuangan keluarga tetap sehat selama menghadapi masa berat pandemi corona. Tetap jaga kesehatan dan bijaksana membelanjakan uang.