Bahagia mendekati hari pernikahan membuat hati berbunga-bunga. Sayangnya banyak pasangan yang sibuk dengan persiapan resepsi pernikahan, tapi lupa mempersiapkan diri untuk pernikahan itu sendiri.
Salah satu buktinya, banyak calon pengantin yang rela ambil pinjaman untuk resepsi pernikahan tanpa berfikir pinjaman itu akan memberatkan keuangan setelah menikah. Padahal, setelah hidup bersama tentu ada kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi seperti tempat tinggal dan perabot.
Jangan sampai perubahan kebutuhan menjadi awal pemicu konflik dalam rumah tangga baru. Karena itu, setiap pengantin baru harus mengetahui dasar rumah tangga berikut ini.
1. Tak Ada Pasangan yang Sempurna
Tidak ada gading yang tak retak maka tidak ada manusia yang tidak ada kelemahannya. Pasanganmu punya kelemahanya, kamupun juga. Saat pacaran, bisa jadi pasangan berusaha menutup-nutupi kelemahan tersebut. Namun setelah menjadi suami istri tentu akan merasa nyaman sehingga tak perlu menutupi kelemahan masing-masing. Jujur dan terbuka justru bagus untuk menguatkan ikatan perkawinan.
Karena itu, perkuat niat menikah untuk melaksanakan ibadah pada Tuhan SWT, karena menikah merupakan salah satu bentuk ibadah yang diperintahkan. Melaksanakan ibadah disini harus dengan ikhlas dan sungguh sungguh dengan niat mendapat Ridha dari Tuhan YME.
Niat menikah untuk beribadah ini haruslah diasah setiap saat,ketika ada masalah atau gejolak rumah tangga maka pasangan suami istri harus kembali pada niat awal menjalin pernikahan tersebut. Niat ini seyogyanya harus diasah dan selalu dijaga keutuhannya agar menjadi penguat satu.
Setelah niat menikah maka muncullah keinginan untuk saling memback-up satu dengan lainnya. Kelemahan pasangan bisa dijadikan ladang amal kita sebagai pasangan dengan cara menutupi kelemahan pasangan kita agar menjadi seimbang satu dengan lainnya.
2. Ketahui Posisi Keuangan Keluarga
Idealnya, sebelum menikah setiap pasangan sudah terbuka soal kemampuan finansial masing-masing. Berapa pendapatannya, berapa tanggungan dan pengeluaran setiap bulan, dan apakah ada beban cicilan atau pinjaman. Untuk mengetahuinya, bisa dibicarakan ketika membahas sumber dana untuk rencana resepsi pernikahan.
Namun, tak sedikit pasangan yang baru terbuka soal kemampuan finansial setelah menikah. Karena itu segeralah berbenah, diskusi yang matang tentang posisi keuangan berdua. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai bersama. Dengan kesepakatan atas tujuan keuangan bersama, pengeluaran bisa diatur sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tersebut.
BACA JUGA:
- Sambil Menanti Jodoh Tiba, Lakukan Persiapan Berikut Ini
- Tahukah Kamu? Persiapan Anak Cerdas Dimulai dari Dalam Kandungan
- Berapa Lama Waktu Persiapan Menikah yang Ideal?
3. Masalah Baru Pasti Muncul
Setahun pertama dalam pernikahan adalah masa penyesuaian paling krusial dalam pernikahan. Bukan Cuma menyesuaikan dengan pasangan, penyesuaian dengan keluarga juga sering memicu timbulnya masalah. Maka kita harus selalu berpikir positif dalam menghadapi permasalahan.
Dalam melihat masalah kita harus dengan tenang agar dapat berpikir dengan baik bagaimana cara menyelesaikannya dengan baik, kita harus selalu berpikir bahwa kita mampu melewati masalah itu dengan sebaik-baiknya berdua. Ketika kita punya keyakinan seperti itu maka kita akan bisa melewati semua masalah dengan baik.
Perbedaan satu dengan yang lainnya adalah hal yang tidak mungkin dapat dihindarkan, karena dua orang dengan latar belakang yang berbeda pasti akan berbeda dalam melihat sesuatu. Perbedaan itu dapat disikapi dengan tenang dan tanpa emosi,ketika perbedaan itu dihadapi dengan emosi maka akan menimbulkan masalah.
Perbedaan itu dapat dikomunikasikan dan dicarikan pemecahannya dengan berkomunikasi dua arah yang efektif.Pasangan bisa saling mengkomunikasikan diawal terkait apa yang disukai dan yang tidak disukai serta bagaimana mengatasi perbedaan tersebut.
4. Urusan Seksual itu Penting
Dalam berhubungan suami istri, ketika suami atau istri menginginkan sesuatu maka komunikasikan jangan malu-malu agar pasangan paham dengan keinginan kita. Jangan pernah berpikir bahwa pasangan kita harus paham tanpa kita ngomong padanya apa yang kita harapkan atau inginkan. Bicarakan semua apa yang kita inginkan atau harapkan dengan pasangan dan carilah solusi pemecahannya.
Berusaha melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya tanpa kita memandang kita sudah melakukan lebih dari pasangan kita. Apa yang bisa dilakukan harus dilakukan janganlah memperhitungkan atau melihat hitungan mana yang lebih banyak melakukan.
5. Persiapkan Diri Menjadi Orangtua
Yang terakhir, adalah mempersiapkan diri menjadi orangtua. Beberapa orang berfikir persiapan menjadi orangtua dimulai setelah anak lahir. Padahal, untuk melahirkan generasi cemerlang persiapannya harus dimulai sejak sebelum menikah. Calon ibu bisa mengkonsumsi asam folat 3 bulan sebelum pernikahan sehingga saat menikah, persiapan fisik untuk kehamilan sudah matang.
Bahkan, pasangan juga bisa merencanakan jenis kelamin anak pertama yang diinginkan. Untuk merencanakan kehamilan dengan jenis kelamin anak sesuai keinginan, bisa mengacu pada penelitian yang memberikan dasar waktu yang tepat untuk berhubungan suami istri. Kalau mau anak perempuan berhubungan badan dua hari sebelum subur. Sedangkan untuk anak laki-laki hubungan badan dilakukan tepat saat masa subur.