Ramadan segera tiba. Tinggal hitungan hari saja. Bulan suci ini sangat dinanti umat Islam. Ibu menyusui diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Namun, tak bisa dipungkiri kalau banyak ibu menyusui yang juga merindukan berpuasa di bulan Ramadan.
Tentunya, ibu menyusui ingin puasanya lancar tetapi aktivitas menyusuinya tidak terganggu dan bisa menahan lapar. Apalagi nafsu makan busui biasanya naik dua kali lipat dibandingkan tak menyusui.
Saat berpuasa, tubuh ibu menyusui akan tetap memproduksi ASI sama seperti saat sedang tidak puasa. Ibu menyusui tidak perlu khawatir, berkurangnya jumlah asupan kalori yang dikonsumsi selama berpuasa tidak akan membuat perbedaan yang signifikan pada jumlah ASI yang diproduksi.
Dari segi kualitas nutrisinya, berpuasa dapat membuat kadar vitamin dan mineral, seperti seng, magnesium, serta kalium dalam ASI sedikit berkurang. Namun, hal ini tidak akan banyak berdampak pada bayi yang disusui.
Namun, sebelum berpuasa sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter karena kondisi setiap ibu dan bayi berbeda-beda. Bila kondisi memungkinkan, dokter akan mendukung untuk berpuasa.
Berikut beberapa tips bagi ibu menyusui yang ingin menjalankan ibadah puasa menurut Konselor Laktasi Novita Harun.
1. Perbanyak konsumsi cairan
Ibu menyusui yang menjalankan puasa disarankan untuk memperbanyak konsumsi cairan. Asupan air putih dari mulai berbuka puasa hingga sahur harus minimal 2 liter. Kamu juga bisa menambahkan konsumsi cairan lain seperti jus buah, madu, dan susu.
2. Tetap makan tiga kali
Ibu menyusui harus tetap makan makanan dengan gizi seimbang sebanyak tiga kali sehari dimulai dari buka puasa hingga sahur. Pilih menu yang bergizi dan perbanyak sayur yang kaya serat. Usahakan komposisi nutrisi terdiri dari 20% lemak, 30% protein, dan 50% karbohidrat.
3. Istirahat yang cukup
Saat berpuasa, ibu menyusui harus istirahat cukup dan tetap rileks. Bila merasa lemas saat berpuasa, cobalah untuk istirahat sejenak.
4. Tetap disiplin menyusui dan memerah ASI
Salah satu ketakutan terbesar para ibu menyusui saat berpuasa adalah ASI yang tidak lancar. Prinsip ASI tetaplah sama supply by demand. Artinya, semakin sering payudara dihisap oleh bayi, produksi ASI akan semakin banyak. Oleh karena itu, bila selama puasa kamu tetap rajin menyusui dan memerah, maka ASI akan tetap lancar.
BACA JUGA: Benarkah Menyusui Bisa Jadi Metode Kontrasepsi yang Efektif?
5. Jangan memaksakan puasa bila tidak sanggup
Selain itu, ingat untuk tidak memaksakan diri karena kamu adalah orang yang paling memahami kondisi tubuhmu dan bayi. Bila merasa tak sanggup menjalankan ibadah puasa, jangan memaksakan diri. Bagaimanapun, puasa bagi ibu menyusui dapat digantikan dengan fidyah maupun puasa di hari-hari lainnya.
Ibu menyusui diharapkan tidak memaksakan diri untuk puasa bila sedang tidak sehat atau merasakan beberapa keluhan, seperti kelelahan atau lemas, demam, urine berwarna kuning pekat dan berbau tajam, sakit kepala, pingsan, dan rasa haus yang parah.
Itulah beberapa tips berpuasa untuk ibu menyusui agar tahan lapar, puasa lancar, dan menyusui lancar. Selamat berpuasa!